"Witing tresno jalaran soko kulino" Percayakah kamu akan kata kata itu?
Rasa suka dan nyaman ada karena sudah terbiasa. Tapi, bagaimana bila rasa itu di salah artikan? atau menolak untuk merasakan.
Ketika persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun, di uji oleh sebuah perasaan yang bertepuk sebelah tangan.
Antara rasa nyaman dan cinta, manakah yang akan di pilih oleh Kenzo?
Benarkah dia mencintai Arsy? atau hanya sebatas mengaguminya saja?
Dan benarkah dia hanya menyayangi Naura karena sahabat kecil? Atau sayang karena cinta?
Ikuti kisah Kenzo Aprilio Nolan, laki laki tengil si biang rusuh yang sedang di landa dilema antara Nyaman dan Cinta pada dua orang gadis yang sejak kecil ia kagumi dan sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta
“Perasaan, kalian makin deket aja deh!” kata Susan menyambut kedatangan Naura di depan kelas, matanya sejak tadi memicing tajam ke arah dua tangan yang sejak tadi terus bergandengan.
“Berisik!” saut Clay dengan wajah datar nya, “Aku ke kelas dulu. Nanti istirahat kita ke kantin bareng.” Bisik Clay lalu ia segera pergi ke kelas nya.
Sementara itu, Naura langsung mendapatkan berbagai pertanyaan beruntun dari Susan. Awalnya, Susan berpikir bahwa itu hanya gosip belaka ketika mendengar bahwa Naura dan Clay memiliki hubungan sampai membuat Naura di bully di toilet. Namun kini dirinya melihat dengan mata kepala nya sendiri bagaimana Naura bergandengan tangan dengan Clay.
“Jadi bener Ra?” tanya Susan yang entah ke berapa kali nya. Naura sudah menjelaskan berulang kali namun Susan masih seolah kurang percaya.
“Kalau lo gak percaya, ya udah jangan nanya lagi. Terserah lo mau mikir nya yang kaya gimana.” Cetus Naura lalu ia mengeluarkan buku buku nya dari dalam tas.
“Woaahh, padahal gue pikir lo itu suka nya sama si Kenzo tahu. Tapi ternyata malah jadian nya sama Clayton. Ya gak masalah sih, Clayton juga ganteng, tapi—“
“Gak ada tapi tapian, buruan kerjain PR lo, bentar lagi bel masuk!” saut Naura menggelengkan kepala nya.
Menghela nafas kasar, akhirnya Susan diam dan fokus dengan tugas nya yang memang belum selesai. Ketika jam istirahat, sesuai permintaan Clay tadi, mereka akan pergi ke kantin bersama. Namun bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, dan Clay belum juga datang ke kelas nya.
“Ra, tapi hubungan lo sama dia gak di publish?” tanya Susan sambil membereskan buku nya.
“Enggak lah, mulut lo jangan ember. Gue gak mau ngumbar, tapi gue juga gak mau nutupin, biarin aja kalau ada yang tahu yang penting gue gak ada ngomong.” Kata Naura mengangkat kedua bahu nya.
“Berarti, pas lo di bully saat itu. Lo udah jadian sama Clayton?” tanya Susan lagi, kini keduanya berjalan santai menuju kelas Clayton.
Ya, bila Clay tidak menjemput nya, maka Naura lah yang akan menjemput lelaki nya.
“Udah, makanya dia marah banget dan mau publish. Tapi gue tahan, gue males ribut,” jawab Naura menghela nafas nya kasar.
“Oh ya Ra, ngomong ngomong, lo udah tahu belum kalau ada anak baru di sekolah kita?” pertanyaan Susan, membuat Naura menghentikan langkah nya dan menatap ke arah sahabat nya, “Dia pindahan dari luar negri, entah kenapa dia pindah ke sekolah kita.” Imbuh Susan.
“Cewek apa cowok? Di kelas mana?”
“Nah itu gue gak tahu, gue cuma taunya dia cewek aja dari luar negri. Gila aja dari pagi kuping gue pengeng dengerin anak anak cowok pada nge ghibah.”
“Hahahaha biasa kalau begitu, coba kalau yang dateng cowok baru, pasti anak anak cewek pada ghibah,” kata Naura tertawa dan di balas anggukan dari Susan.
“Si Clay mana sih?” gumam Naura sambil mengecek ponsel nya.
“Mau kemana?” tanya Ken tiba tiba menghadang kedatangan Naura yang hendak masuk ke dalam kelas Ken dan Clay.
“Mau masuk lah, mau kemana lagi. Ckck!”
“Mau nyari gue?” tanya Ken dengan percaya dirinya.
“Dih, gak usah mulai deh. Clay mana?”
“Gak ada,” jawab Ken dengan cepat, “Gue mau bicara sesuatu sama lo, mending lo ikut gue.” Ken langsung menarik tangan Naura dan membawa nya pergi dari sana.
“Kang rusuh sialan, gue bukan kambing woy!” pekik Naura berusaha memberontak melepaskan diri, namun cekalan tangan Ken begitu kuat dan ia tak mampu melawan nya.
“Makanya nurut,” balas nya tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Sementara itu, Susan yang masih berada di depan ruang kelas Ken, hanya bisa terdiam dengan perasaan campur aduk ketika matanya menatap sesuatu yang sangat membuat nya terkejut.