NovelToon NovelToon
Sang Legenda: Naga Langit

Sang Legenda: Naga Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:62.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di Klan Xiao, nama Xiao Chen adalah sinonim dari kegagalan. Pernah menjadi jenius, kultivasinya tertahan di Lapisan ke-3 Ranah Kondensasi Qi selama empat tahun. Dia menjadi aib, dihina oleh sepupunya, Xiao Long (seorang jenius di Lapisan ke-14), dan pertunangannya dengan Su Qingyue (seorang ahli muda di Ranah Pembangunan Fondasi) dibatalkan secara publik.

Di ambang keputusasaan, dia membangkitkan roh Kaisar Alkemis kuno, Yao Huang, dan mempelajari kebenaran tentang fisiknya yang legendaris. Dibimbing oleh Yao Huang, Xiao Chen bangkit dari keterpurukan. Perjalanannya membawanya ke dalam konflik dengan faksi-faksi kuat, membentuk aliansi tak terduga dengan Lin Zihan dari Paviliun Harta Karun, dan akhirnya menaklukkan panggung yang lebih besar.

Setelah melalui berbagai pertarungan hidup dan mati, dari arena turnamen hingga belantara liar Pegunungan Binatang Jatuh, Xiao Chen terus menempa dirinya. Dia tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga kecerdasan dan keterampilan alkimia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Arogansi Klan Lie

Satu bulan berlalu dalam sekejap. Di bawah bimbingan Yao Huang, Xiao Chen menghabiskan waktunya dengan bijaksana. Separuh waktunya ia gunakan untuk berkultivasi di Lembah Roh Angin, menstabilkan dan memadatkan kekuatannya di tingkat kelima. Separuh lainnya ia habiskan di perpustakaan klan, mempelajari informasi tentang Klan Lie, Klan Wang, dan para jenius mereka. Pengetahuan adalah senjata yang sama pentingnya dengan tinju.

Hari keberangkatan pun tiba. Di depan gerbang utama Klan Xiao, tiga sosok muda berdiri dengan punggung tegap. Xiao Chen sebagai pemimpin, Xiao Yanli yang pendiam, dan Xiao Long yang wajahnya dingin seperti es. Sejak kekalahannya, Xiao Long menjadi jauh lebih pendiam. Arogansinya yang terang-terangan telah lenyap, digantikan oleh kebencian dan keengganan yang tersembunyi jauh di matanya. Dia jarang berbicara dan menghindari kontak mata dengan Xiao Chen, menciptakan suasana yang canggung di dalam tim.

Tetua Agung akan memimpin kelompok kali ini, menunjukkan betapa seriusnya Klan Xiao memandang kompetisi ini.

"Ingat," kata Patriark Xiao Zhan kepada mereka bertiga, "Di pundak kalian tidak hanya ada kemuliaan pribadi, tetapi juga kehormatan seluruh Klan Xiao. Tunjukkan pada mereka kekuatan generasi baru kita!"

Dengan anggukan serempak, Kelompok Klan Xiao berangkat menaiki kereta kuda yang ditarik oleh Kuda Angin, binatang iblis yang terkenal karena kecepatannya. Tujuan mereka: Kota Batu Hitam, sebuah kota netral yang lebih besar, tempat Kompetisi Tiga Kota akan diadakan.

Perjalanan itu adalah yang pertama bagi Xiao Chen sebagai perwakilan resmi klan. Menatap pemandangan yang berlalu di luar jendela, dia merenungkan betapa hidupnya telah berubah dalam waktu kurang dari dua bulan. Dari sampah yang dicemooh, kini ia menjadi harapan klannya.

Setelah dua hari perjalanan, mereka akhirnya tiba di Kota Batu Hitam. Kota ini jauh lebih ramai dan makmur daripada Kota Awan Tersembunyi. Para kultivator dengan berbagai macam aura berjalan di jalanan yang lebar, dan toko-toko yang menjual artefak dan pil obat berjejer di mana-mana.

Saat mereka menuju penginapan yang telah ditentukan untuk para peserta, di sebuah persimpangan jalan yang ramai, kereta mereka berpapasan dengan delegasi lain. Rombongan ini mengenakan jubah berwarna merah api, dan spanduk mereka bergambar seekor singa yang mengaum. Itu adalah musuh bebuyutan mereka: Klan Lie.

Kedua rombongan berhenti. Tetua Agung turun dari kereta, begitu pula seorang tetua dari Klan Lie. Keduanya saling bertukar salam formal yang dingin dan penuh sindiran.

Di antara para pemuda Klan Lie, satu sosok melangkah maju. Dia mengenakan jubah merah menyala yang seolah memancarkan panas. Rambutnya yang hitam diikat ke belakang, menampakkan wajah tampan yang dihiasi senyum sombong. Auranya liar dan agresif, seperti api yang siap membakar segalanya. Dia adalah jenius nomor satu Klan Lie, Lie Huo.

Mata Lie Huo yang berapi-api menyapu delegasi Klan Xiao. Dia mendengus pada Xiao Yanli, lalu tersenyum mengejek pada Xiao Long.

"Hahaha, jadi ini sang jenius legendaris Klan Xiao? Kudengar belum lama ini kau diinjak-injak oleh sampah dari klanmu sendiri di depan umum. Sungguh memalukan," katanya dengan suara keras.

Wajah Xiao Long langsung memerah karena marah, tinjunya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia ingin membalas, tetapi rasa malunya membuatnya hanya bisa menggertakkan gigi.

Lie Huo tertawa melihat reaksinya, lalu tatapannya yang tajam akhirnya mendarat pada Xiao Chen yang tenang. Dia memandang Xiao Chen dari atas ke bawah, seolah sedang memeriksa barang.

"Oh, jadi kaulah tikus selokan yang beruntung itu?" seringainya. "Penampilanmu tidak ada yang istimewa. Klan Xiao benar-benar sudah jatuh jika harus mengirim orang rendahan sepertimu untuk bertarung."

Xiao Chen, yang selama ini diam, akhirnya mengangkat matanya. Dia tidak marah. Dia menatap Lie Huo dengan tatapan tenang, hampir malas.

"Setidaknya tikus ini tahu cara mengalahkan anjing penjaga yang berisik," jawab Xiao Chen datar. "Kita lihat saja besok di atas panggung, apakah anjing liar sepertimu hanya tahu cara menggonggong, atau kau juga bisa menggigit."

Seringai di wajah Lie Huo membeku, digantikan oleh kilatan buas di matanya. Suhu di sekitar mereka seolah naik beberapa derajat. "Kau cari mati!"

"Simpan energimu untuk arena besok!" bentak Tetua Klan Lie, menghentikannya.

Dengan tawa dingin, Rombongan Klan Lie melanjutkan perjalanan mereka. Namun, sebelum pergi, Lie Huo memberikan tatapan membunuh terakhir pada Xiao Chen, sebuah janji akan kekerasan yang akan datang.

Setelah mereka pergi, Tetua Agung menoleh ke arah Xiao Chen. "Anak itu, Lie Huo, kultivasinya berada di puncak tingkat kesembilan dan terkenal karena metodenya yang kejam. Jangan meremehkannya."

Xiao Chen mengangguk. Dia bisa merasakannya. Aura Lie Huo memang kuat, tetapi yang lebih berbahaya adalah niat membunuh yang tidak terselubung di matanya.

Malam itu, setelah mereka tiba di penginapan, Xiao Chen berdiri di dekat jendela, menatap lampu-lampu Kota Batu Hitam yang asing. Turnamen di klannya terasa seperti pertarungan untuk memulihkan harga diri. Tapi kompetisi ini berbeda. Ini adalah pertarungan untuk kehormatan.

Udara di kota ini terasa berat, dipenuhi oleh arogansi dan ambisi para jenius muda dari berbagai klan.

1
Abi
gas thor
dawin sapunsya
ini mirip cerita btth yahh
Eko Lana
show time/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Zahira Valen
nyimak dulu 😁😁😁
Eko Lana
Resiko besar
Eko Lana
ayoooo rebut pohon itu
Eko Lana
mantap thor
azizan zizan
mau ambil buah aja kelamaan berbelit -belit dahulu...hadessss🤦🤦🤦
azizan zizan
terlalu kelamaan meningkat kekuatan,sudah bab 60 lebih masih lemah...
Setyadi Heru
Tehnik berpedangnya belom thor
Abi
lanjut thor jgn kasih kendor
Zul Fiandi
semangat semangat terus torrr
Eko Lana
mantap thor lanjut
Sugeng Susanto
dan terjadi lagi...
Eko Lana
hahahaha bisa menyelinap
Eko Lana
siapa mereka??
Eko Lana
petualangan selanjutnya mantap /Joyful/
Eko Lana
juara sejati
Eko Lana
hahahaha.../Facepalm//Joyful//Facepalm/
Eko Lana
/Facepalm//Joyful//Facepalm/semakin mempermalukan diri sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!