NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 ~ Pindahan

Sekitar jam 10 malam Gaffi baru masuk kamar , dari selesai makan malam Gaffi asik mengobrol dengan Zidan dan Ayah Syahdan .

" Tok Tok Tok " , Gaffi mengetuk pintu kamar Zira namun tidak ada sahutan dari dalam kamar .

" Dek boleh Abang masuk ? " , tanya Gaffi namun lagi-lagi tidak ada jawaban .

Kemungkinan Zira sudah tidur dan ketika kenop pintu diputar ternyata pintu dikunci dari dalam .

Gaffi tak ambil pusing ia bisa beristirahat di ruang tv .

" Pasti Zira kecapean kasian dia " , batin Gaffi .

Baru saja Gaffi mau membaringkan tubuhnya disofa , tiba-tiba Zidan datang menghampirinya .

" Kenapa tidur disini Gaf ? " , tanya Zidan bingung.

" Kamar nya dikunci gapapa mungkin Zira udah tidur kasian kecapean dia " , jawab Gaffi dan melanjutkan membaringkan tubuhnya disofa.

" CK " , Zidan berdecak seraya menggelengkan kepalanya .

" Bentar " , balas Zidan yang langsung pergi begitu saja .

Tak lama Zidan kembali dan ia menyerahkan sebuah kunci pada Gaffi .

" Ni ada kunci cadangan kamar Zira , udah sana ke kamar masa pengantin baru tidurnya terpisah " , Ucap Zidan mengusir Gaffi .

" Yaelah gapapa gue disini aja " , tolak Gaffi yang takut mengganggu tidur istrinya .

" Udah udah sana ! " , balas Zidan seraya mendorong tubuh Gaffi.

Gaffi berjalan ke arah kamar Zira , namun ia ragu-ragu ketika akan membuka pintu kamar.

" Udah masuk aja ! " , ucap Zidan dari arah belakang .

Gaffi sedikit terkejut ternyata Zidan mengikutinya .

" Iya iya bawel lu " , jawab Gaffi seraya mulai memutar kunci kamar

Dan benar saja kamar langsung terbuka , Gaffi pun pamit untuk masuk kamar pada Zidan .

Ia menutup kembali pintu kamar dengan perlahan takut mengganggu Zira yang sudah tertidur pulas .

Gaffi memutuskan untuk tidur di atas sofa ia takut membuat Zira terkejut ketika bangun nanti jika ia tidur seranjang .

Gaffi mulai membaringkan tubuhnya seraya menatap Zira yang tidur membelakanginya , terlihat rambut hitam Zira terurai .

Gaffi tersenyum memandangi nya .

" Ya Allah jadikan hamba imam yang sebaik-baiknya untuk Ma'mun hamba " , batin Gaffi berdoa sungguh-sungguh .

Gaffi mulai memejamkan kedua matanya namun ia mendengar pergerakan dari Zira , ingin sekali ia melihat kembali istrinya .

Gaffi membuka kembali kedua matanya dan ternyata kini Zira tidur menghadap padanya , wajah cantik Zira terlihat dengan jelas walau ia sudah tertidur pulas .

Zira memang memiliki wajah yang imut , bulu mata yang lentik , hidung yang kecil namun mancung , bibir yang tipis dan kedua pipi yang sedikit cabby .

" Masya Allah Cantik " , ucap Gaffi pelan .

Gaffi terus memandangi wajah Zira yang sudah tertidur pulas sampai ia tertidur , menyusul Zira ke alam mimpi .

#

Pukul 3 dini hari Gaffi terjaga dan ia langsung disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah.

Zira masih tertidur pulas menghadap Gaffi namun kini selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya entah kemana , kini Gaffi bisa melihat kalau Zira ternyata memakai baju lengan pendek dengan bagian dada yang sedikit terbuka .

" Astaghfirullah kenapa jadi fokus kesana ". , Gaffi beristighfar dan segera sadar dari lamunannya.

Berbarengan dengan itu tiba-tiba Zira membuka kedua matanya dan ia terperanjat kaget .

" Aaaaaa siapa kamu ? " , teriak Zira seraya langsung bangun dan menutupi dadanya dengan kedua tangan .

" Suut ga usah teriak-teriak dek ini masih pagi " , ucap Gaffi seraya menaruh jari telunjuknya didepan mulut .

" Kamu siapa ? , mau ngapain disini ? " , tanya Zira yang ketakutan dan ia langsung mencari selimutnya dan langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hanya memperlihatkan wajahnya saja .

Gaffi langsung mengganti lampu tidurnya dengan lampu biasa , biar Zira bisa melihat dengan jelas .

" Kamu ingat kan dek ? " , tanya Gaffi memastikan .

" Kenapa bisa masuk kesini ? " , tanya Zira karena seingatnya pintunya sudah dikunci dari dalam .

" Bisalah , bang Zidan yang kasih kunci cadangan " , jawab Gaffi jujur seraya menunjuk ke arah kunci yang ia simpan di atas meja dekat sofa .

" Hemmm " , Zira kesal ia mejukan bibirnya beberapa centi .

" Tapi Abang gak ngapain-ngapain Zira kan ? " tanya Zira memastikan seraya mempererat memegang selimut yang menutupinya tubuhnya .

" Kamu sama sekali ga ingat dek ? " , goda Gaffi seraya tersenyum tipis .

" Memangnya Abang ngapain Zira ? " , tanya Zira cepat dengan wajah was-was nya .

" Udah-udah ayo bersiap kita sholat malam dulu ! " , ajak Gaffi seraya menahan tawanya .

Gaffi mulai masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu , tak lama Gaffi sudah kembali dan ia masih melihat Zira yang duduk diatas tempat tidur dengan wajah kebingungan .

" Udah sana ambil air wudhu dek , ayo shalat ! " , Ajak Gaffi sekali lagi .

" Zira bisa sholat sendiri " , jawab Zira ketus .

" Pahala Shalat berjamaah dan sendiri itu beda loh , pahalanya lebih besar shalat berjamaah dek " , ujar Gaffi seraya menggelarkan sajadah.

" Iya tau " , jawab Zira cepat dan ia langsung berdiri namun tidak melepaskan selimut yang sedari tadi membungkus dirinya .

Zira masuk ke kamar mandi dan didalam kamar mandi Zira tidak langsung mengambil air wudhu , ia memperhatikan tubuhnya didepan cermin besar seraya mengutuk kebodohan nya , bisa-bisa ia tidak tahu kalau suaminya masuk kamar .

Beberapa kali Zira memperhatikan tubuhnya dan semuanya tidak ada yang aneh , setelah merasa yakin kalau suaminya tidak melakukan apa-apa , Zira langsung mengambil air wudhu .

Zira keluar kamar mandi dan ia melihat suaminya yang tengah duduk bersila diatas sejarah seraya berdzikir , entah punya siapa kini Gaffi sudah memakai baju Koko dan peci serta kain sarung yang berwarna hitam .

Zira segera mengambil alat shalat nya , memakai mukena dan menggelarkan sejadah dibelakang Gaffi .

" Udah siap ? '' , tanya Gaffi seraya melirik ke arah belakang .

" Hmm " , Zira hanya berdehem .

Gaffi mulai berdiri dan bersiap untuk shalat diikuti Zira dari belakang .

Keduanya menunaikan Shalat Sunnah malam berjamaah untuk pertama kalinya dan shalat pun berjalan dengan khusu .

" Assalamualaikum warahmatullah " , pertanda shalat keduanya telah selesai.

Gaffi langsung berdzikir dan berdoa , setelah itu ia melirik ke arah belakang dan ternyata Zira masih setia berada dibelakangnya , Gaffi membalikan tubuhnya dan menyodorkan tangannya ke arah Zira .

Zira sangat canggung namun dengan perlahan ia meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan nya sekilas lalu ia segera berdiri dan melipat sejadahnya .

Zira kembali naik ketempat tidur tanpa membuka mukena nya , ia mengambil ponselnya dan bersandar diheadboard .

" Dek nanti setelah sarapan , kita pindahan ya " , ucap Gaffi lembut .

Zira langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap Gaffi .

" Pindahan ? , pindahan kemana ? " , tanya Zira yang keberatan .

" Kita pindah ke apartemen Abang " , jawab Gaffi seraya menatap Zira .

" Zira ga mau , Abang aja sendiri yang pindah " , tolak Zira seraya kembali memainkan ponselnya .

" Ga bisa gitu dong dek , jadi seorang istri itu harus mau untuk diajak suaminya kemana pun , baru itu namanya istri yang baik " , tutur Gaffi tersenyum .

" Bodo amat pokoknya Zira ga mau " , kekeh Zira .

" Ya udah gapapa siap-siap aja kena ceramah bang Zidan dan juga Ayah " , balas Gaffi santai .

" Iii ngeselin " , Timpal Zira seraya memajukan kedua bibirnya .

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!