Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Setelah Bima menyelesaikan soal ujiannya, Bima mencari Klarissa ke rooftop, benar saja Klarissa tidur di rooftop "Sayang... Bangunlah setelah ini pergantian jam!" Tutur Bima
Klarissa membuka matanya dengan menggerakkan tubuhnya lalu duduk "Gimana tidurnya nyenyak?" Tanya Bima
Klarissa mengangguk "Iya sayang, aku mau ke toilet bentar!" Ujar Klarissa
Bima mengangguk "Ayo aku anterin!" Tutur Bima
"Ayo!" Singkat Klarissa
Sesampainya di toilet evelyn memandang Klarissa dengan sinis, terlintas dipikirannya untuk membuat Bima membenci Klarissa. Evelyn mendorong Klarissa "Gue kan udah bilang sama lo, jauhi bima... Sebentar lagi gue dengan bima akan tunangan!" Tutur evelyn
Klarissa yang didorong terbentur hingga punggungnya ke tembok BRUGH...
"Ssssst!" Ringis Klarissa
Klarissa menatap nyalang evelyn lalu mendorong evelyn pelan tapi tubuh evelyn sampai terhuyung kebelakang hingga mengenai wastafel "Awawwss sakit Klarissa!" Teriak evely.
Evelyn sengaja membenturkan kepalanya ke ujung wastafel hingga darah segar mengalir dari kepalanya. Klarissa panik "Evelyn.. .!" Teriak Klarissa
Semua siswa yang ada di toilet tersebut keluar dari bilik toilet, evelyn menyeringai "Tolong... Klarissa mendorongku!" Teriak evelyn memegang kepalanya yang sudah banyak darahnya
Semua siswa menolong evelyn "Minggir... Lo harus tanggungjawab!" Ujar siswa perempuan
Keadaan didalam toilet menegang karena darah terus mengalir dikepala evelyn, lalu dari salah satu siswa berlari keluar toilet untuk meminta bantuan.
Tak lama Bima datang karena Bima menunggu Klarissa didepan toilet "Evelyn!" Tutur Bima panik melihat evelyn mengeluarkan darah, bima membawanya ke UKS sedangkan evelyn sudah tak sadarkan diri
Disekolah ricuh gara-gara evelyn mengeluarkan darah banyak dari kepalanya, Klarissa masih berdiri diam ditoilet sambil melihat wajahnya dicermin toilet, Bima kembali ke toilet "Sayang... Ayo masuk kelas!" Ujar Bima
Klarissa mengangguk dengan mencuci mukanya "Kenapa diam?" Tanya Bima saat mereka keluar dari toilet
"Sayang... Bagaimana keadaan evelyn?" Tanya Klarissa
Bima menatap Klarissa "Nggak tau... Pihak sekolah sudah menghubungi kedua orang tuanya!" Jawab Bima
"Sayang... Tadi evelyn mendorongku, aku juga mendorong evelyn pelan tapi kenapa evelyn sampai terluka begitu!" Tutur Klarissa pelan
Bima terkejut "Jadi evelyn begitu karena kamu sayang?" Tanya Bima panik
Klarissa mengangguk "Aku tidak ada niat mencelakainya sayang, aku hanya membalas perbuatannya... Apa aku salah melindungi diriku sendiri?" Tanya Klarissa
Bima menggelengkan kepalanya "Ayo kita masuk kelas, biar nanti aku akan mencoba jelaskan pada evelyn!" Tutur Bima
Klarissa mengangguk perasaan yang tadinya takut kini sudah hilang karena Bima mempercayainya.
Sesampainya dikelas para siswa memandang Klarissa dengan sinis "Sekolah kita nggak aman sekarang, ada psikopat!" Ujar salah satu siswa
Bima memelototkan matanya pada siswa yang mengatakan Klarissa psikopat "Jaga mulut lo!" Tunjuk bima
Klarissa diam lalu bu mega datang "Klarissa... Ikut ibu keruang kepala sekolah!" Tutur bu mega
Klarissa mengurungkan niatnya duduk lalu melangkahkan kakinya mengikuti ibu mega sementara Bima mengikuti Klarissa
mensejajarkan langkahnya dengan Klarissa "Sayang... Kamu tenang saja, aku akan ikut menjelaskan pada pihak sekolah!" Tutur Bima
Klarissa mengangguk "Makasih!" Ujar Klarissa
Bima mengangguk memegang tangan Klarissa yang sudah dingin karena panik. Bu mega mengajak Klarissa ke ruang kepala sekolah, Klarissa dan Bima duduk di ruang kepala sekolah "Klarissa...!" Panggil pak Jaya
Klarissa menatap pak jaya "Apa benar kamu yang mendorong evelyn?" Tanya pak Jaya
Klarissa mengangguk "Evelyn yang mendorong Klarissa duluan pak... Lalu Klarissa mendorong balik evelyn, Klarissa tidak berniat mencelakainya pak!" Terang Bima
Pak budi menatap Bima "Bima... Sebaiknya kamu masuk kelas sekarang ujian, biarkan Klarissa disini dulu, nanti biar lembar ujiannya dikerjakan disini!" Tutur pak Jaya
Bima diam "Sana kembali ke kelas... Bapak tidak akan makan pacarmu!" Tutur pak Jaya sedikit tersenyum
Bima mengangguk memandang Klarissa "Aku ke kelas dulu ya, kamu jangan takut nanti aku akan membantumu menjelaskan pada kedua orang tua evelyn!" Tutur Bima
Klarissa mengangguk menatap bima "Pak... Titip pacar saya, jangan dimarahi kalau bapak mau marah... Marahi saya saja!" Tutur Bima
Pak Jaya tersenyum mengangguk "Bu mega... Biarkan masalah ini saya yang atasi, bu mega dan Bima kembali saja ke kelas!"
Perintah pak jaya
"Baik pak!" Jawab bu mega
Selang beberapa menit ada siswa yang mengantarkan soal ujian ke ruang kepala sekolah "Klarissa... Ini kertas ujianmu, kerjakan disini!" Ujar pak jaya
Klarissa mengambil kertas ujiannya lalu mengisinya dengan cepat tak sampai 15 menit sudah selesai "Selesai pak!" Ujar Klarissa
Pak jaya mengambil hasil jawaban lembar ujian Klarissa "Bagus... Jawabmu benar semua kayaknya Klarissa!" Tutur pak jaya
Klarissa diam, tak lama kedua orang tua evelyn datang dengan wajah yang tidak bersahabat "Permisi pak!" Ujar papa evelyn
"Mari pak... Bu... silahkan duduk!" Tutur pak Jaya
Mama evelyn memandang Klarissa "Jadi siswa ini yang membuat evelyn terluka, kamu harus tanggungjawab!" Tutur mama evelyn dengan suara yang tinggi
"Mari silahkan duduk bu!" Tutur pak Jaya
"Saya tidak mau tau ya pak... Pokoknya siswa ini harus dikeluarkan!" Tutur mama evelyn
Klarissa masih diam dengan menundukkan wajahnya "Bu... Evelyn yang sudah mendorong Klarissa duluan, kejadian ini tidak sepenuhnya kesalahan Klarissa!" Ujar pak Jaya
Mama evelyn dan papa evelyn menatap nyalang pak jaya "Saya tidak mau tau ya pak... Kalau siswa ini tidak dikeluarkan, saya akan membawa kasus ini kekantor polisi, ini sudah tindakan kriminal pak!" Tutur mama evelyn
"Pak... Bu... Tolong sabar jangan begitu, masalah ini biar ditangani secara kekeluargaan!" Tutur pak Jaya
"Saya tidak mau tau pak pokoknya bapak harus mengeluarkan siswa ini!" Tutur mama evelyn
"Tolong kasih kesempatan Klarissa sampai menyelesaikan ujiannya dulu bu, setelah itu saya akan mengurus Klarissa!" Tutur pak jaya
"Baik... Saya akan kasih keringanan tapi setelah ujian langsung keluarkan!" Tutur mama evelyn
Klarissa masih diam, tak lama Bima datang "Maaf menganggu... Om... Tante... Saya akan menjelaskan kejadian ini, ini tidak sepenuhnya kesalahan Klarissa... Evelyn mendorong Klarissa duluan!" Tutur Bima
Mama evelyn tersenyum "Kamu membela siswa ODGJ ini daripada tunanganmu sendiri?" Tanya mama evelyn
Bima membulatkan matanya "Dia bukan ODGJ, dia siswa yang sangat pintar disini!" Tutur Bima
Papa evelyn menarik tangan Bima "Ayo ikut dengan om sebentar, ada yang mau omongin!" Tutur papa evelyn
Bima dan papa evelyn keluar dari ruangan pak Jaya, mereka masuk kedalam perpustakaan sekolah karena ditempat tersebut sepi "Brian... Om tau kalau kamu berhubungan dengan siswa yang mencelakai evelyn, kamu harus putuskan hubunganmu dengan perempuan itu!" Terang papa evelyn
Bima menggelengkan kepalanya "Maaf om saya tidak bisa!" Jawab Bima
Papa evelyn mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya "Baik kalau kamu tidak mau memutuskan hubunganmu dengan perempuan itu, tapi masalah evelyn dan perempuan itu om akan membawa kasus ini kekantor polisi!" Terang papa evelyn
Bima terkejut dengan perkataan papa evelyn, mendadak Bima teringat papa Klarissa yang menamparnya hingga sudut mulut Klarissa berdarah saat ada kasus tawuran dikantor polisi "Bima mohon jangan membawa kasus ini ke kantor polisi om, kasihan Klarissa!" Tutur Bima
Papa evelyn tersenyum "Baik... Tapi kamu putuskan hubunganmu dengan Klarissa dan bertunanganlah dengan evelyn, mengerti?"
Ujarnya
Bima mengangguk lalu mereka keluar dari tempat tersebut.
Diruang kepala sekolah Klarissa masih diam, mama evelyn sudah pergi dari ruang kepala sekolah "Klarissa... Istirahatlah sudah waktunya istirahat!" Tutur pak jaya
Klarissa memandang pak jaya "Pak... Apa bapak tidak mau menghubungi papa saya?" Tanya Klarissa
"Tidak perlu Klarissa, biar bapak saja yang menangani kasusmu, bapak akan berusaha supaya kamu tidak dikeluarkan dari sekolah ini!" Tutur pak jaya
Klarissa memandang lekat pak budi dengan meneteskan air matanya "Terimakasih pak, bapak mau membela saya tapi tidak usah pak, sebaiknya Klarissa keluar dari sekolah ini!" Tutur Klarissa
"Bapak akan mengusahakan kamu tetap sekolah disini Klarissa, tapi kalau tidak bisa maafkan bapak ya... Kedua orang tua evely sangat berpengaruh disekolah ini!" Tutur pak Jaya
Klarissa mengangguk lalu tak lama Bima datang menjemput Klarissa "Sana pacarmu sudah menjemputmu!" Tutur pak jaya dengan
sedikit tersenyum
Klarissa juga tersenyum memandang bima, merekapun keluar dari ruang kepala sekolah.