Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
“Kenapa kau selalu tidur?” Selena menatap Lulu yang masih asyik terlelap.
Lulu akan bangun saat ada makanan, setelah itu akan tertidur lagi. Bahkan saat dimandikan, Lulu tidak bangun sama sekali.
“Apa tidak ada cara untuk membuatnya bangun, selain makan?” Selena menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Padahal aku berharap Lulu berubah menjadi manusia, pasti dia sangat menggemaskan,” anak perempuan itu mencoba mengingat berapa umur Lulu saat ini.
“Aku ingat namanya Kale Elder Ravenloff, dan umur Kale dua tahun lebih tua dari Selena. Tapi kapan Lulu berubah wujud?” Selena menyentuh pelan telinga Lulu.
Untuk menyamarkan keberadaan Kale, Selena akan tetap memanggilnya Lulu bukan Kale.
“Sistem, apa kau masih belum mau muncul?” Tanyanya kepada sistem yang sudah menghilang selama dua hari.
[SISTEM SUDAH KEMBALI DAN MASTER AKAN MENDAPATKAN MISI PERTAMA UNTUK HARI INI]
Selena sedikit terkejut saat layar monitor muncul di depan matanya, tetapi ia juga senang karena sistem sudah kembali.
“Apa misi pertama untuk hari ini?” Tanyanya yang terlihat tidak sabar.
[MISI: MEMBERIKAN SATU APEL UNTUK PARA PENJAGA YANG ADA DI MANSION UTAMA]
[HADIAH: 30 POIN]
[HUKMAN: BATUK SELAMA TIGA HARI]
“Poinnya bertambah lagi, tapi hukumannya juga bertambah berat,” gumam Selena setelah membaca misinya untuk hari ini.
“Sistem, apa kau tahu bagaimana cara Lulu berubah menjadi manusia? Aku sangat penasaran dengan Lulu!” Anak perempuan itu mencoba bertanya kepada sistem, siapa tahu sistem mengetahui cara agar Lulu berubah wujud menjadi manusia.
[SETIAP PERTANYAAN AKAN MENGGUNAKAN 10 POIN]
Selena menganga saat melihat jawaban sistem, ia sungguh tidak rela menggunakan poin yang masih sedikit itu.
“Tidak jadi,” ucapnya yang tidak akan menggunakan poinnya untuk pertanyaan yang sebenarnya membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Selena menarik tali yang terhubung pada lonceng untuk memanggil Mary, sebab ia membutuhkan Mary untuk menjalankan misi.
Tak lama kemudian, Mary datang dan bertanya apa yang diperlukan oleh sang nona.
“Kak Mary, ada berapa banyak penjaga di Mansion utama?” Selena malah balik bertanya.
“Ada sekitar seribu penjaga. Kenapa Nona Selena menanyakan hal ini?” Tanya Mary yang sedikit penasaran.
“Aku ingin memberikan mereka buah apel, di mana aku bisa mendapatkan seribu apel tanpa membelinya?” Selena bingung, karena ia tidak memiliki uang sepersen pun.
Jika Selena menggunakan poin untuk ditukar menjadi uang, maka poinnya akan habis. Mengumpulkan poin sangat susah, jadi ia akan menabung poinnya sampai banyak.
“Di taman utama ada sekitar dua puluh pohon apel dan saat ini pohonnya berbuah semua, jika Nona ingin memetik apel di sana… saya akan meminta izin kepada Kepala Pelayan lebih dulu,” ujar Mary yang dibalas anggukan oleh Selena.
Mary kembali keluar untuk menemui kepala pelayan yang baru, karena Anna sudah tewas dibunuh oleh Aland. Dan kepala pelayan yang baru tidak seperti Anna, sehingga para pelayan merasa senang setelah mendengar kabar kalau Isabella diangkat menjadi kepala pelayan.
“Lulu, kau tidak boleh ke mana-mana! Aku akan pergi sebentar!” Kata Selena kepada Lulu yang masih tertidur.
Anak perempuan itu turun dari tempat tidur, ia akan bersiap-siap untuk memetik seribu apel untuk dibagikan kepada para penjaga yang bekerja di Mansion utama.
...***...
“Kak El kenapa bisa ada di sini?” Tanya Selena saat melihat kakak ketiganya berdiri di sekat pohon apel.
“Ingin membantumu memetik apel,” jawab Ezekiel yang sempat mendengar pembicaraan Mary dengan kepala pelayan.
“Biar Kakak yang naik ke atas, kau tetap di sini!” Anak laki-laki itu membuka sepatunya.
Selena tersenyum senang mendengarnya, kalau begini misinya akan cepat terselesaikan. Apalagi Mary dan teman Mary sudah mulai memetik apel di pohon yang berbeda.
Sedangkan di depan Mansion, ada sebuah kereta kuda dengan warna emas yang baru berhenti dan kedatangannya tidak diketahui oleh Duke Alaric.
“Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota Drakestone!” Kata Louis yang memberi salam kepada Putra Mahkota Liam yang tiba-tiba berkunjung di kediaman Cessalie.
“Tidak perlu berlebihan, aku ke sini hanya untuk menemui Ezekiel. Sudah lama kita tidak bermain, jadi di mana Ezekiel?” Tanya sang putra mahkota yang memang seumuran dengan Ezekiel dan mereka adalah teman akrab.
“Tuan Ezekiel berada di taman utama, saya akan memanggil—”
“Tidak perlu, bawa aku ke sana!” Potong Liam yang diangguki oleh Louis.
Dua pengawal Liam juga ikut dan berjalan di belakang sang putra mahkota, Duke Alaric sendiri tidak mau keluar dari ruang kerjanya. Lagipula kedatangan Liam tidak terlalu penting daripada pekerjaannya yang sangat banyak.
Suasana di Mansion utama terasa sedikit berbeda, membuat Liam merasa penasaran. Mata hijaunya melihat-lihat sekitar, dan saat dirinya hampir sampai di taman utama… ia melihat sosok anak perempuan yang sedang tertawa di bawah pohon apel.
“Siapa anak perempuan itu?” Pertanyaan sang putra mahkota membuat Louis menoleh ke arah Selena yang terlihat sedang menangkap apel yang dipetik ole Ezekiel.
“Nona Selena, putri bungsu Duke Alaric,” jawab Louis dengan senyuman tipisnya.
Kehadiran Selena di Mansion utama, membuat suasana Mansion terasa lebih hidup. Louis merasa senang melihat bagaimana ketiga putra Duke Alaric yang mulai menunjukkan ekspresi, bahkan tidak menutupi perasaan mereka.
“Bukannya Ezekiel yang terakhir? Kenapa bisa ada lagi?” Tanya Liam yang begitu penasaran.
“Tidak, Nona Selena adalah keturunan terakhir dari Duke Alaric dan Duchess Lania,” jawab Louis seadanya.
Mereka kini sudah sampai di taman, dan Ezekiel menyadari kehadiran dari temannya.
“Tunggu sebentar, aku sedang membantu adikku!” Kata Ezekiel kepada Liam yang berdiri tidak jauh.
Selena menoleh ke arah lawan bicara kakaknya, mata hijaunya terlihat kebingungan saat melihat wajah Liam yang begitu asing baginya.
“Paman Louis, apa kau mau apel?” Selena memberikan satu apel kepada Louis yang masih belum pergi.
“Tentu saja, terima kasih Nona Selena,” pria itu menerimanya dengan senang hati, bahkan ia akan memamerkannya kepada Duke Alaric nanti.
Tatapan Selena kini tertuju kepada Liam, ia mengambil satu apel lagi. “Kakak juga mau apel?” Tanyanya dengan kepala yang sedikit miring ke kanan.
Ekspresi Selena sangat lucu, membuat Liam tidak berkedip. Sang putra mahkota tidak pernah bertemu dengan anak perempuan yang begitu cantik dan lucu dalam waktu yang bersamaan.
“Terima kasih, Selena,” Liam menerimanya dengan senyuman tipis.
Selena hanya mengangguk, Ezekiel sudah turun dan menepuk pelan bajunya agar debunya tidak menempel. Lalu ia mencium pipi adiknya, sebelum mendekati Liam yang masih belum mengalihkan pandangannya ke arah Selena yang sedang menghitung jumlah apel yang sudah dipetik.
“Kenapa kau menatap adikku seperti itu?” Tanya Ezekiel dengan nada tidak suka.
Bersambung.
si lulu bertranformasi menjadi manusia....😱