Tiba-tiba Menikah
" Assalamualaikum " , ucap salam Zira seraya membuka pintu.
" Wa'alaikum salam warohmatullah " , jawab semua yang ada dirumah.
Zira membulatkan matanya ia sedikit kaget mendapati semua keluarganya berada diruang tamu , kedua matanya mengabsen setiap orang .
" Tumben banget ni jam segini udah pada kumpul dirumah " , batin Zira heran.
" Ayo sini duduk nak ! " , Ajak Bunda Zoya lembut dan Zira langsung menganggukan kepalanya seraya tersenyum kikuk .
Sebelum duduk disamping sang bunda , tak lupa Zira pun mencium punggung tangan Ayah Syahdan dan juga bang Zidan , dan ia menyodorkan tangannya kepada sibungsu Zulfa .
" Pulang diantar siapa dek ? " , tanya bang Zidan dingin .
Zira yang baru duduk disamping sang bunda menjadi sedikit gugup .
" Mmm anu itu temen bang ? " , jawab Zira seraya menampilkan barisan giginya yang putih namun ternyata ada sisa cabe digigi atasnya .
" Temen perempuan ? " , tanya Ayah Syahdan seraya menatap ke arah Zira.
"Mmm ih ayah apaan sih ? , ya udah pastilah temen perempuan " , jawab Zira seraya memalingkan wajahnya karena takut dengan tatapan Ayah Syahdan .
" Ga usah bohong ! , Ayah udah tahu " , timpal Ayah Syahdan yang menatap Zira semakin lekat .
" Maksudnya apa yah ? , Zira tidak ngerti ? " , tanya Zira gugup .
" Udah kak kamu ga usah menjelaskan atau meminta maaf , yang jelas Ayah tahu semua tentang kamu , semuanya tanpa terkecuali " , ucap Ayah Syahdan yang membuat Zira kaget sekaligus takut .
" Maaf ", Zira menunduk seraya kedua matanya sudah berkaca-kaca .
" Ayah sudah memaafkan semuanya , tapi Ayah mau kamu harus menikah minggu depan " , Ucap Ayah Syahdan lantang.
" Degh Apa ? , menikah ? , kenapa harus menikah yah ? , tanya Zira beruntun , ia teramat kaget dengan apa yang diucapkan sang Ayah.
" Memangnya kenapa ? , apa kamu ga bakalan menikah ? " , tanya balik Ayah Syahdan .
" Bukan begitu yah , maksud Zira kenapa harus secepat ini ? , ijazah sekolah SMA aja Zira belum terima yah ? " , tanya Zira tak habis pikir.
" Itu tidak penting , pokoknya Minggu depan kamu harus menikah dengan laki-laki pilihan Ayah ! " , keputusan Ayah Syahdan final.
" Laki-laki pilihan Ayah ? , Siapa ? " , tanya Zira dalam hati dan kedua matanya sudah mengeluarkan cairan bening.
" Zira ga mau yah ! " , tolak Zira seraya mengusap air matanya.
" Tidak ada Penolakan ! , Ayah tidak butuh penolakan ataupun bantahan , keputusan Ayah sudah final tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun ! " , tegas Ayah Syahdan .
Ayah Syahdan menatap sendu pada Zira sebenarnya ia tak tega melihat putrinya bersedih namun Ayah Syahdan harus melakukan ini demi menyelamatkan Zira .
" Bunda , Abang kenapa kalian semua diam aja ? , ayo bantu Zira buat bujuk ayah , Zira belum mau menikah " , Isak tangis Zira seraya meminta pertolongan kepada bunda Zoya dan Abang Zidan .
Semuanya terdiam tak ada yang angkat suara sedikitpun mereka hanya terpaku dan membisu .
" Zira ga mau Ayah ! , Zira mohon jangan hukum Zira seperti ini ? , Zira mau melakukan apa saja demi Ayah asal jangan menikah yah " , mohon Zira terisak seraya mencium punggung tangan sang Ayah.
" Hummmmh " , terdengar Ayah Syahdan menghela nafasnya berat .
" Sudah Ayah katakan , Ayah tidak butuh penolakan atau bantahan dari kamu Zira ! " , ucap Ayah sedikit lembut seraya mengusap kepala Zira yang terbalut kerudung putih .
" Ayah jahat ! , Ayah sudah gak sayang lagi sama Zira ! " , Zira mendongak menatap Ayah Syahdan sekilas sebelum akhirnya ia masuk lari ke dalam kamarnya .
Semua cukup terkejut dengan tingkah Zira dan tidak menyangka Zira akan semarah ini .
Ayah Syahdan memberikan kode kepada bunda Zoya agar menyusul Zira dan menenangkannya .
" Zulfa kamu masuk kamar ya nak ! " , ucap sang Ayah kepada sibungsu .
Zulfa langsung mengangguk seraya kedua tangannya mengelap lelehan air mata yang berhasil membanjiri kedua pipinya .
Ternyata diam-diam Zulfa ikut menangis .
" Tidak seharusnya Zulfa ikut menyaksikan semua ini " , batin Ayah Syahdan yang melihat sibungsu ikut menangis .
Setelah kepergian Zulfa , Ayah Syahdan mengobrol dengan Zidan tentang kelanjutan dan persiapan pernikahan Zira.
Didalam kamar Zira terus menangis seraya memeluk boneka beruang besar kesayangannya .
" Zira boleh bunda masuk sayang ? " , Izin bunda Zoya seraya mengetuk pintu kamar Zira .
" Zira bunda ingin bicara nak , boleh ya bunda masuk ? " , Izin bunda Zoya lagi karena tidak mendapati jawaban dari Zira .
Bunda Zoya memutar kenop pintu nya dan ternyata pintunya terkunci .
" Zira " , panggil bunda Zoya lagi .
" Masuk Bun " , Zira membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan bunda Zoya untuk masuk .
Penampilan Zira sudah tidak karuan , sebagian rambut sudah terlihat keluar dari kerudung bagian depan belum lagi muka sembabnya tidak bisa ia sembunyikan .
Bunda Zoya merasa sangat kasihan dan khawatir dengan Zira , Bunda Zoya tidak ingin melihat Zira dengan kondisi seperti ini namun bunda Zoya tidak bisa berbuat apa-apa dan bunda Zoya juga percaya dengan keputusan sang suami kalau semua demi kebaikan Zira .
Zira dan bunda Zoya duduk dipinggir tempat tidur .
" Sini nak peluk bunda , kakak boleh melampiaskan semua kekesalan , kemarahan kakak sama bunda " , ucap bunda Zoya seraya melebarkan kedua tangannya dan Zira langsung memeluk sang bunda.
" Bun da kenapa Ayah lakukan ini pada Zir a ? " , tanya Zira dengan suara isak tangisnya .
" Kak lebih baik sekarang kakak nangis dulu sepuasnya , keluarkan semua kekesalan dan kemarahan kakak biar kamu tenang dan setelah itu baru kita ngobrol baik-baik ya nak " , balas bunda Zoya seraya mengusap kepala Zira .
Zira terus memeluk bunda Zoya seraya terus terisak .
" Gapapa nak bunda lebih baik melihat kamu menangis sekarang dari pada melihat kamu menangis nanti karena penyesalan " , batin bunda Zoya yang terus memeluk dan mengusap kepala Zira .
*********************
Zira Azizah atau biasa dipanggil Zira , Zira lahir dari pasangan Ayah Syahdan dan Bunda Zoya .
Zira mempunyai Abang yang bernama Zidan al-Fatih dan juga adik perempuan yang bernama Zulfa Humaira.
Zira dan Zulfa sangat disayang dan dijaga oleh keluarga nya karena mereka anak perempuan .
Dan setiap sekolah atau pun berpergian Zira dan Zulfa selalu diantar jemput oleh Ayah Syahdan atau bang Zidan .
Umur Zira belum genap 18 tahun dan ia baru lulus SMA . Sedangkan sibungsu ia baru berusia 12 tahun dan akan masuk ke sekolah menengah pertama ( SMP ) .
Zidan al-Fatih ia sudah berusia 26 tahun , dan sudah lulus S2 sekitar 2 tahun yang lalu , ya bang Zidan lulus dengan cepat dan ia hanya membutuhkan waktu 3 tahun untuk mendapatkan gelar S1 begitupun dengan S2 nya .
Zidan membantu sang Ayah untuk menjaga kedua adik perempuan nya , sekaligus ia membangun usahanya sendiri .
Zira dan Zulfa mempunyai kepribadian yang sangat berbeda , Zira lebih terlihat ceria dan gampang akrab dengan siapa pun , orangnya suka bercanda dan juga sangat manja . Sedangkan sibungsu jika diluar rumah ia lebih terlihat sedikit pendiam dan juga tertutup namun ia selalu menyibukkan dirinya dengan mendalami ilmu bela diri namun jika didalam rumah Zulfa suka bercanda dengan semua keluarga dan juga sedikit manja .
~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments