Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 29
"Bukan masalah itu Ma. Tapi..." Gandhi menggantung kata-katanya.
"Tapi apa?" tanya Mama Zara penasaran.
"Tapi sebenarnya Salsa itu kaum pelangi, Ma." jawab Gandhi.
Mata Mama Zara membulat.
"Jangan ngarang kamu! Kalau Papa-nya Salsa tau kamu nuduh anaknya kaum pelangi bisa habis kamu Gandhi!" bentak Mama Zara.
"Gandhi gak nunduh Ma. Gandhi bisa ngomong gini karena Salsa yang ngaku sama Gandhi dan bahkan Gandhi punya bukti-nya!" jawab Gandhi lalu mengeluarkan ponselnya dan memberikan bukti rekaman cctv pada Mama Zara.
Mama Zara semakin syok begitu menonton adegan apem makan apem yang Gandhi tunjukkan.
"Ma, Gandhi gak bisa nerusin pernikahan ini dengan Salsa. Gandhi ingin bercerai dengan Salsa." ucap Gandhi disaat Mama Zara sedang syok-syoknya.
"Gak! Gak boleh! Kamu harus tetap bertahan dengan Salsa!" tolak Mama Zara.
"Ma-"
"Gandhi, Papa mu dan Papa-nya Salsa sedang membangun proyek besar, kalau kamu cerai sama Salsa sudah di pastikan proyek itu batal! Kita pura-pura gak tau aja soal fakta ini." bentak Mama Zara.
"Jadi Mama lebih mentingin proyek ketimbang kebahagiaan anak Mama sendiri?" tanya Gandhi.
"Perusahaan kita gak lagi kritis kok, kalau Mama mau kita meneruskan proyek itu, Gandhi bisa cari investor baru!" kata Gandhi lagi.
"Diem kamu! Perusahaan Papa-nya Zara itu punya pengaruh yang besar! Banyak investor yang mau menanam modal ke proyek ini karena mereka mandang Papa-nya Salsa, kalau hubungan kita putus dengan keluarganya Salsa, sudah pasti investor narik semua modalnya dari proyek ini dan sudah di pastikan kita akan sulit mencari investor yang imbang dengan investor yang sekarang. Dan itu gak mudah Gandhi!" balas Mama Zara.
"Pokoknya Mama gak mau tau, gak ada kata cerai sebelum proyek ini selesai! Dan sebelum kamu cerai, kamu harus bisa buat Salsa hamil, biar hubungan kita dan keluarga Salsa gak putus." kata Mama Zara lagi.
"Kalau Mama takut Papa Alan memutuskan kerja sama dan takut investor pada kabur, kita bisa ancam Papa Alan dengan video ini, Gandhi yakin Papa Alan gak akan berani membatalkan kerja samanya dengan kita." balas Gandhi.
"Gandhi, kamu gak kenal keluarga Saverine! Mereka gak bisa diancam. Yang kamu lihat Papa mertua kamu orangnya lempeng, gak Gandhi, Papa mertua mu itu orang yang mudah tersinggung, sebelum kamu menyebarkan bukti cctv ini, keluarga mereka sudah menghancurkan keluarga kita, apa kamu mau usaha yang dibangun Papa kamu selama berpuluh tahun ini hancur begitu saja karena keegoisan kamu! Pikir Gandhi, pikir! Banyak karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan kita!" balas Mama Zara.
"Pokoknya kamu ikuti saja perintah Mama, bertahanlah dengan Salsa. Beri dia anak! Mama yakin setelah kalian punya anak, Salsa akan berubah dan kalaupun tidak bisa berubah, baru kamu bisa bercerai dengan Salsa." kata Mama Zara lagi.
Tak mau ribut dengan Gandhi, Mama Zara pun berdiri dari duduknya.
"Sekarang kamu pulang ke Indonesia dan jangan pernah coba-coba buat ulah!" ucap Mama Zara lalu pergi dari hadapan Gandhi.
"Aaaaargh!!!" geram Gandhi sambil meninju udara. Ia kesal karena Mama-nya sama sekali tidak memikirkan kebahagiaannya.
💋💋💋
Jakarta.
Pukul 13.30
KRIIING...
Saat Yunda sedang bekerja mencuci piring di salah satu rumah makan Padang, tiba-tiba ponsel Yunda berdering.
Yunda meninggalkan sejenak piring-piring kotor itu untuk menjawab panggilan telepon dari nomor yang tak di kenal.
"Halo selamat siang." sapa wanita di seberang telepon.
"Iya selamat siang." jawab Yunda.
"Dengan Saudari Ayunda Dariani?" tanya wanita itu.
"Iya benar, saya Ayunda."
"Kami dari PT. Pradana Utama mau menyampaikan kalau kami sudah membaca CV yang Saudari kirim ke perusahaan kami dan kami tertarik untuk melakukan wawancara kerja dengan Saudari." ucap wanita itu.
Yunda tercengang, ia tidak bisa berkata apa-apa sangking kagetnya.
"Untuk jadwal wawancaranya akan besok lusa. Karena banyaknya pelamar yang akan kami wawancara, jadi kami memakai sistem pengambilan nomor antrian. Nomor antrian akan di buka mulai jam delapan sampai jam sembilan pagi, lewat dari jam sembilan pagi pengambilan nomor antrian di tutup." kata wanita itu lagi.
"Untuk pakaian sendiri, berpakaian sopan, rambut yang terikat rapih dan penampilan yang menarik. Apa Saudari sudah paham? Atau ada yang Saudari ingin tanyakan barangkali?" Kata wanita itu lagi.
"Tidak Bu, saya mengerti." jawab Yunda.
"Baik kalau begitu, kami nantikan kehadiran Saudari Ayunda untuk melakukan wawancara di perusahaan kami. Terimakasih dan selamat siang." ucap wanita itu lalu menutup teleponnya.
Begitu telepon tertutup, Yunda langsung memeluk dan mencium anaknya bertubi-tubi.
"Makasih yah Nak, kamu udah bawa keberuntungan buat Ibu. Doain Ibu yah Nak, lusa Ibu mau wawancara kerja, mudah-mudahan Ibu keterima kerja."
💋💋💋
Bersambung...
paling ujung " nya
bahas kaum pelangi
jadi oon terus...