Ardi, seorang ayah biasa dengan gaji pas-pasan, ditinggalkan istrinya yang tak tahan hidup sederhana.
Yang tersisa hanyalah dirinya dan putri kecil yang sangat ia cintai, Naya.
Saat semua orang memandang rendah dirinya, sebuah suara asing tiba-tiba bergema di kepalanya:
[Ding! Sistem God Chef berhasil diaktifkan!]
[Paket Pemula terbuka Resep tingkat dewa: Bihun Daging Sapi Goreng!]
Sejak hari itu, hidup Ardi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hamei7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Berebut
Ardi menunjuk papan kecil tempat ia menempelkan kode QR.
Wanita berpayung itu mengeluarkan ponselnya, lalu beep transaksi berhasil.
Tak lama kemudian, Ardi menyerahkan segelas es kacang hijau dingin yang baru ia keluarkan dari kotak busa. Gelas plastiknya berembun, air dingin menetes ke tangannya.
Wanita itu terkejut.
Benar saja, musim panas harusnya minum yang dingin! Dia merasakan dingin dan segar dari gelas plastik es kacang hijau.
“Sedotannya sudah ada, silakan ambil sendiri,”
kata Ardi.
Wanita itu langsung menarik sedotan, menusukkannya ke gelas, lalu menghisap perlahan.
Slurp...
Matanya membesar.
“Wah! Enak banget!” katanya kaget.
“Rasanya jauh lebih segar dari yang saya bayangkan!”
Ia menyedot lagi, dua, tiga kali. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Bahkan keringat di dahinya hilang begitu saja.
Hanya dengan beberapa teguk, tubuhnya yang tadi kepanasan mendadak adem.
“Tidak, tidak! Setelah ini aku harus beli satu gelas lagi!” katanya antusias.
Awalnya, niatnya hanya beli minum sekadar pelepas dahaga sebelum naik kereta. Tapi sekarang, ia benar-benar ketagihan dengan rasa es kacang hijau buatan Ardi.
Dan harganya? Cuma Rp5.000 segelas!
Bandingkan dengan minuman boba atau es kopi susu yang rata-rata Rp20–30 ribu.
“Duh, rasanya kayak aku rugi besar baru tahu ada minuman seenak ini di sini!” batinnya.
Bukan cuma enak dan murah, tapi juga benar-benar bikin badan sejuk.
Apalagi, saat ia mendongak lagi… ia baru sadar kalau penjual muda di depannya ini Ardi ternyata ganteng banget!
Mengingat bagaimana tadi ia agak gugup waktu memindai QR, wajahnya tiba-tiba memerah.
“Ya ampun… kenapa aku bisa salah tingkah begitu?!”
Wanita itu akhirnya memuji keras-keras,
“Bang, es kacang hijau buatanmu enak banget!”
Pujian itu langsung menarik perhatian pejalan kaki lain.
Mereka tadinya tidak berniat jajan, tapi mendengar komentar itu dan melihat ekspresi puas si wanita, mereka jadi penasaran.
“Bos, saya juga mau satu gelas dong!”
“Ini beneran dingin, kan? Pas banget haus banget nih!”
“Aku juga mau coba!”
Dalam sekejap, tiga orang lain ikut memindai QR, lalu Ardi mengeluarkan tiga gelas lagi dari kotak busa.
Mereka buru-buru menusukkan sedotan, lalu…
Slurp!
“Waduh, enak banget ini!”
“Seger banget, tenggorokan langsung adem!”
“Gilak, jauh lebih enak dari es kopi susu kemarin!”
Ketiganya saling pandang, sama-sama terheran-heran.
Ternyata benar, tidak heran si wanita modis tadi sampai kalap minum dua gelas.
Es kacang hijau Ardi bukan cuma minuman jadul, tapi seperti punya sensasi khusus yang bikin haus hilang seketika.
“Eh, kok rasanya panas banget tadi… sekarang kayak lagi adem di bawah AC ya?” ujar salah seorang sambil mendongak ke langit.
Padahal matahari masih terik, suhu di aplikasi ponsel pun menunjukkan 32°C.
Tetapi setelah minum, tubuh mereka terasa ringan, bahkan perut yang tadinya malas makan kini malah lapar lagi.
Para pedagang di kios sekitar langsung resah.
Mereka ikut berteriak menawarkan dagangan, tapi pembeli malah makin fokus pada Ardi.
“Bang, selain es kacang hijau, jual apa lagi?” tanya salah satu pelanggan penasaran.
Wanita berpayung itu pun ikut menoleh. Meski baru saja makan, ia juga ingin tahu.
Ardi berpikir sejenak lalu menjawab,
“Saya juga ada menu mie goreng sapi. Mau coba?”
Mata pelanggan langsung berbinar.
“mie daging goreng sapi?! Wah, sudah lama banget nggak makan itu!”
“Bang, saya pesan satu porsi ya, yang pedes!”
“Saya juga mau dong, tambah banyak dagingnya!”
Ardi sempat terdiam.
Tadinya ia hanya berniat jualan es kacang hijau…
Tapi ternyata para pembeli ini malah minta makan besar juga!
Untung ia memang sudah menyiapkan bahan.
Ia menyalakan kompor, menuangkan minyak, dan dalam sekejap suara cesss! terdengar.
Aroma mie daging sapi yang ditumis dengan bawang putih langsung menyeruak, bercampur wangi kecap manis dan bumbu khas.
“Ya ampun… baunya bikin perut keroncongan!”
“Bang, cepet dong, nggak sabar nih!”
Orang-orang pun menelan ludah tak terkendali.
Keringat yang tadi mengucur kini tak terasa lagi, hanya tersisa rasa lapar dan penasaran menunggu masakan Ardi.
Wanita berpayung itu sampai tak tahan untuk buka suara duluan,
“Mas ganteng, berapa harga seporsi? Aku bayar duluan ya!”
Segera, yang lain pun berebut.
“Saya duluan yang bayar!”
“Eh, jelas-jelas saya yang lebih dulu scan QR!”
“Woi, antri dong, jangan nyerobot!”
Suasana di kios kecil Ardi pun semakin ramai, membuat pedagang di sebelahnya melongo tak percaya.
tapi untuk menu yang lain sejauh ini selalu sama kecuali MIE GORENG DAGING SAPInya yang sering berubah nama.
Itu saja dari saya thor sebagai pembaca ✌
Apakah memang dirubah?
Penggunaan kata-katanya bagus tidak terlalu formal mudah dipahami pembaca keren thor,
SEMAGAT TERUS BERKARYA.