NovelToon NovelToon
Regresi Sang Raja Animasi

Regresi Sang Raja Animasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjadi Pengusaha / Bepergian untuk menjadi kaya / Time Travel / Mengubah Takdir / Romantis / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chal30

Kael Ardhana, animator berusia 36 tahun yang hidupnya hancur karena kegagalan industri, tiba-tiba terbangun di tubuhnya saat berusia 18 tahun… di tahun 1991. Dengan seluruh pengetahuan masa depan di tangannya, Kael bertekad membangun industri animasi lokal dari nol, dimulai dari sebuah garasi sempit, selembar kertas sketsa, dan mimpi gila.

Tapi jalan menuju puncak bukan sekadar soal kreativitas. Ia harus menghadapi dunia yang belum siap, persaingan asing, politik industri, dan masa lalunya sendiri.
Bisakah seorang pria dari masa depan benar-benar mengubah sejarah… atau justru tenggelam untuk kedua kalinya?

Yuk ikutin perjalanan Kael bersama-sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chal30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Keesokan harinya, Kael dan Rendra datang ke kantor Miles Productions dengan persiapan mental untuk konfrontasi. Kali ini atmosfer pertemuan sangat berbeda dari pertemuan sebelumnya yang friendly dan kolaboratif.

Pak Darmawan duduk di seberang meja dengan dua orang yang Kael belum pernah lihat sebelumnya, keduanya dalam jas yang formal dan ekspresi yang dingin.

"Mas Kael, terima kasih sudah datang dengan cepat. Ini adalah Pak Hendro, CFO kami, dan Bu Sinta, kepala legal kami," ucap Pak Darmawan dengan nada yang lebih formal dan kurang hangat dari biasanya.

Kael mengangguk sopan tapi gak tersenyum. "Pak Darmawan, kami datang karena kekhawatiran serius tentang perubahan ketentuan yang diusulkan. Kami udah setuju dengan budget dan timeline tertentu. Mengubah budget di tahap ini tanpa menyesuaikan timeline atau cakupan adalah tidak adil dan gak profesional."

Pak Hendro, pria gemuk dengan wajah yang keras, langsung masuk dengan nada yang merendahkan. "Mas Kael, bisnis itu dinamis. Kondisi berubah. Kami mengharapkan partner kami untuk bisa flexible dan dapat beradaptasi, bukan kaku dengan angka yang udah disebut sebelumnya."

"Flexibility adalah satu hal. Eksploitasi adalah hal yang lain," balas Kael dengan tenang tapi tegas, matanya menatap Pak Hendro tanpa berkedip. "Mengurangi budget dua puluh persen tanpa menyesuaikan hasil yang dapat disampaikan atau timeline adalah meminta kami untuk kerja dengan kehilangann atau dengan mengorbankan kualitas. Kami gak akan lakukan keduanya."

Bu Sinta membuka folder dengan dokumen legal yang tebal. "Secara teknis, kontrak belum ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jadi ini masih dalam tahap negosiasi. Kami punya hak untuk menyesuaikan istilah sebelum finalisasi."

"Betul. Dan kami juga punya hak untuk pergi menjauh kalau term yang ditawarkan gak wajar," sahut Rendra dengan diplomatis tapi tegas, tangannya sudah siap dengan dokumen counter argumen yang mereka siapkan semalam.

Pak Darmawan mengangkat tangan untuk meredakan tensi yang mulai meningkat. "Guys, mari kita gak jadikan ini jadi bersifat bermusuhan. Kita semua mau projek ini sukses. Mungkin kita bisa cari jalan tengah?"

"Jalan tengah seperti apa yang Bapak usulkan?" tanya Kael dengan nada yang sedikit lebih lunak, bersedia untuk dengerin proposal wajar.

"Bagaimana kalau kita potong budget jadi empat ratus lima puluh juta, bukan empat ratus. Dan kami sesuaikan garis waktu jadi sebelas bulan bukan sepuluh, kasih kalian ruang bernapas ekstra. Plus kami berkomitmen untuk bonus performa kalau film hit target box office tertentu," usul Pak Darmawan dengan compromise yang mulai kedengeran lebih fair.

Kael dan Rendra saling pandang, melakukan perhitungan diam-diam. Empat ratus lima puluh juta dengan sebelas bulan timeline adalah lebih dapat dikelola, meskipun masih bukan ideal.

"Bonus performanya berapa dan ambangnya apa?" tanya Rendra dengan detail pertanyaan berorientasi.

"Kalau film gross lebih dari lima miliar rupiah di box office dalam tiga bulan pertama, Studio Garasi dapat bonus lima puluh juta. Kalau lebih dari sepuluh miliar, bonus naik jadi seratus juta," jelas Bu Sinta sambil baca dokumen dengan perhitungan detail.

"Dan bagaimana kami bisa verifikasi angka box office yang dilaporkan? Kami mau transparansi audit untuk pastikan gak ada bisnis yang lucu dengan pelaporan," tanya Kael dengan skeptis, gak mau terjebak dalam deal yang bisa dimanipulasi.

"Fair. Kami bisa klausa penyertaan untuk audit pihak ketiga kalau Studio Garasi request," jawab Pak Darmawan dengan perjanjian yang menunjukkan mereka bersedia untuk bernegosiasi dengan itikad baik.

Setelah dua jam diskusi yang intens dengan banyak bolak-balik, mereka akhirnya mencapai kesepakatan yang direvisi. Empat ratus lima puluh juta budget, sebelas bulan timeline, performance bonus dengan audit transparansi, dan beberapa penyesuaian minor lain yang melindungi kepentingan Studio Garasi tanpa jadi terlalu membebani untuk Miles Productions.

"Deal. Kami akan meninjau kontrak yang direvisi dan kalau semuanya cocok dengan apa yang kita diskusikan hari ini, kami akan tanda tangan," ucap Kael sambil berjabat tangan dengan Pak Darmawan untuk segel perjanjian revisi.

Keluar dari gedung Miles Productions, Kael merasa lelah secara mental meskipun meeting cuma dua jam. "Gue benci politik dan bermain game dalam bisnis. Gue cuma pengen buat karya bagus tanpa harus terus menerus bertarung untuk projek studio dari eksploitasi."

"Sayangnya, semakin besar kita jadi, semakin banyak politik yang harus kita navigasi. Itu adalah realitas yang gak menyenangkan tapi tidak dapat dihindari," balas Rendra dengan kebijaksanaan pragmatis, tangannya menepuk bahu Kael dengan simpati.

"Gue tau. Gue cuma berharap bisa fokus ke keahlian tanpa selingan dari omong kosong bisnis," ucap Kael dengan lelah sambil mereka berjalan ke parkiran untuk ambil mobil rental.

Di perjalanan balik ke studio, handphone Kael berdering dengan call dari Dimas. Dia angkat dengan perasaan cemas tentang apa yang akan Dimas katakan.

"Kael, gue udah mutusin," ucap Dimas dengan suara yang tenang tapi ada kesedihan yang jelas terdengar di baliknya.

Kael merasa jantungnya berhenti sejenak. "Dan?"

"Gue mau ambil tawaran Studio Ghibli."

Hening sejenak.

Kael tau ini adalah kemungkinan yang besar, tapi mendengarnya secara official tetap terasa seperti tamparan langsung.

"Oke. Gue respek keputusan lu, Mas. Kapan lu mulai?" tanya Kael dengan suara yang stabil meskipun dia merasa seperti mau nangis.

"Mereka mau gue mulai awal bulan depan. Itu artinya gue cuma punya dua minggu lagi di Studio Garasi. Gue akan gunain waktu itu untuk latih Agus seintensif mungkin dan setup semua sistem supaya transisi smooth," jelas Dimas dengan nada yang penuh rasa bersalah.

"Dua minggu..." gumam Kael sambil mencoba proses timeline yang terlalu cepat ini. "Oke. Kita akan buat dua minggu. Dan Mas Dimas, gue serius, gue bangga sama lu. Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Jangan pernah merasa bersalah tentang ambil kesempatan yang lu layak."

"Terima kasih, Kael. Terima kasih untuk semuanya. Kalian adalah reason kenapa gue bisa sampai ke level ini. Studio Garasi akan selalu jadi rumah untuk gue, apa pun di mana gue secara fisik berada," ucap Dimas dengan suara yang bergetar, jelas emosional.

Setelah call selesai, Kael duduk diam di kursi penumpang dengan pandangan kosong ke depan. Rendra yang nyetir gak bilang apa-apa, memberi Kael ruang untuk proses.

Akhirnya Kael berbicara dengan suara yang pelan. "Dia ambil tawaran itu."

"Gue denger. Bagaimana perasaanmu??"

"Sedih, bangga, takut. Semua sekaligus," jawab Kael dengan jujur, tangannya menutupi wajahnya dengan lelah.

"Valid. Semua perasaan itu valid."

Mereka sampai di studio untuk menemukan seluruh tim sudah berkumpul, dengan jelas udah denger news dari Dimas. Suasana muram tapi ada juga rasa perayaan yang berkonflik.

"Kita harus merayakan untuk Mas Dimas! Ini adalah pencapaian yang gila!" seru Budi dengan antusiasme yang dipaksa tapi tulus.

"Setuju. Kita mengadakan pesta perpisahan yang sesuai. Tapi juga, kita harus realistis tentang tantangan yang akan kita hadapi dengan kehilangan dia," tambah Rani dengan keseimbangan antara perayaan dan pragmatisme.

Dua minggu berikutnya berlalu dengan cepat yang brutal. Dimas bekerja lembur untuk latih Agus, dokumen semua process dan alur kerja, dan pastikan ada kontinuitas dalam leadership animasi departemen.

Ada momen-momen emosional, tawa bercampur air mata, kenangan lama dibahas dengan nostalgia, masa depan dibahas dengan harapan dan kecemasan.

Dan kemudian, terlalu cepat, kedatangan hari terakhir Dimas di Studio Garasi. Mereka mengadakan pesta kecil di studio dengan makanan favorit Dimas dan tayangan slide foto dari perjalanan mereka dari garasi kecil sampai sekarang.

"Gue mau bilang sesuatu," ucap Dimas sambil berdiri dengan gelas di tangan, suaranya bergetar dengan emotion. "Kalian adalah keluarga yang gue pilih. Studio Garasi adalah tempat di mana gue belajar bukan cuma tentang animasi, tapi tentang persahabatan, loyalitas, dan apa artinya benar-benar peduli tentang keahlian lu. Kael, lu adalah leader terbaik yang bisa gue minta. Rani, lu adalah inspirasi dengan dedikasi dan talent lu. Budi, Arman, Agus, Sari, Rendra, kalian semua adalah alasan kenapa gue akan selalu menghargai waktu gue di sini. Studio Ghibli adalah mimpi, tapi kalian adalah keluarga. Dan keluarga selamanya."

Tidak ada yang bisa tahan air mata mereka. Bahkan Kael yang coba menjadi kuat akhirnya breakdown, memeluk Dimas dengan erat sambil bisik "Terima kasih atas segalanya. Ayo tunjukkan pada mereka apa yang bisa dilakukan animator Indonesia.."

Dan esok harinya, Dimas hilang. Studio terasa kosong dengan cara yang bukan fisik tapi emosional. Ada lubang di jantung mereka yang akan luangkan waktu untuk sembuh.

Tapi kehidupan harus terus berlanjut. Sangkuriang masih menunggu. Dan Studio Garasi, meskipun luka, masih standing.

1
Syahrian
🙏
Syahrian
😍🙏
Syahrian
👍🙏
Syahrian
😍
Syahrian
👍🙏
Revan
💪💪
Syahrian
Lanjut thor
Kila~: siap mang💪
total 1 replies
pembaca gabut
thorr lagi Thor asik ini 😭
±ηιтσ: Baca karyaku juga kak
judulnya "Kebangkitan Sima Yi"/Hey/
total 2 replies
pembaca gabut
asli gue baca ni novel campur aduk perasaan gue antara kagum dan takut kalo kael dan tim gagal atau ada permasalahan internal
Syahrian
Lanjut thor👍👍
Revan
💪💪💪
Revan
💪💪
Syahrian
Tanggung thor updatenya🙏💪👍
Kila~: udah up 3 chapter tadi bang/Hey/
total 1 replies
Syahrian
🙏👍👍
Kila~: makasii~/Smile/
total 1 replies
Syahrian
👍🙏
Syahrian
😍
Syahrian
👍
Syahrian
Lanjut 👍😍
Kila~: sudah up 2 chapter nih
total 1 replies
Syahrian
Lanjuut🙏
Kila~: besok up 3 chapter 😁
total 1 replies
Syahrian
Mantap💪🙏
Kila~: terimakasih bang/Rose/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!