wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sedikit demi sedikit akan terungkap
"atau apa, mau bunuh saya!" teriaknya berdiri menatap tajam Bima, meski tubuh dan kakinya bergetar.
Bima Tiba-tiba tersadar dengan apa yang ia lakukan, wajahnya sekarang terlihat bersalah.
"Athera maaf kan saya," ucapnya ingin
menyentuh pipi Athera yang kebas, Athera menepis tangan Bima.
"jangan berani-berani menyentuh saya, maaf anda tidak berlaku untuk saya," katanya dengan tegas, ia pergi ke kamarnya, setelah menutup pintu tatapannya yang tegas berubah menjadi sendu, tangannya bergetar hebat, ia menelungkupkan wajahnya di bantal.
ia menangis sejadi-jadinya tanpa menimbulkan suara sampai luar kamar.
Bima menampar dirinya sendiri berkali-kali, "kenapa, kenapa aku tidak bisa berubah," gumamnya pada dirinya sendiri, ia melihat ke arah pintu kamar Athera dengan sendu.
Tes
Satu air mata mengalir di pipinya, ia mengusapnya dengan kasar dan masuk ke kamarnya, ia mengambil buku yang selalu bisa membuatnya tenang.
Ia membacanya, seulas senyum terbit di bibirnya, "untunglah kamu meninggalkan kenangan yang begitu indah, dan mampu mengurangi rinduku terhadapmu," gumamnya memeluk buku dengan cover berwarna putih tulang.
sedangkan di kamar Athera, ia juga membuka sebuah buku tebal, buku diary Anya, ia membukanya dengan tangan bergetar, tangisnya tak kunjung berhenti, dirinya malah semakin terisak.
di lembar pertama, di beri judul.
'pria yang ku kagumi'
Hari pertamaku ke kampus begitu indah, dan aku tak menyangka akan menemukannya secepat ini, tapi yang tak pernah terpikirkan oleh ku adalah, aku menganggumi seorang pria dengan tubuh atletis dan kacamata yang bertender di pangkal hidungnya.
Dia tampan dan manis, tapi sayang, dia jarang tersenyum, ini hanya sekedar kagum, aku juga tak berharap akan ada di hidup pria itu Bima sundraka~
"kamu begitu mengangguminya dan masuk dalam hidupnya, apa yang kamu kagum kan darinya, dia bahkan sangat mudah main tangan, sejak mengenalnya kamu bahkan mati dengam tragis," gumamnya pelan, mengelap air matanya dan lanjut membacanya.
di lembar kedua berjudul.
'menjadi pacar Bima sundraka'
Baru 5 bulan aku kuliah, dan sering bertegur sapa dengan Bima, tapi siapa sangka, ia menembak ku dengan cara... yang unik.
dia mengajakku ke sebuah taman, dan berlutut di depanku dengan bunga liliy di tangan-Nya, hari itu begitu menyenangkan, aku sangat bahagia.
waktu rasanya begitu cepat bila bersamanya.
di lembar ketiga.
'hubungan yang aneh'
Aku tahu setiap orang pacaran pasti di antar jemput oleh pacaranya, tapi Bima tidak, sejak pacaran ia tak lagi menjemputku seperti sebelumnya.
waktunya juga ia habiskan hanya dengan teman-temannya, terkadang aku sangat ingin bertanya, apa tak ada waktu untukku walau hanya 5 menit saja?.
tapi karena aku tak mau membuat Bima marah, akhirnya bila rindu padanya, aku terpaksa pergi ke club, jujur saja aku tak suka berasap disana, apalagi meneer selalu menatapku dengan tatapan aneh.
di lembar ke empat.
'pesta orang tidak waras!'
Bagian ini sobek hanya tertera judulnya saja, begitupun dengan lembar berikutnya, tapi tanpa judul.
"siapa yang merobek lembar buku ini," gumamnya, Athera waktu itu menemukan diary Anya saat semua barangnya di bakar oleh om Sudarso tanpa sepengetahuan tante maya.
"sedikit demi sedikit akan terungkap kak," ujarnya dengan tekad yang kuat.
siang itu Athera mengurangi dirinya di kamar, sedangkan Bima duduk di sofa, dan beberapa kali matanya terus melirik pintu kamar Athera, "ck, kenapa, kenapa harus kambuh sekarang," omelnya pada dirinya sendiri.
Ia menghubungi nomer Sandra.
Bima: hallo Sandra.
Sandra: iya Pak, ada apa ya, tugas saya belum
pak, bisa minta waktu lebih.
Bima: saya tidak tagih tugas kamu, saya cuman mau tanya, Athera suka apa aja?
Sandra: ooh kirain mau nagih tugas heheh,bagian apa pak, makanan,minuman atau apa?
Bima: yang bikin dia ngak marah sama saya lagi.
Sandra: ooh bapak lagi marahan ya, biasanya sih makanan.
Bima: ooh oke.
setelah mengetahui makanan apa yang di sukai Athera, Bima pergi ke super market untuk belanja, ia mulai memilih bahan-bahan yang di masak disana.
Sedangkan Athera tertidur lelap setelah lelah menangis.
Bima pulang dengan menenteng belanjaanya.
sampainya di apartemen ia mulai memasak, ia memasak semuanya dengan hati-hati dan mencicipi rasanya.
3 jam Bima habiskan untuk memasak makanan kesukaan Athera, Bima bisa saja membelinya di tempat Athera suka makan, sesuai request dari Sandra, tapi ia berniat memasaknya sendiri dan meminta maaf.
sedangkan Athera bangun dari tidurnya tapi bengong sebentar.
readers ada yang sama ngak, setelah bangun tidur bengong dulu 😅.
dan akhirnya Athera pergi ke kamar mandi untuk mandi, selesai mandi ia bersiap-siap, dirinya akan pulang ke rumah Magadan.
Athera ke luar dari kamarnya, tatapannya datar melihat Bima yang menata piring di meja.
Sedangkan Bima tersenyum, "Athera... " Athera tak memperdulikannya ia berjalan melewati Bima.
Bima segera menghadang Athera di depan pintu, "mau kemana kamu, saya masak makanan kesukaan kamu sebagai_"
"ngak perlu repot-repot, saya akan pulang kerumah, di panggil om," alibinya.
Bima menatap pipi Athera yang tidak terlihat ungu, "pipi kamu_"
"saya tutupin pakai cream,om dan tante ngak akan tahu," ujarnya menyingkirkan Bima, yang masih betah menghadang jalannya.
"saya ikut yah, sekalian makanan itu_"
"ngak perlu, ini hanya perbincangan keluarga Magadan, jadi bapak ngak usah ikut," ucapnya meninggalkan Bima.
Bima terpaku dengan panggilan Athera, "bapak?" gumamnya dan menoleh ke pintu yang sudah di tutup.
Athera memesan taksi, tujuannya bukanlah ke rumah keluarga Magadan melainkan bertemu dengan seseorang yang ia yakini tahu kejadian Na'as 8 tahun lalu.
"pak antar saya ke jalan xxxx" ucapnya, dirinya melihat keluar jendela, dimana banyak gedung-gedung tinggi, dan orang-orang yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.
"siapa meneer itu, apa dia juga terlibat,gue yakin dia ada hubungannya sama kematian Anya" batinnya, sangat yakin, apalagi namanya ada di diary Anya.
Athera sama sekali tak sadar ada dinda di dekatnya yang juga menggunakan taksi untuk pulang.
"Athera!" panggil Dinda membuka jendela mobil.
Athera segera sadar dari lamunanya, ia melihat dinda melambaikan tangan.
"tunggu gue," katanya, ia turun dari mobil taksi itu setelah membayarnya, dan pindah ke taksi yang di tumpangi Athera.
"pak nanti saya bayar yah," ujarnya.
"Athera lo inget gue kan, gue juga ada di acara seniman yang namanya meneer itu," ucapnya dengan tersenyum.
"lo disana?" tanyanya,Dinda mengangguk, Athera terlalu fokus pada meneer, hingga tak sadar ada Dinda disana.
"lo... datang sama pak Bima, lo pacaran ya, sama pak Bima?" tanya Dinda.
"ngak," jawabnya.
"terus lo siapanya kok sama keluarganya?" tanya Dinda.
Athera tak langsung menjawab, "Nessa gimana kabarnya?" tanya balik Athera mengalihkan perhatian Dinda.
"sejak Nessa berada di panggung itu, sampai sekarang, dia ngak pernah ngabarin gue, pesan gue juga ngak di bales," katanya menunjukkan pesannya pada Athera.
"lo lihat ngak, Nessa kayak nahan sakit?" tanya Athera, Dinda membulatkan matanya.
"iya, gue lihat, gue pikir cuman gue aja yang sadar," katanya, "btw, lo mau kemana?" tanya Dinda.
"gue mau ke_"
Think.
"eh Nessa bales chat gue," serunya.
Nessa
Temuin gue di bawah jembatan.
"ngapain Nessa minta gue ke jembatan?" tanya Dinda menunjukkan pesannya pada Athera.
Athera akan menjawab, tapi ia sadar jalan ini bukan menuju tempat yang ia minta.
"pak, bapak salah jalan," ucapnya tapi tak di gubris.
Mereka menuju jalan sepi dan ini menuju ke bawah jembatan.
Dinda menarik masker pria itu dengan kuat, Dinda terkejut melihat wajah pria yang mengemudikan taksi ini.
Tak terkecuali Athera.
"lo bukannya... "
readers, ada yang tahu itu siapa? ayo tebak?
Mohon dukungannya dengan like, vote, dan bintang limanya 🙏🤗