NovelToon NovelToon
I Love You Abang

I Love You Abang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Salahkah jika aku menyukaimu Abang?

Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.

Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Aku, Sita, Maya dan Laura kami menghabiskan waktu seharian penuh saat hari libur kali ini, entah kapan lagi kami akan bertemu dan berkumpul bersama jadi kami menggunakan kesempatan terakhir ini untuk bersenang-senang.

Kami pergi ke studio foto untuk mengambil gambar bersama sebagai kenang-kenangan masing-masing dari kami memiliki satu foto, kami juga membeli empat gelang Couple dengan motif yang sama, ini adalah simbol pertemanan kami yang akan selalu ada untuk selamanya.

“Gimana jalan-jalannya seru?” tanya Ran saat aku telah sampai di rumah, dan kini aku dan dia tengah duduk di balkon sambil menikmati hembusan angin malam.

“Seru gak seru sih Bang, soalnya ini kan acara perpisahannya Laura, aku gak tahu kapan kami bisa bertemu lagi.” lirihku sambil menundukkan kepala menatap lantai.

“Sedih itu wajar Ya, kalian kan udah temenan selama bertahun-tahun, tapi gak boleh terlalu dan nunjukin ke Laura kalau kamu sedih, kasihan dia.” Aku mengangguk tanda mengerti.

“Mau es krim gak? Abang beli banyak tadi.”

“Boleh-boleh.” aku mengiakan penuh semangat.

***

Tibalah hari dimana Laura dan keluarganya harus pergi, Aku, Sita dan Maya tengah merencanakan misi bolos sekolah untuk mengucapkan selamat jalan pada Laura.

“Buruan Sit, ah lu lama amat keburu ketahuan penjaga.” kesalku pada Sita yang saat ini tengah mendorong bok*ongnya agar bisa melewati dinding pembatas sekolah.

“Bentar Ya, rok gue nyangkut ini.” ucapnya sambil terus berusaha mendapatkan pijakkan di dinding yang lumayan tinggi ini.

“Aduh kalian berdua lama amat, buruan nanti ketahuan.” ucap Maya setengah berbisik.

“Susah May, temboknya tinggi banget.” keluh Sita. Maya memang jagonya manjat dia, tembok setinggi dua meter bukan apa-apa baginya.

Akhirnya Sita bisa naik dan duduk di atas tembok, “lompat Sit!” ujar Maya dari sebrang tembok.

“Bentar-bentar, terus gue gimana?” sahutku yang masih tertinggal di tanah.

“Etdah lu juga gak bisa manjat Ya?”

“Kagak lah, gue bukan elu yang suka nyolong Mangga punya orang.” kesalku.

“Sini Ya, gue tarik.” Sita menjulurkan tangannya, dengan berhati-hati.

“Elu yakin?” tanyaku ragu.

“Terus, elu punya ide lain?”

“Nggak sih.”

“Ya udah buruan.”

Tiba-tiba seseorang berjongkok di sampingku, “ayo Ya naik.” ternyata itu Davi, dia ingin aku naik kepundaknya dan menjadikan pundaknya sebagai pijakan.

“Hah? G-gak usah Dav,” tolakku merasa enggan, masa ia aku nginjek pundak dia.

“Katanya mau liat Laura pergi, bentar lagi loh.” ucapnya sambil mendongak menatapku.

“Ta–tapi...,”

Sita terpaku menatap aku dan Davi yang tengah berselisih di bawah sini.

“Sit, lu lompat buruan, biar gue yang naik lagi buat bantuin si Dea.” ucapan Maya membuat fokus Sita teralihkan.

“Hah? Oh oke,” Sita tampak kebingungan, namun Ia tetap mengiakan.

“Hah hoh hah hoh, lu kaya orang cengok.” kesal Maya. Sita pun tak punya pilihan lain selain menuruti perintah Maya dan melompat turun.

“Ya, elu masih disitu?” teriak Maya.

“I–iya,” sahutku gugup.

“Bentar gue naik.”

“Gak usah, gue punya cara sendiri, lu tunggu aja disitu.” sahutku.

“Buruan naik Ya, jangan sungkan kaya sama orang lain aja.” ucap Davi.

“Kalau gitu sorry ya,” aku menginjakkan kakiku di pundak Davi, perlahan Davi berdiri mengangkatku yang berdiri di pundaknya.

“Nah lu bisa itu, naik make apa lu?” Maya menatapku dari bawah.

Aku tak menyahutinya dengan segera aku naik dan beralih duduk di atas tembok dengan cepat, aku tahu bobotku ini tak bisa di bilang ringan. Davi mendongak sambil tersenyum ke arahku, aku membalas senyumnya dengan anggukan kepala kemudian melompat turun, nanti deh aku ucapin makasihnya ke dia.

Setelah berhasil melarikan diri kami pun lekas menuju rumah Laura. Mobil pindahan sudah siap berjajar di depan rumahnya, Dua truk dan satu mobil boks sudah terparkir dengan muatan penuh di atasnya, kami langsung masuk tanpa di perintah.

“Assalamualaikum!” ucap Kami bersamaan.

“Waalaikumsalam. Eh Dea, Sita, Maya, masuk Nak.” ucap Mamanya Laura dengan ramah.

“Udah siap semua ya Tan?” tanyaku saat melihat seluruh isi rumah nampak kosong.

“Iya Ya, maaf ya gara-gara Papanya Laura pindah dinas jadinya kalian harus berpisah.” lirih Mamanya Laura tampak sedih.

“Gak papa ko Tan, kan Laura bisa tinggal lagi disini kalau kuliah nanti.” Ujar Maya, Mamah Laura tak berkomentar dia hanya tersenyum lemah menanggapinya.

“Gaes kalian dateng!” suara Laura terdengar bersemangat saat menuruni tangga, dia bahkan setengah berlari menghampiri kami. Kami berpelukan bersama melepas rasa berat di hati, selamat jalan Laura semoga kita dapat berjumpa lagi.

Lambaian tangan mengiringi iring-iringan mobil pindahan Laura, hatiku mencelos menatapnya. Sedang Maya dia hanya terpaku di tempat, dia tak menangis atau pun melambaikan tangannya, aku tahu disini dialah yang paling kehilangan Laura karena dia yang paling dekat dengannya.

Maya duduk di depan gerbang rumah Laura yang telah terkunci rapat, rumah itu kini terlihat benar-benar sepi karena sang penghuni telah pergi, aku dan Sita duduk masing-masing di sampingnya kami benar-benar tak ingin beranjak dari tempat ini, sakit ini sulit di ungkapkan namun rasanya benar-benar nyata. Kami duduk berjam-jam dalam diam, hanya berharap rasa sakit berkurang dengan sendirinya.

Seseorang menelpon Sita, dia tampak mengangkatnya, “Halo, iya Pak. Emh gini Pak, hari ini teman saya pindahan jadi sekarang saya sama Dea lagi ada di rumahnya Pak, oh bentar saya tanya Dea dulu.”

Sita menjauhkan hpnya dari telinga dan beralih bicara padaku, “Ya, Pak Manager nanya kamu kerja gak hari ini?”

Aku berpikir sejenak, “Gak tahu, kalau gue sih terserah lu aja Sit, tapi–,” Aku melirik Maya yang sedari tadi hanya diam saja.

“Kalau gitu gak usah deh, gue lagi males ah.” ucap Sita.

“Ya udah bilang aja, kita libur hari ini.” ucapku.

Sita hendak mengatakan pada Manager kafe bahwa kami tidak akan bekerja hari ini, namun Maya lekas bersuara.

“Gue gak papa gaes, kalian pergi aja, lagian gue mau ketemuan sama Bayu.” ucapnya dengan senyuman lemah di bibirnya.

“Oh, ya udah kalau gitu.” dalam kondisi ini orang yang paling berguna memang Bayu, dia yang paling bisa membuat seorang Maya terhibur, si Bayu emang pawangnya si Maya.

Bayu datang, cowok tampan berlesung pipit itu turun dari motornya, dia melepas helm tanpa kaca itu dari kepalanya, aku akui si Bayu ini emang ganteng banget, kulitnya emang gak putih lebih ke sawo mateng, tapi senyumnya manis banget.

“Hay.” sapanya padaku dan Sita, kami membalas sapaannya dengan ramah.

“Ko gue gak di sapa.” rajuk Maya, dia masih saja duduk di lantai semen itu dengan wajah lesu.

Bayu tersenyum, “Bangun dong, entar pan*tat kamu borok lagi kelamaan duduk disana.” ejeknya.

Aku dan Sita cekikikan mendengar ejekannya.

“Bodolah borok ya borok.” kesal Maya, dia malah meluruskan kakinya yang semula ia dekap. Bayu berjalan mendekat dan berjongkok di hadapannya.

“Sit, cabut yuk. Kayanya kita gak cocok ada disini, gue males jadi vas bunga.” ucapku pada Sita.

“Hooh ayuk.”

Kami berdua pun lekas pergi, meski Maya meneriaki kami dengan suara cemprengnya kami tak menyahuti nya sama sekali dan langsung ngacir duluan.

1
Susi Akbarini
sita ngerasa gak enak...


maknya menjauh...

❤❤❤❤😀😀😀😀
Susi Akbarini
lqnjutttt...

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
maunya Ran ciuman secara gak langsyng..
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
pinter kga bersandiwara..
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
Susi Akbarini
kok bisa dari SMA...apa pernah satu sekolah..
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jafi oenasaran..
apa masalah flo dimas dan Ran..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
coba dea jujur ama Ean klo dah putus dari davi..
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..

😀😀😀❤❤❤😍😙😗
partini
dari SMA ?
ko bisa flashback Thor
Whidie Arista 🦋: Ada nanti, tapi masih beberapa bab lagi keknya, ada di pov nya Ran🤭
total 1 replies
partini
ohhh akit 💔
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
akakah Ran tertarik ama Flo..
😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
waahhh..
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
Susi Akbarini
bolehhhh .

bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
Arumsari
bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih Kakak ❤️
total 1 replies
Susi Akbarini
iya jujur saja...
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
masalah Ean..
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttttt...


❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
Susi Akbarini
cie3..
yg ketahuan jadian....

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
semangat..

mkasi udah up banayakkkk...


❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!