AKU RAJANYA (I AM THE KING)
1.
Langit yang gelap makin terasa menusuk di sertai hujan. Awan hitam menggantung di mana mana.
Sudah berhari hari daratan wuxia di Landa hujan lebat berturut turut. Dingin sunyi dan lembab menyeruak menimbulkan kegelisahan.
Tidak ada terlihat tanda tanda hujan akan mereda.
Langit tetap gelap dan matahari enggan menampakkan diri. Kegelapan yang sangat menyiksa.
Menetap di rumah adalah pilihan satu satunya untuk seluruh rakyat, edaran dari kekaisaran sudah di sebarkan. "Tidak ada yang bolah berkeliaran tanpa kepentingan".
Sunyi dan menyeramkan.
Pepohonan yang terlihat di sekitar hutan terasa makin menyeramkan. Tinggi menjulang bak monster yang hendak menerkam.
Samar samar terdengar Isak tangis yang terdengar pilu.
"Kumohon...." Suara rintihan putus asa terus menerus terdengar.
"Bantu aku, kumohon!!" Suara kecil yang terdengar samar di antara derasnya hujan.
"Kumohon selamatkan ibuku.."
"Kumohon.."
Bocah yang terlihat sangat kurus, kecil dan terlihat lemah.
Terisak sambil terus memohon menatap pintu kuil di depannya.
Kuil kayu yang benar benar sudah tidak terjamah.
Lapuk, bau dan menjijikkan
Entah bagaimana dulu bisa ada kuil yang berdiri di tengah hutan yang penuh misteri ini.
_Dasar bocah lemah_
Suara decihan pelan terdengar dari dalam kuil.
Ehhh?
Siapa yang bicara? Bocah itu melihat sekeliling dengan wajah di penuhi rasa takut.
Hanya ada suara hujan yang terdengar sedari tadi..
Mungkin benar benar ada orang di dalam kuil itu?
"Kumohon bantu aku, bantu aku menyelamatkan ibuku!!."
Teriak bocah kecil itu yang merasakan secercah harapan.
"kumohon bantu aku.." isaknya lagi.
"Kenapa aku harus?" Sautan dari dalam kuil terdengar.
"Kau harus membantuku! Kau hanya bisa membantuku!" Teriak bocah kecil yang tengah bersimpuh di depan kuil.
Lama hanya terdengar tangisan dari bocah laki laki itu, tangisan yang makin di dengar kian menyayat hati .
"Sombong sekali" suara lirih dari dalam kuil terdengar mencemooh.
"Ku mohon bantu aku.. jika kau membantuku, kau akan bisa bebas dari kuil ini" bujuk bocah kecil itu.
Rintikan hujan disertai angin kencang membuat tubuhnya gemetar kedinginan.
Bagaimana pun, ia harus mendapatkan bantuan untuk ibunya.
Mengingat raut wajah ibunya yang tengah terbaring sakit di ranjang membuat dadanya kembali berdenyut.
"Bantu saja aku!! Kau tidak akan terus menetap di kuil kecil ini kan?" Teriak bocah kecil itu sambil gemetar.
"Kau pasti sudah bosan sendirian di kuil kan?" Ucap bocah itu sedikit memprovokasi.
Ia merasa takut dengan berbagai macam hal yang ia dengar tentang kuil iblis tersebut.
Cerita yang sudah menjadi legenda dari beberapa generasi tentang kebenaran kuil yang ia datangi.
"Kau bisa apa?"
Suara dingin menyaut dari dalam kuil.
Dingin yang menusuk tubuh, keberanian yang di kumpulkan bocah laki laki itu seakan langsung sirna begitu saja.
Bocah itu gemetar tak terkendali.
wajah nya pucat pasi antara takut dan kedinginan.
Ia sudah memantapkan dirinya bahkan jika datang ke kuil iblis ini, ia tidak akan bisa pulang dalan keadaan hidup.
"Aku, aku.." suaranya terbata gemetar di seluruh badan.
Tubuhnya yang bersimpuh di lantai kayu kuil lusuh itu serasa akan tergeletak lemas.
"Apa yang kau mau" suara dingin kembali menusuk dari dalam kuil..
"it, itu,, Ituu,," bocah kecil itu tergagap beberapa kali hingga memaksakan berbicara dengan susah payah.
"Kumohon.."
"Selamatkan ibuku." ucapnya dengan sekali tarikan nafas.
"Selamatkan ibuku dari tempat terkutuk itu." ucapnya mengulang lagi setelah berhasil mengumpulkan keberanian.
"Hanya itu?" tanya suara dari dalam kuil.
"Iyaa!! Kumohon bawa ibuku pergi dari tempat itu.. Kumohon.. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa." jawab bocah di depan kuil setengah memohon.
"Aku punya banyak emas dan perak, aku menyimpan banyak batu permata, ada batu energi juga." sambung bocah itu lagi.
Tidak ada jawaban dari dalam kuil.
Sangat sunyi.
"Aku juga punya banyak tanaman obat langka. Aku sungguh punya banyak harta yang ku sembunyikan." bujuk bocah kecil itu lagi. Bagaimana pun, ia harus membujuk orang di dalam kuil agar mau memberinya batuan.
"Jika kau membantuku, semuanya akan menjadi milikmu." kata bocah itu pada akhirnya.
Ia merasa frustasi karena tidak ada jawaban dari dalam kuil.
Bagaimana pun, ia sudah mengumpulkan seluruh keberanian yang pernah ia miliki seumur hidup untuk datang ke kuil ini.
"Tidak butuh." jawaban singkat dan padat
Bocah itu terperangah mendengar jawaban menusuk dari dalam kuil.
Ia termenung sebentar untuk memastikan bagaimana harus membujuk orang di dalam kuil agar mau memberinya bantuan.
"Lalu apa? Aku akan melakukan apapun.!" ucap bocah kecil itu kemudian.
"Aku mau tubuhmu" suara dingin menusuk telinganya.
Bocah kecil itu terkesiap, tubuhnya menegang seketika.
Ia termenung dengan Pikirannya melayang ke sana kemari.
Tubuhnya? Nyawanya? Atau dirinya sendiri?
Bocah itu kebingungan di dalam pikirannya sendiri.
Ia lalu bertanya dengan sedikit gugup.
"Untuk apa?"
Sunyi beberapa saat, suara gemericik hujan membuat suasana makin mencekam.
"Tapi untuk apa tubuhku?" tanya bocah itu sekali lagi.
Tidak ada jawaban dari dalam kuil.
Bocah itu memberanikan diri merangkak mendekati pintu kuil yang terlihat sudah tidak kokoh lagi.
Pintu kuil yang nampak akan hancur hanya dengan sedikit di pukul itu ternyata mampu mengurung sosok yang sangat kuat di dalamnya.
Dari dekat, bocah itu dapat melihat ada pola pola aneh yang melingkari kedua daun pintu kuil tersebut.
Dari goresan besar hingga detail kecil yang teramat rumit.
Itu jelas semacam segel kuno yang belum pernah ia lihat.
Bocah itu dengan gemetar makin mendekat untuk menyentuh daun pintu tersebut.
Ia ingin memastikan goresan itu menggunakan tinta jenis apa agar bisa bertahan ribuan tahun.
Goresan gelap dengan beberapa titik yang menggumpal itu membuat nya bisa mengambil kesimpulan.
Jelas pola segel ini di buat dengan terburu buru dan secepat mungkin.
Tidak ada detail rapi tersusun di dalamnya, hanya ada goresan kasar di setiap bentuk.
Ia mencoba mencium bau goresan itu di antara bau lembab pintu kayu yang sudah di tumbuhi lumut.
"Itu darah." ia berkata dengan mata melotot tak percaya.
Dari sekian banyak pengetahuan yang ia pelajari tentang segel dan semacamnya.
Segel untuk segala makhluk yang memiliki wujud bisa di buat menggunakan kertas kuning dan cinnabar, tinta merah yang bisa memberikan perlindungan dari hal buruk.
Jika dalam keadaan khusus pengguna yang sudah berpengalaman dapat menggambar segel langsung di berbagai objek menggunakan cinnabar.
Ia juga pernah membaca buku tentang beberapa segel kuno yang di gambar dengan tinta merah tersebut.
Jika segel ini bukan di gambar menggunakan cinnabar melainkan darah manusia langsung.
Bisa di pastikan bahwa yang tersegel di dalam kuil tersebut adalah, entitas yang tidak memiliki wujud.
Belum sempat bocah itu menguasai dirinya, suara dari dalam kuil membuatnya bergidik.
"aku tidak memiliki tubuh."
.
.
_TOLONG BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_
*.*
_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments