NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Balas Dendam yang Dingin dan Kejutan Manis

Hari-hari pertama Alea di SMA Elit Nusantara berlalu dengan cepat, namun tidak tanpa insiden. Setelah konfrontasi di kantin, suasana di sekolah terasa sedikit berbeda. Beberapa siswa mulai menatap Alea dengan rasa hormat bercampur kagum, sementara yang lain, terutama kroni-kroni Tiara, David, dan Devan, menatapnya dengan waspada.

Tiara, David, dan Devan sendiri tampak seperti bom waktu yang siap meledak. Mereka mencoba beberapa kali untuk mendekati Alea, melontarkan bisikan-bisikan sinis atau tatapan meremehkan, namun Alea selalu membalasnya dengan senyum tipis, tatapan dingin, atau bahkan perkataan yang lebih menusuk, membuat mereka mundur dengan perasaan kesal yang membuncah. Mereka frustrasi, karena setiap upaya mereka untuk memprovokasi Alea selalu berakhir dengan kekalahan telak, membuat mereka terlihat bodoh di mata orang lain.

Pagi itu, di kelas Kimia, Tiara mencoba lagi. Saat Alea sedang serius mencatat, Tiara sengaja menjatuhkan bukunya di samping meja Alea dengan suara keras.

"Ups, maaf," ucap Tiara dengan nada pura-pura menyesal, namun senyum sinis tersungging di bibirnya. "Dasar anak kampung, kaget ya? Maklum, tidak terbiasa dengan suara buku tebal. Mungkin di panti asuhanmu dulu cuma ada buku dongeng murahan."

Alea mengangkat kepalanya perlahan, menatap Tiara dengan tatapan datar yang membuat Tiara sedikit bergidik. "Oh, Tiara. Aku tinggal di panti asuhan ? Hahahaha .. Aku pikir itu lebih baik daripada aku hidup di rumah sialan yang lebih mirip dengan neraka, padahal aku lahir dan besar di rumah yang kau tempati sekarang dan yang kau akui sebagai rumahmu Aku kira itu suara otakmu yang kosong berbenturan dengan kenyataan. Ternyata cuma buku. Lumayan, setidaknya ada sesuatu yang bisa menghasilkan suara darimu selain caci maki tak berbobot."

Satu kelas menahan tawa. Beberapa siswa melirik Tiara dengan geli. Tiara mengepalkan tangannya di bawah meja, wajahnya memerah. Ia ingin membentak, tapi tatapan dingin Alea membuatnya terdiam.

"Dan omong-omong," lanjut Alea, kembali menulis, seolah Tiara tidak lebih dari lalat yang mengganggu. "Buku ini isinya tentang reaksi kimia. Mungkin kau harus membacanya. Siapa tahu ada reaksi kimia yang bisa membuat otakmu bekerja, atau setidaknya membuatmu tidak lagi menjadi parasit yang hanya bisa menempel pada kekayaan orang lain."

Tiara terdiam, rahangnya mengeras. Ia ingin sekali menampar Alea, tapi ia tahu Axel akan langsung bertindak. Amarahnya membuncah, tapi ia harus menahannya.

Di sisi lain, David dan Devan juga merasakan neraka yang sama. Alea tidak lagi mengabaikan mereka, tapi justru membalas setiap tatapan atau sindiran mereka dengan cerdik.

Suatu sore di lapangan basket, David dan Devan sedang berlatih dengan tim mereka. Alea, yang sedang berjalan bersama Axel, berhenti sejenak untuk melihat.

"Lihat siapa itu, si anak pungut tak tau terimakasih yang sok pintar," bisik David, cukup keras agar Alea mendengarnya. "Paling juga cuma numpang tenar sama Axel."

Alea menoleh, tersenyum tipis. "Oh, David. Aku kira kalian sedang berlatih basket. Ternyata sedang berlatih bagaimana caranya menjadi bayangan yang sempurna. Kalian berdua ini memang hebat, ya. Selalu berhasil membuat diri kalian tidak terlihat, bahkan di mata ayah sendiri."

David dan Devan langsung terdiam, bola basket di tangan mereka seolah membeku. Sindiran Alea tentang "tidak terlihat di mata ayah" adalah pukulan telak yang mengarah pada Richard Amstrong, ayah mereka, yang selama ini memang lebih memihak Kevin dan Tiara.

"Apa maksudmu?!" Devan maju selangkah, wajahnya mengeras.

"Maksudku?" Alea terkekeh dingin. "Kalian berdua ini, meskipun kembar, tidak ada bedanya dengan bayangan. Selalu mengikuti, tidak pernah memimpin. Bahkan untuk mendapatkan perhatian ayah, kalian harus bergantung pada orang lain. Lucu sekali, ya. Dua orang yang umurnya lebih tua dariku, tapi otaknya masih seukuran kacang polong."

Axel yang berdiri di samping Alea, hanya menyeringai puas. Ia tahu Alea tidak butuh perlindungannya dalam adu mulut, justru ia menikmati setiap balasan Alea yang cerdas dan menusuk.

David mengepalkan tangannya. "Kau... kau akan menyesal, Alea!"

"Menyesal?" Alea mengangkat bahu. "Aku hanya menyesal kenapa aku tidak menyadari betapa bodohnya kalian dari dulu. Tapi tenang saja, penyesalan itu akan segera menimpamu dan Devan. Dan itu, akan jauh lebih menyakitkan daripada sekadar kata-kata."

Alea kemudian menarik lengan Axel. "Yang, ayo kita pergi. Aku tidak mau membuang waktuku dengan orang-orang yang tidak punya masa depan."

Axel mengangguk, merangkul pinggang Alea erat, dan mereka berjalan pergi, meninggalkan David dan Devan yang terdiam, menahan amarah yang membuncah di dada mereka. Mereka ingin sekali membalas, tapi setiap kali mereka mencoba, Alea selalu punya cara untuk membalikkan keadaan, membuat mereka merasa lebih kecil dan tak berdaya. Mereka tidak bisa membuat Alea menangis, justru merekalah yang merasa terpojok dan kesal setengah mati.

Di sisi lain, di rumah Jordan geng Axel, suasana jauh lebih ceria. Axel, Dion, Jeremy, Thomas, Arya, Putra, Michael, dan Jordan sedang sibuk merencanakan sesuatu.

"Oke, jadi tema pestanya apa?" tanya Jeremy, memegang daftar.

"Rahasia," jawab Axel singkat, senyum misterius di wajahnya. "Yang penting, Alea harus terkejut dan bahagia."

"Kau ini, sudah bucin, sekarang jadi perencana pesta," ledek Putra. "Tapi serius, Axel. Alea itu suka apa? Dia kan agak unik."

"Tentu saja aku tahu!" Axel mendengus. "Dia suka ketenangan, buku, dan hal-hal yang tidak terlalu mencolok. Tapi untuk ulang tahunnya, aku ingin sesuatu yang spesial. Sesuatu yang menunjukkan betapa berharganya dia bagiku."

"Bagaimana kalau kita sewa satu restoran mewah, lalu kita hias dengan tema bintang-bintang?" usul Thomas. "Alea kan suka langit malam."

"Ide bagus!" sahut Dion. "Dan hadiahnya? Axel, kau sudah punya ide?"

Axel tersenyum lebar. "Tentu saja. Aku sudah menyiapkan sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan. Sesuatu yang sangat personal."

"Wih, penasaran nih!" seru Michael. "Pasti mahal banget ya?"

"Bukan soal harga," kata Axel serius. "Tapi soal makna. Aku ingin dia tahu, betapa aku bersyukur dia ada di sisiku, setelah semua yang terjadi."

Jordan, yang biasanya pendiam, menatap Axel. "Kau benar-benar mencintainya, ya, Bro."

Axel mengangguk, tatapannya melembut. "Sangat. Dia segalanya bagiku. Dan aku akan melakukan apa saja untuk melindunginya, dan membuatnya bahagia."

Mereka terus berdiskusi, merencanakan setiap detail, mulai dari dekorasi, makanan, hingga daftar tamu. Semuanya harus sempurna untuk Alea, sang ratu di hati Axel. Di tengah semua intrik dan balas dendam yang sedang berlangsung, persiapan ulang tahun ini menjadi oasis kehangatan, pengingat bahwa ada cinta dan kebahagiaan yang juga tumbuh subur di antara mereka.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!