Menggapai Cinta " Maaf Istriku Nakal Sekali."

Tamu undangan sudah saling melirik ketika mereka belum melihat mempelai wanita berdiri di sebelah mempelai pria.

Apalagi wajah Arthur yang tampak tidak bersahabat sejak tadi.

Keluarga Wijaya mulai mempertanyakan keberadaan pengantin wanita kepada Sartika dan Baskara,namun kedua orang itu hanya mananggapi dengan kaku kemudian mencoba tersenyum santai.

Padahal di dalam hati mereka, mereka sudah mengutuk Mawar beserta Ibunya yang suka membuat onar.

"Saya tidak akan diam saja jika keluarga Wijaya sampai kehilangan muka hari ini,Nyonya Sartika."

Lila Wijaya,Menantu pertama keluarga Wijaya,yang juga merupakan Ibu kandung Arthur Wijaya, saat ini menatap Sartika dan Baskara dengan penuh peringatan.

"Sejak awal saya memang tidak menyukai keturunan Anda menjalin hubungan dengan Putra saya,tetapi kebahagiaan Putra saya tetaplah yang paling utama.Namun jika hari ini saya melihat keturunan Anda berani mempermalukan kami, maka jangan harap saya akan mentolerir kalian lagi."

Belum juga Sartika dan Baskara dapat merespon ucapan Lila,kini wanita karir itu kembali memperingati mereka dengan tegas.

"Saya pastikan itu tidak akan terjadi,Besan.Pernikahan ini akan berjalan sebagaimana mestinya,dan Anda beserta keluarga besar Wijaya tidak akan malu."

Meski sangat merasa tersinggung dan keberatan,tetapi Baskara tidak memiliki pilihan lain,selain membungkuk dengan penum hormat kepada Lila.

Namun di dalam hati Baskara sudah bersumpah serapah.

"Tunggu dan lihat apa yang akan ku lakukan ketika pernikahan ini selesai.Aku akan membuat kau dan seluruh keluarga mu,tidak dapat lepas dari bawah kendali ku.Siapa suruh Putra mu sangat menyukai Putri ku ,Alea."

Tetapi raut wajah Baskara tetap menampilkan kerendahan hati nya.

"Anda dapat yakin Nyonya,Mungkin ada sesuatu yang menghalangi perjalanan mereka.Anda dapat melihat jika menantu dan kedua cucu laki-laki saya juga belum hadir disini.Jadi tenang saja."

Pada saat ini Sartika juga angkat bicara.Meski status keluarga Paramitha lebih rendah di bandingkan dengan keluarga Wijaya,tetapi Sartika adalah Ibu Pemimpin yang sudah banyak memakan asam dan garam di sepanjang perjalanan hidupnya.

Dengan Sartika angkat bicara ,Lila menjadi tenang.Dia sangat takut jika pernikahan ini menjadi titik awal yang dapat di gunakan oleh cabang kedua untuk menekan mereka.

Apalagi cabang kedua mulai resah setelah Arthur sukses menggarap Proyek Pembangunan Villa mewah di sebuah pedesaan, yang di gadang-gadang akan menjadi destinasi wisata yang meriah nantinya.

Lila tidak ingin semua itu menjadi titik kehancuran Arthur.

Inilah kehidupan di dunia kaya, kita harus selalu waspada terhadap keluarga sendiri.Karna kita tidak akan tau kapan dan bagaimana kita akan menjadi tumbal keluarga sendiri.

Namun kekacauan itu sama sekali tidak mengusik seorang Mawar.

Saat ini dia tengah dibantu oleh seorang Desainer untuk mengenakan gaun pernikahan mewah yang menjadi pilihan Alea dan Arthur sebelum nya.

Namun ada satu kendala yang membuat si Perancang menjadi ragu-ragu.

"Kau malah terlihat seperti jalang penggoda saat ini."

Camelia adalah nama Desainer itu.Camelia merupakan teman dekat wanita satu-satu nya yang dimiliki oleh Arthur.Karna itu dia diminta langsung oleh Arthur untuk membuatkan gaun pernikahan yang mewah dan megah untuk Alea.

Lalu gaun itu di rancang sesuai dengan keinginan si pemakai,nantinya.

Dan tentu saja gaun pernikahan yang di dominasi dengan warna putih,yang bertahtakan ribuan berlian kecil itu sangat cantik dan anggun jika di kenakan oleh Alea.

Namun saat ini gaun itu sudah berganti pengguna nya,gaun yang tadi nya terlihat indah dan sakral berubah menjadi sexy dan panas di tubuh Mawar.

Bagaimana tidak?

Gaun dengan tema A-Line ini berfokus pada detail terbuka pada bagian dada,karna Alea beralasan bokong nya kurang montok jika harus terbuka di bagian belakangnya.

Alea mengaku lebih percaya diri untuk mengekspose bagian dada nya,sehingga mereka memilih model ini.Meskipun pemilihan ini dengan resiko Arthur yang mendiami nya selama satu bulan penuh.

Namun Alea tetap kekeh,hingga akhirnya Arthur mengalah.Tetapi Arthur menekankan kepada Camelia agar menambahkan renda pada bagian dada gaun tersebut,agar tidak terlalu terbuka.

Dan demi sahabat nya tidak kecewa,Camelia pun menyanggupinya.Tetapi sekarang gaun itu menjadi kehilangan ke eleganan nya karna Mawar.

Dada nya yang besar, membuat cup pada gaun tidak dapat menampung keseluruhan dadanya meski kain renda telah di tambahkan.

Lalu ada pula pada bagian bokong yang sangat di takuti oleh Alea, kini kembali dirusak oleh tubuh nya Mawar.Bokong nya yang bulat dan padat tampak akan merobek bagian belakang gaun itu.

Camelia menggelengkan kepala nya ketika banyak pria akan mimisan melihat pengantin wanita hari ini.

"Jika aku nilai dari tubuh mu,kau seperti nya masih 'bersih' ,dan yah ! Sebagai wanita aku sangat iri dengan bentuk tubuh mu.Hanya saja warna kulit mu ini..?"

"Kita akan terlambat jika Anda mengoceh terus Nona. Lakukan apa yang perlu Anda lakukan,dan sisa nya serahkan kepada saya. Jangan sampai tindakan Anda ini membuat saya kehilangan sepuluh Triliun lebih,Uang saya."

Mawar berkata dengan dingin.Tangan nya yang sudah di tutupi sarung tangan tengah sibuk mengetik pada ponsel pintarnya.

"Ku harap Arthur akan baik-baik saja.Pengganti pengantin nya ini tampak nya memiliki bakat menggoda para pria walau hanya diam berdiri."

Keluh Camelia di dalam hatinya.

Dia benar-benar tidak menyangka jika tubuh Mawar sangat lah menggairahkan di balik hoodie kebesaran yang di gunakan nya tadi.

Setelah selesai mendandani Mawar,iring-iringan itu pun berangkat.

♧♧♧♧♧♧

Brakkk

Pintu ruang tunggu di buka dengan kasar oleh Arthur.Kelan yang duduk dengan cemas di ruangan itu begitu terkejut melihat nya.

"Tuan Muda..."

Kelan berdiri ketika dia melihat Arthur masuk dengan nafas memburu.

"Dimana Putri dari keluarga Paramitha itu,Arthur?"

Tanya Armand dengan dingin.Ayah dari Arthur itu rupanya mengikuti nya masuk ke ruang tunggu.

"Dia tidak sedang bermain petak umpet kan? Atau mereka memiliki persyaratan yang sangat keterlaluan,sehingga ada permainan seperti ini?"

Lagi Ayah nya mencecar Arthur dengan pertanyaan.

"Haruskah aku meminta keponakan ku untuk menjadi pengantin sementara nya,Kakak? Lagi pula kita semua mengetahui betapa keponakan ku,Cleo sangat menyukai Arthur."

Tanpa diundang,Paman bungsu Arthur, Maulana Wijaya datang ke ruangan tunggu milik Arthur.

"Jangan memperkeruh suasana Maul."

Armand memperingati Maulana dengan tajam.Mata nya menatap Maulana dengan tatapan mematikan.

Bukan nya Armand tidak paham apa yang dimaksud oleh adik nya ini.Tetapi Armand tidak ingin ada keributan di pesta pernikahan Putra semata wayang nya.

Arthur yang sudah dalam suasana hati yang buruk,semakin bertambah buruk ketika melihat kedua saudara kandung ini beradu argument di depan nya.

"Aku sedang tidak ingin di ganggu,Ayah ,Paman.Jadi aku mohon tinggal kan aku sendiri."

Kata nya dengan nada yang sangat dingin.Mood nya benar-bebar rusak karna anak liar itu.

Karna tidak ingin menjadi pusat perhatian,Armand segera membawa adik nya keluar dari ruang tunggu Arthur.

"Tuan Muda.."

Begitu kedua majikan besarnya keluar dari ruangan itu,Kelan mendekat dan mengatakan sesuatu kepada Arthur.

"Mereka sudah sampai dan saat ini sedang menuju kemari menggukan lift.Saya sudah meminta Raka untuk membawa nya kemari."

Penjelasan Kelan membuat sedikit amarah Arthur mereda,namun amarah nya masih sangat jauh dari kata berkurang.

"Kau sudah menyiapkan surat perjanjian nya yang baru?" tanya Arthur dengan dingin.

"Sudah Tuan Muda."

Arthur mengangguk dan memasukkan tangan nya kedalam saku celana nya.

'Akhirnya..' pikirnya dengan kejam.

♧♧♧♧♧♧

Aula pernikahan tampak hening ketika sang mempelai wanita memasuki aula pernikahan.Dan seperti yang di duga oleh Camelia, aura yang di bawa oleh Mawar bukan lah aura pengantin cantik yang anggung,namun penuh dengan sensualitas dan godaan.

Kulit nya yang kecoklatan terlihat bertolak belakang dengan warna gaun yang didominasi putih,namun entah mengapa hal itu malah menjadi daya tarik nya.

Apalagi body goals yang yang membuat para wanita meratap karna iri,membuat Mawar menjadi pengantin tersexy di abad ini.

Mata Arthur menatap tajam kearah setiap langkah yang diambil oleh Mawar.Dan mata nya juga menatap para pria yang sudah meneteskan air liur mereka ketika melihat Mawar.

"Kau cukup berbakat menjadi jalang rupanya.Lihatlah para pria yang ada di sekeliling mu,mereka menatap mu penuh dengan rasa lapar."

Kalimat penuh penghinaan Arthur ucapkan begitu Mawar berdiri di sisi nya.

Melalui kerudung pengantin yang menutupi wajah nya,Mawar tersenyum tipis dan menanggapi dengan tenang.

"Saya sangat senang atas penilain Anda,Tuan Muda."

Suara Mawar sangat lembut dan lirih,namun masih dapat di dengar oleh Arthur.

Sial.

Arthur sangat kesal karna dia merasa seperti baru saja meninju kapas.

Cih.

Arthur memfokuskan perhatian nya kearah depan,pernikahan mereka yang sudah sempat di tunda tadi,segera di mulai.

Sepanjang seluruh proses nya kepala Arthur terasa berdengung hebat,pernikahan impian nya kini harus dikubur karna wanita di sebelah nya bukan lah wanita pilihan nya.

Suasana hati nya yang buruk sama sekali tidak berpengaruh kepada Mawar.Dia yang biasanya jarang tersenyum,kini tersenyum cerah ketika mengingat nominal angka yang masuk kedalam rekening nya.

"Dunia orang kaya memang beda."

Katanya dengan nada yang riang.Bahkan proses pernikahan yang rumit sama sekali tidak menjadi masalah padanya.

Dan hari ini merupakan hari dimana Mawar akan menyesali semua keputusan yang di buatnya seumur hidup.Karna tanpa disadari nya,sebuah rantai tak kasat mata telah menahan nya secara perlahan-lahan.

Dan rantai tak kasat mata itu bernama...,

Mawar Wijaya.