NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Diselingkuhi

Jodoh Setelah Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Selingkuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

"Aku mau kita putus!!"

Anggita Maharani, hidup menjadi anak kesayangan semata wayang sang ayah, tiba-tiba diberi sebuah misi gila. Ditemani oleh karyawan kantor yang seumuran, hidupnya jadi di pinggir jalan.

Dalam keadaan lubuk hati yang tengah patah, Anggita justru bertemu dua laki-laki asing setelah diputuskan pacarnya. Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau ini malah tak kenal tapi berujung perjodohan.

Dari benci bisa jadi tetap benci. Tapi, kalau jadi kekasih bayaran ... Akan tetap pura-pura atau malah beneran jatuh cinta?

Jangan lupa follow kalau suka dengan cerita ini yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSD Bab 5

Anggara tidak terkejut saat dirinya ketahuan oleh anaknya. Justru pria itu tersenyum tipis karena diketahui anaknya adalah bagian dari rencananya.

Anggita sempat ditahan Shinta yang datang dengan waktu tepat. Yah, di saat perempuan tersebut hendak kabur ke tengah jalan.

Dilihatnya hal konyol putrinya, Anggara mendelik dan menyuruh Widi untuk menghampirinya. Akan tetapi belum juga bergerak Anggita sudah tak sadarkan diri.

"Maaf, gue lakuin ini ke lo. Tapi, biar lo gak pecicilan terus, Gita." Ternyata Shinta memukul bagian belakang tubuh Anggita. Sehingga ia jatuh dalam pelukan Shinta.

Bukan lagi ketakutan, Anggara lagi-lagi menyuruh Widi sampai akhirnya menghampiri Gita dan Shinta.

"Ini tolong dah, berat banget badan dia. Gue terpaksa kayak gini biar dia gak nekat nyebrang gak liat-liat," cerocos Shinta menjelaskan.

Tanpa basa-basi Widi langsung menggendong Anggita ala bridal style. Bukan untuk modus, melainkan karena Widi merasa ia terpaksa menjalani pekerjaan itu.

Melewati sebuah perjodohan? Tentu bukanlah jalan Widi atau bahkan rencananya. Namun, apalah daya jika Ridho masih sering merekomendasikan dirinya pada orang lain.

"Bawain tas nya," perintah Widi pada Shinta.

Sedikit memasang wajah cemberut, Shinta mengeluarkan ponsel milik Gita lalu membuka sebuah kamera.

Cengiran puas itu terbentuk di bibir mungilnya. Anggita pun dibawa oleh Widi kembali menyebrang ke suatu bengkel yang entah milik siapa.

Begitu sampai ke bengkel, Anggara menyuruh mereka untuk pulang ke rumahnya. Awalnya Widi menolak, tapi ia tak bisa keras kepala karena dihari itu juga perjanjiannya dengan Pak Anggara baru dimulai.

"Benar kamu ikut ke rumah saya ya? lagipula kalau saya bawa Anggita, saya takut dikira penculik," celetuk Anggara, Widi mendengkus berusaha sabar.

Berbeda dengan Shinta yang kini malah asik merekam video kebersamaan Widi menggendong temannya di ponsel milik Anggita.

"Ya udah, lo depan deh, Wid. Biar gue rekam lo sama Gita, hehe. Udah kayak pasangan romantis banget gila," ujar Shinta cekikikan sendiri.

Anggara hanya geleng-geleng kepala. Satu tangannya menunjuk ke suatu lokasi dimana ada mobilnya.

••••

Sementara di tempat lain, aroma nasi goreng yang baru digoreng oleh Sarah — ibunya Widi, mendadak tidak enak karena Ridho tiba-tiba ditarik telinganya.

"Aduh, Bu. Aku gak apa-apain Widi kok, suer beneran Widi tuh cuma aku suruh buat nikah sama orang kaya. Udah itu aja, dia gak—"

"Eh, kamu tahu kan kalau Widi itu gak mau menikah dulu sebelum bapaknya ketemu. Kamu ini kenapa malah bikin dia nikah sama orang kaya? Kamu pikir enak nikahnya sama anak punya banyak duit?"

Setelah telinganya tak lagi dijewer, Ridho masih mengusap-usap karena sakitnya belum mereda. "Lah, justru untung loh kalau hari ini Widi nikah. Kan bisa minta buat dicariin bapaknya Widi, orang kaya mah apa yang gak bisa."

Bukannya didengarkan, kepala Ridho justru digeplak. "Sembarangan kamu ya, pokoknya sekarang anterin Ibu ke sana."

Ridho menggaruk tengkuk lehernya. "Sekarang, Bu?"

"Tahun depan! ya sekarang lah!"

"Oke, aku anterin sekarang. Tapi, ini perjodohan gak papa, Bu?"

"Halah, mau perjodohan atau pernikahan apalah orang anak Ibu kamu jadiin sewaan buat orang kaya!" omel Sarah.

Ridho sampai tepuk jidat mengikut langkah Bu Sarah. Hanya menggunakan motor kopling milik Ridho, wanita muda itu beberapa kali menggeplak punggung temannya Widi.

"Kamu bisa nyetir gak sih? bawa motor kok ngebut banget!" ketus Bu Sarah.

"Bisa, Bu! orang Ibu yang duduknya miring! Udah tahu motor aku ini gak kayak punya Widi yang tinggal gas aja!" jawab Ridho setengah berteriak karena ia memakai helm.

Tak ingin lagi berdebat, Sarah memilih diam tidak menanggapinya.

••••

Pandangan pertama yang Anggita lihat adalah seorang laki-laki di sebelahnya. Buru-buru ia bangun setelah dibuat oleh Shinta.

Laki-laki di sampingnya seketika berdiri. Anggita pun mendongak bingung. "Lo ngapain di kamar gue!?" teriak Gita panik.

Maklumlah, karena nyawanya baru terkumpul. Dan Widi yang melihatnya hanya mengusap pangkal hidungnya bungkam.

Merasa greget dengan modelan laki-laki seperti Widi membuat Anggita geram dan beranjak berdiri namun dari kesialan kakinya menjadikan dirinya nyaris terjatuh.

Entah kebetulan dari mana, Anggita jatuhnya ke pelukannya Widi. Tapi, tunggu dulu, ada yang tidak beres dengan hatinya.

Kali ini Gita berbicara dengan hati mungilnya. Soal patah hatinya mendadak sembuh begitu ia menatap lekat wajah Widi.

"Haish, kenapa gue malah nyaman gini dipeluk dia? hah? Seriusan gue diginiin? Arghh, dah gila nih kayaknya gue!" ucapnya dalam hati.

Widi pun seharusnya tidak memandang wajah Gita meskipun rautnya dingin.

"Lepasin!"

Dengan entengnya Widi pun melepas Anggita hingga perempuan tersebut jatuh ke lantai.

"Aduh! ah, kasar banget sih lo!!" omel Anggita sampai menghentakkan kedua kakinya.

Widi menatapnya diam. Masih dengan wajah dinginnya dan sikap yang menurut Gita sangat menyebalkan.

"Gue gak mau tahu lo keluar dari kamar gue sekarang!!"

Tapi, laki-laki tersebut justru menaikkan alisnya. "Ya siapa juga yang mau sama Mbak-mbak judes." Setelah mengatakan itu, Widi dengan santainya keluar dari kamar Anggita.

Sang pemilik kamar pun tak henti-hentinya merasa kesal.

"Awas lo ya! Dasar cowok tembok! Liat aja nanti bakal gue cat muka lo!" teriak Anggita.

Setelah semuanya terasa sedikit tenang, ponselnya tiba-tiba mengirimkan sebuah notifikasi pesan dari seseorang.

Jika tadi patah hatinya sudah mulai sembuh, kini lagi-lagi hatinya harus terbakar.

"Arya? Ngapain ini mantan mata duitan ngechat gue lagi? Mana kontaknya ada lope nya lagi, awas ya nanti bakal gue hapus kontak lo," dumelnya.

Jari tangannya menggulir pesan dari sekian banyaknya teman-teman kantornya, ia menemukan kontak Arya yang terlihat dari beranda mengirim sebuah video.

Usai mendownload video tersebut, Anggita dibuat terkejut bahkan sampai ponselnya dilempar dan masuk ke kolong meja.

"Hah!? Gila? Sumpah, gue udah stress!? Argh, enggak-enggak. Gue gak mungkin viral di Tok Tok apalagi ada adegan romantis gitu? Enggakkk!" jeritnya.

Gita menutupi kedua telinganya merasa gila. Setelah napasnya tak beraturan dan isi kepalanya yang semakin ricuh, tiba-tiba ia menemukan ide cemerlang. Walah jika dipikir kembali sungguh di luar nalar.

Cepat-cepat Anggita keluar dari kamarnya berusaha kabur. Tapi, sungguh kesialan masih mengincarnya. Secara tiba-tiba kakinya tersandung yang wujudnya sama-sama kaki.

Yah, niat untuk mengumpat dan memfitnah Shinta pun terburu malu.

"Bisa gak sih, Mbak, jangan bikin masalah semakin rumit. Udah dewasa jangan apa-apa lari dari urusan lah," celetuk Widi datar dan ekspresinya pun menyamai ucapannya.

Seketika Anggita mendelik, memposisikan dirinya semakin dekat dengan posisi Widi.

"Lo ngomong apa? Hah? Lo pikir semua ini gara-gara gue!? Lo jadi laki tuh sadar, bego! Lo tuh belum tahu gue siapa dan jangan asal ceplos depan gue!" bentak Anggita lebih ngotot.

Tanggapan Widi masih biasa saja. "Saya tahu Mbaknya ini anaknya Pak Anggara. Tapi, sayang sekali sikapnya tidak mencerminkan seseorang yang benar-benar dalam keluarga Anggara."

Plakk!

"NGOMONG SEKALI LAGI DI DEPAN MUKA GUE!!"

Kali ini ucapan Anggita berubah total. Nada bicaranya selain tegas, tapi juga ada penekanan pada setiap katanya.

Widi jadi semakin penasaran di balik raut wajah datarnya.

"Lo mungkin masih aman karena ada bokap gue, tapi jangan pernah lo remehin gue setelah lo berani ngomong itu!"

Anggita pergi turun dari lantai atas menuju ruang tamu dimana sudah ada ayahnya dan Shinta.

Tapi, ketika matanya mengedarkan ke sekitar, ternyata ada dua orang asing ikut berkumpul.

"Ini siapa lagi, Yah? Aku gak mau aneh-aneh lagi ya, udah cukup Ayah kasih aku banyak ujian yang gak enak buat aku," ucap Anggita duduk di sebelah Shinta, masih dengan raut kesal.

Wanita muda asing dan satu laki-laki yang dikenalnya pun tersenyum pada Anggita.

"Beliau ini ibunya Widi, dan sebelahnya ada temannya. Yang semalam bareng sama kamu dengan Shinta," sahut Anggara.

"Oh ini, cantik sekali. Kalau begini saya juga akan restui perjodohannya."

"Apa!? Dijodohin!?"

1
Lonafx
kacau banget cwok kayak Arya, gak modal😅

hai kak, aku mampir, cerita kakak bagus💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!