NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mafia

Mengandung Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.

Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Paman Jason terlihat putus asa mencarimu. Kamu yakin masih ingin bersembunyi? Setidaknya beri kabar pada Daddymu, aku mengkhawatirkan kondisi kesehatannya." Kata Elie. Jika Audrey ingin bersembunyi dari Teresa, tentu saja Elie sangat mendukung. Buktinya Audrey bisa berada di tempat yang aman saat ini berkat bantuan Elie. Namun tidak memberi kabar pada orang tua Audrey bukan keputusan yang baik.

Apalagi Jason sudah bisa berjalan. Seharusnya Audrey tidak perlu lagi mengkhawatirkan nasib Jason ditangan Teresa. Dan kemungkinan besar Jason akan datang melindungi Audrey. Ya, seorang ayah pasti akan melindungi putri tercintanya. Audrey tidak perlu mengkhawatirkan hari esok jika ada Jason di sampingnya.

Pada akhirnya Audrey mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan menelfonnya setelah makan malam."

"Apa kalian masih bicara serius?" Tanya Russel. Wanita paruh baya itu membawa nampan berisi camilan dan teh. Dia tampak ragu untuk bergabung dengan Audrey dan Elie.

"Ah, tidak Bibi. Kami sudah selesai." Audrey menggeser duduknya agar Teresa bergabung disebelahnya.

"Sepertinya Audrey lupa menyiapkan camilan dan teh hangat untukmu, Elie." Canda Russel dengan tawa kecil.

Audrey tersenyum kikuk. "Maaf Elie, aku lupa."

"Audrey memang kejam padaku, Bibi. Itu sebabnya aku mengasingkan Audrey di rumah orang tua ku." Balas Elie dengan candaan juga.

Suasana berubah hangat saat ketiganya tertawa bersama. Elie bicara blak-blakan karna Audrey mengatakan bahwa Russel sudah mengetahui kisah hidup Audrey dan alasan kenapa Audrey tinggal sendiri di rumah ini.

"Kalian teman yang saling menyayangi dan peduli satu sama lain." Puji Russel. Di usia mereka yang masih terbilang sangat muda, Audrey dan Elie sudah bisa menghadapi masalah serumit itu dalam hidupnya. Seharusnya mereka masih menikmati masa muda dengan belajar ataupun bekerja untuk kesenangan diri sendiri, bukan karna sebuah keharusan untuk bertahan hidup.

"Kami juga sayang dan peduli pada Bibi. Tolong jangan sungkan meminta tolong pada kami. Bibi, aku sudah punya uang yang cukup jika Bibi ingin pulang ke Canda sekarang." Tawar Audrey.

Elie sudah memindahkan uang kompensasi dari Lucas ke rekening baru yang tidak akan bisa dilacak oleh Teresa, jadi Audrey bisa menggunakan uang itu kapanmu dia butuh. Termasuk membiayai Russel jika ingin kembali ke Canda.

"Apa kamu baru saja mengusir Bibi?" Tanya Russel dengan ekspresi sedih. Tinggal beberapa hari bersama Audrey membuat Russel memiliki perasaan sayang pada Audrey layaknya pada anak sendiri. Kepribadian Audrey yang ceria, menyenangkan dan baik, mampu menarik hati Russel hanya dalam beberapa hari. Jika boleh memilih, Russel ingin tinggal lebih lama dengan Audrey.

Rumah ini juga membuat Russel merasa nyaman dan aman. Jauh dari kota, jauh dari keramaian. Tidak ada konflik, tidak di kelilingi oleh musuh. Keadaan itu berbanding terbalik dikediaman Russel.

Audrey menggeleng cepat. "Jika boleh, aku ingin Bisi tetap tinggal disini. Tapi bagaimana dengan keluarga Bibi? Pasti mereka mengkhawatirkan Bibi."

"Bibi hanya perlu menghubungi putra Bibi dan mengatakan padanya jika Bibi baik-baik saja. Apa boleh Bibi meminjam ponsel ini?" Russel melirik ponsel diatas meja. Selama beberapa hari tinggal disini, Russel baru melihat ponsel. Lebih tepatnya setelah Elie berkunjung.

"Tentu saja Bibi, ini ponselku. Bibi boleh memakainya." Audrey mengambil ponsel hitam itu untuk diberikan pada Russel. "Aku meminta Elie membelikan ponsel baru agar aku bisa berkomunikasi dengannya." Jelasnya.

Ponsel lama Audrey memang sengaja di buang untuk menghilangkan jejak. Teresa mungkin sudah menemukan lokasi dimana ponsel itu di buang. Jika Elie tidak memiliki ide cemerlang itu, mungkin Teresa bisa datang ke tempat ini.

"Terimakasih, Bibi akan menelfon Luke sekarang." Russel tampak berbinar dengan ponsel di tangannya.

"Ya Bibi, bawa saja ponselnya."

Russel mengangguk dan pamit pergi ke kamarnya.

"Jika Bibi Russel pulang, kamu akan sendiri lagi. Audrey, lebih baik Paman Jason segera tau keberadaan kamu. Aku juga tidak mungkin setiap minggu berkunjung kesini. Bukannya aku tidak peduli padamu, tapi kamu tau sendiri sesibuk apa aku bekerja. Jika Paman Jason tinggal bersamamu, aku tidak perlu khawatir lagi."

Audrey terkekeh kecil. Elie benar-benar sangat cerewet melebihi nenek-nenek yang hobby mengomel. "Baik Elie, aku akan mengikuti saranmu. Setelah makan malam nanti, aku akan menelfon Daddy."

...******...

"Aku pikir kau akan menginap semalam. Dasar menyebalkan, sok sibuk!" Audrey memutar malas bola matanya. Elie langsung pamit pulang setelah makan malam. Lagi-lagi karna alasan sibuk bekerja, jadi tidak punya kesempatan untuk menginap kali ini. Audrey sampai memasang wajah kesal ketika mengantar Elie ke depan rumah.

"Faktanya aku memang sibuk bekerja demi uang. Jika uangku sebanyak kamu, aku juga tidak mau capek-cepek bekerja." Sahutnya dengan tawa kecil.

Audrey reflek meninju lengan Elie. "Aku kehilangan harga diriku jika kamu lupa! Kamu pikir aku masih bisa memiliki masa depan yang bagus seperti mu?" Lirihnya tak yakin. Kejadian malam itu membuat Audrey merasa bahwa dia sudah kehilangan masa depannya.

"Bisa saja, nasib orang siapa yang tau? Jika tiba-tiba ada seorang pangeran yang datang malam ini dan melamarmu, kamu tidak perlu berfikir dua kali untuk menerima lamarannya." Sahut Elie semangat. Ada nada candaan didalamnya, tentu untuk menghibur Audrey yang terlihat murung.

Audrey tertawa konyol. "Sepertinya cerita seperti itu pernah aku baca di sebuah novel."

"sudahlah, aku pulang dulu. Bye,,," Elie bergegas masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah tua peninggalan orang tuanya.

Audrey masih bertahan di tempatnya meski mobil yang dikendarai Eli sudah tidak terlihat didepan mata. Angin di luar berhembus kencang. Suhu udara sekitar 7 derajat, itu cukup dingin untuk Audrey yang hanya memakai dress tipis.

"Daddy, maaf sudah mengecewakanmu." Audrey memejamkan mata rapat-rapat. Rasa sesak memenuhi hatinya. 1 jam lalu dia baru saja menelfon Jason untuk memberi kabar dan situasi yang terjadi. Audrey tidak menyangka jika Jason sudah tau semuanya dari Teresa. Sekalipun Audrey berkali-kali meminta maaf pada Jason, tetap saja rasa bersalah itu masih menggunung. Bersalah karna tidak bisa menjaga diri dengan baik.

Audrey menghelan nafas kasar sebelum memutuskan masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.

Tokk,, tokk,, tokk,,

Audrey berhenti melangkah dan reflek berbalik badan. Dia tersenyum lebar dan segera membuka pintu lagi.

"Kamu pasti berubah pikiran dan ingin menginap kaa,,nn,,," Suara Audrey menggantung di udara. Tubuhnya mendadak kaku dengan mata yang membulat sempurna.

"Kau?!!" Pekik pria bertubuh tinggi yang berdiri diluar pintu.

Audrey menjadi gemetar dan gelagapan. Dia meraih handle pintu untuk menutupnya, namun pria itu menahan pintu dengan satu kaki dan satu tangannya. Tenaga yang tidak sebanding membuat Audrey gagal menutup pintunya.

"Ba-bagaimana kau bisa datang kesini?" Tanya Audrey gemetar.

Pria di hadapannya adalah Lucas. Orang yang telah meninggalkan trauma untuknya.

Lukas tak menjawab. Tatapan tajamnya membuat Audrey menciut dan memilih berjalan mundur. Setidaknya ada Russel, dia bisa berteriak meminta tolong jika Lukas berbuat sesuatu padanya.

"Jangan mendekat! Aku mohon berhenti di tempatmu!" Pekik Audrey takut. Namun Lucas seperti mengabaikan ucapannya dengan tetap masuk ke dalam rumah.

"Bibi,,!! Bibi tolong aku,,!!" Teriak Audrey sembari berlari dan bersembunyi di balik kursi kayu.

Russel dari dalam kamarnya segera keluar dan memeluk Audrey yang ketakutan.

"Luke, kau membuat Audrey ketakutan!! Dasar anak nakal, kenapa memasang wajah seram seperti itu. Setidaknya pasang wajah ramah sedikit saja didepan wanita.!" Omel Russel.

1
🍾⃝ͩѵᷞɪͧɴᷠᴀͣ ɴᴀѵɪɴᴀ
gak bisa juga menyalahkan ana .. karna faktanya nick yng menolak diajak serius.. dan lebih menganggap hubungan itu sekedar main-main.. kalaupun sekarang nick menyesal itu sudah resiko.. karna yang disia-siakan bukan hanya ana tapi ada anak dalam kandungan ana.. tpi sekarang anna sudah berdamai dengan keadaan untuk membesarkan Elena sendiri.. itu keputusan yang bagus.. kalaupun mereka gak bersatu Mudah-mudahan bisa berdamai juga dengan nick..
Kotin Rahman
selamat menikmati smuanya nick.....dan sngat stuju dngan sikap ana jngn mudah luluh ya an.....inget rasa sakit yg kau tabung selama ini 🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
dan Audrey juga tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap Ana yang sudah mengaanggap si Nick sudah mati
Sugiharti Rusli
bahkan Audrey pun tidak bisa melunakan hati si Ana yah sekarang ini walo mereka tetap berteman hingga sekarang
hansen
sudah 5 tahun berlalu Ana berikan la kesempatan ke 2 buat Nick..lagian waktu itu kmu jg menikmati kebersamaan itu..jgn terlalu egois Karna yang kasihan Elena ..
hansen
next story Noah Daisy David elena
Annabelle
semoga Ana mau kembali bekerja di tempat Audrey, hati Ana sudah sekeras batu tapi aku yakin suatu saat dia mau menerima Nick
ardiana dili
lanjut
Ayna Adam
Q tw km pasti sangat kecewa dengan kelakuan Nick
Tapi kasihan Elena yg tidak mempunyai sosok Ayah dalam hidupnya
Meskipun Ana bilng kl Ayah Elena sdh meninggal,q yakin Elena pasti membutuhkan Ayahnya
Semangat ya Ana untuk membesarkan anakmu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Dien Elvina
ingat lah Ana, walaupun Elena terkesan diam gak pernah menanyakan ttng ayah nya lagi tapi d dlm hatinya ttp dia memimpikan dan membutuhkan kasih sayang seorang ayah..
Sii JunJun
semoga rejeki mu ngalir ana.ada Audrey kalo dia kasih uang terima aja buat modal usaha🤣
dyah EkaPratiwi
semangat ana
zraaa
first🥳
Qaisaa Nazarudin
Audrey terlalu degil dan keras kepala , Seolah-olah hanya dia yg menghawatirkan anaknya,ckk..
Qaisaa Nazarudin
Aku bacanya lompat2,Kalo Audrey jatuh jurang dan berguling-guling,Apakah kandungannya masih selamat?
Qaisaa Nazarudin
SETELAH ITU LUCAS AKAN MENYESAL SETELAH TAU KALO AUDREY MASIH VIRGIN,DAN BUKAN AUDREY PELAKU PENJEBAKAN ITU.. HAH...
yumi chan
good jod ana..mdh2an ank2 cpt bsr ..
Leny Wijaya
Nick minta tolong Daisy bicara ma ellena dan ana dengan mulut judesnya Daisy mana tau ana mau baik2 lagi🤣pasti lucu klo Daisy yg menggurui org tua🤣
Soraya
lanjut
Eva Nietha✌🏻
Mampir Thor ampe tuntas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!