NovelToon NovelToon
Penakluk Cinta Sang Kapten

Penakluk Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Menikahi tentara
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru FB Tupar Nasir
WA 089520229628

Sekuel dari Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Kapten Excel belum move on dari mantan istrinya. Dia ingin mencari sosok seperti Elyana. Namun, pertemuan dengan seorang perempuan muda yang menyebabkan anaknya celaka mengubah segalanya. Akankah Kapten Excel Damara akan jatuh cinta kembali pada seorang perempuan?

Jangan lupa ikuti kisahnya, ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Minta Pekerjaan

     "Saya titip barang-barang dia di kost-an ini. Apabila Ibu mengganggunya, maka saya yang akan bertindak," ancam Excel sebelum meninggalkan kost-an yang ditempati Zinni. Bu Mila berdilak tidak menyahut. Dia segera pergi dari hadapan Excel dan Zinni, sebelum Zinni dan Excel pergi dari situ.

     "Sekarang kamu ikut saya, anak saya ingin bertemu kamu," ajak Excel seraya berjalan duluan. Zinni mengikuti Excel sembari mengamankan sertifikat tanah ke dalam tasnya. Sejak Bu Mila meminta ingin menahan sertifikat tanah miliknya yang di kampung, Zinni merasa ketakutan jika suatu waktu sertifikat itu menghilang begitu saja karena dicuri. Setidaknya, pikiran buruk itu kini menghantui Zinni.

     "Bu Zinni, asikkk Bu Zinni datang," girang Nada ketika Zinni dan Excel sudah tiba di dalam mobil. Nada mendekat dan duduk di pangkuan Zinni yang duduk di jok depan. Sementara Bi Ocoh, tetap di jok belakang.

     Zinni menoleh ke belakang, lalu manggut dan memberi hormat pada Bi Ocoh. Bi Ocoh merasa tidak enak dimangguti seorang perempuan muda dengan sopan, dikiranya dirinya ibunya Excel mungkin.

     "Ya ampun Bu Guru cantik masih muda ini, malah manggut hormat sama aku. Apa dikiranya aku ini ibunya Den Excel?" batin Bi Ocoh merasa tidak enak.

     Tidak lama kemudian, mobil Excel mulai berjalan melewati jalanan yang pinggirnya mulai ramai oleh pedagang kaki lima.

     Nada yang sudah dipertemukan dengan Zinni, merasa senang dan bahagia. Dia kembali ceria, tidak seperti sebelum bertemu Zinni yang rewel.

     Mobil Excel tiba di pelataran halaman rumah yang lumayan luas. Mobil itu langsung dimasukkan ke dalam halaman rumah. Zinni takjub saat melihat rumah Excel yang lumayan luas.

     "Ayo Non Zinni, masuk," ajak Bi Ocoh.

     "Aduh, Bu, kenapa panggil saya Non, panggil saja saya Zinni sesuai namanya. Saya hanya mantan gurunya Nada," protes Zinni merasa tidak enak karena Bi Ocoh memanggilnya Non.

     "Oh begitu, bagaimana kalau saya panggil Neng saja, apa tidak keberatan?" Zinni tersenyum saat Bi Ocoh menyebutnya Neng, sebutan itu sepertinya lebih pantas untuk dirinya ketimbang Non.

     "Boleh Bu, itu pas sepertinya untuk saya," setuju Zinni.

     "Baiklah Neng. Dan maaf, kalau boleh saya minta, Neng Zinni jangan panggil saya Bu, karena di sini saya hanyalah seorang pembantu rumah tangga di rumah Den Excel," ujar Bi Ocoh merendah.

     "Ya ampun, saya pikir tadi ibunya Pak Excel. Tapi, tidak apa-apa kali saya manggil Ibu, kan Ibu bukan pembantu saya, melainkan pembantu Pak Excel," debat Zinni.

     "Jangan Neng, tidak enak. Kalau di luaran boleh-boleh saja Neng Zinni mau panggil saya bu atau bi, tapi saya lebih pantas dipanggil bi di rumah ini," pinta Bi Ocoh memohon.

     Zinni berpikir sejenak, dia sebetulnya tidak suka membedakan orang lain hanya karena status sosialnya, sebab dirinya saja bukan siapa-siapa dan sama sekali bukan orang penting.

     "Baiklah kalau memang itu permintaannya, saya ikuti saja. Namanya Bi siapa ini?" ujar Zinni.

     "Panggil saya Bi Ocoh, itu lebih enak dan pas didengar."

     "Baiklah. Kalau begitu mulai sekarang saya panggil Bi Ocoh saja, ya?" Bi Ocoh mengangguk setuju, lalu mereka pun masuk ke dalam rumah saat pintu rumah sudah dibuka Bi Ocoh.

     "Kamu, ikut saya," titah Excel pada Zinni yang masih terlihat bingung dan canggung. Sementara Nada sudah masuk duluan ke dalam rumah.

     Zinni mengikuti Excel sampai ke ruang tengah. Di sana Excel mempersilahkan Zinni duduk.

     "Kamu pasti bertanya-tanya kenapa saya membawa kamu sampai ke rumah saya, padahal anak saya hanya ingin bertemu kamu saja. Dari kemarin anak saya rewel dan tidak mau dibujuk apapun oleh saya maupun pembantu saya. Tapi, tiba-tiba anak saya manggil-manggil nama kamu dan bilang ingin bertemu. Itulah kenapa saya mencari kamu," terang Excel.

     "Iya, Pak, tidak apa-apa. Dan mengenai uang kost yang sudah dibayarkan bapak tadi, saya janji akan saya bayar. Tapi, nanti kalau saya sudah ada uangnya. Bapak tidak keberatan?" Zinni menatap Excel sekilas berharap belas kasihan pria yang menurutnya judes itu.

     "Kalau kamu mau bayar, dengan apa mau bayar, sementara buat bayar kost-an saja tidak ada," ketus Excel.

     "Euhh, saya akan bayar, Pak. Saya janji. Kalau tidak keberatan, saya bisa bayar dengan tenaga."

     "Tenaga, maksud kamu? Kamu bisa apa?" Ucapan Excel terdengar ragu.

     "Saya bisa apa saja, Pak. Kalau Bapak tidak keberatan saya mau jadi pembantu di rumah Bapak atau jadi pengasuh anak Bapak. Sebab, kalau boleh jujur, saat ini saya sudah tidak memiliki kerjaan lagi, karena atas kejadian kemarin di TK Dahlia, saya diskors oleh pihak sekolah, dengan kata lain dikeluarkan secara halus," tutur Zinni membeberkan keadaan dia sebenarnya saat ini.

     "Oh, ya? Kenapa juga kamu itu sampai melakukan kesalahan. Jadinya seperti ini, kan? Dan akibat kamu, kening dan pipi anak saya masih biru akibat kecelakaan kemarin." Excel menatap Zinni masih menyimpan kesal sisa kemarin.

     "Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya tidak sengaja. Lalu, bagaimana Pak, apakah saya diterima bekerja di sini? Tanpa digajih dibulan pertama dan kedua juga tidak masalah," ujar Zinni penuh harap.

     Excel tidak segera menyahut, diaberpikir sebentar sebelum memberikan keputusan.

     "Apa dia aku jadikan pengasuh Nada saja, ya?"

     "Atau, begini saja Pak. Agar saya bisa bayar Bapak, saya lebih baik jual ...."

     "Apa, kamu mau jual diri?" serobot Excel sampai mata Zinni terbelalak.

     "Ya ampun, Pak. Tidak dong. Saya belum selesai bicaranya. Saya tadi mau menawarkan sertifikat saya, saya ingin jual sertifikat tanah saya yang di kampung. Luasnya juga lumayan ada 600 M2. Kalau Bapak minat, beli saja tanah warisan dari orang tua saya itu. Sertifikatnya juga sudah atas nama saya," tutur Zinni.

     Excel tersenyum tipis. "Saya belum minat membeli tanah, apalagi di kampung. Sebaiknya kamu jalankan saja dulu pekerjaan kamu saat ini, yaitu menjaga anak saya, selama dia masih rewel. Mengenai pekerjaan itu, saya belum bisa memutuskan," putus Excel.

     "Baiklah, Pak. Terimakasih banyak. Lalu, kalau boleh tahu, di mana istri Bapak? Sejak tadi tidak terlihat? tanya Zinni pura-pura tidak tahu kalau Excel duda seperti yang pernah Elyana ceritakan di klinik.

     "Saya duda, saya sudah bercerai dengan mamanya Nada. Sudahlah tidak perlu ingin tahu masalah pribadi saya. Sekarang lebih baik kerjakan saja tugas kamu," tukas Excel seraya berlalu meninggalkan Zinni.

    "Saya sudah tahu Bapak duda, barusan hanya memastikan saja dan saya pura-pura tidak tahu," batin Zinni.

     Zinni untuk sementara lega, karena bisa membayar uang Excel dengan tenaganya yaitu mengasuh Nada.

1
Piyah
,da nunggu, eh critanya Di jlaln doang
Aliya Awina
aku pikir cuman di dunia nyata aja tanah yg menganggur akan disita ternyata oh ternyata di dunia zinni pun berlaku 🤭
Piyah
lanjut ga pake lama
Danny Muliawati
Erni msh aza ngebet SM Excel .... kasian yah di campakan SM pasangan selingkuh nya
Danny Muliawati
😆😁
Danny Muliawati
waduh gawat di peluk zinni
Danny Muliawati
duda nganggur 2 THN liat perawan hmmmm 😆😄
Danny Muliawati
Excel bisa2 jatuh cinta SM zinni lanjut Thor d semangat
Piyah
lanjut g pake lama
kawal si exel sm zinni sampai ke pelaminan
godaan maut utk pak kapten🤭🤣🤣🤣
Luar biasa
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Mira Rista
lanjut, thur,,,mbak 💪💪💪
Kasih Bonda
next Thor semangat
arik Erwanty
bagus saya suka
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suci Dava
tinggalkan Excel, cari kerjaan lain, harga diri di junjung tinggi
Aliya Awina
jangan jadi cewek murahan Zinni mau aja di cium sama Excel, sebagai cewek kamu harus pandai jaga marwah apapun alasannya
Arin
Excel bisanya bikin baper anak gadis orang nih...... Gak tanggung jawab
Arin: Harus jantan dong. Jangan cuma manfaat kan Zinni aja. Bener-bener jadikan Zinni calon istri bukan cuma sandiwara
Nasir: Iya nih, gmna dong?
total 2 replies
Firda Abdul
dikit amat thor, 🤭
Nasir: Hehehe iya Kak... maaf ya...
total 1 replies
istiqlal👻👻
waah beneran dong....waktu di novel eliyana dia jodohnya excel..
istiqlal👻👻: 😄😄😄 jitu tebakn ku...
istiqlal👻👻: 😄😄😄 jitu tebakn ku...
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!