NovelToon NovelToon
THE BIG FAMILIES

THE BIG FAMILIES

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Keluarga
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.

menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.

kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.

bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RAJA AMPAT 2

Pagi menjelang, semua perusuh tak sabar menuju pantai. Mereka menaiki mobil listrik macam kereta untuk diajak berkeliling terlebih dahulu.

"Ini spot-spot terbaik kami. Anda bisa memanjakan mata anda dan mengabadikan kenangan di sini!" tunjuk pemandu wisata.

Sebuah bukit buatan dengan pemandangan luar biasa indah. Semua anak ingin turun dan berfoto.

"Jangan merusak tanaman ya!" peringat Rahma.

"Iya Umi!" seru semua anak menurut.

"Kami tau jika orang-orang suka berfoto di tengah-tengah kebun bunga. Makanya kami menyediakan jalan kecil dan tempat selfie yang baik di tengah," jelas pemandu itu lagi.

Kaila menjadikan juru kamera. Gadis itu tentu sangat mahir dengan kamera yang dibelikan ayahnya. Dewa membantu Kaila.

"Mas kita foto di sini ya!" ajak Adiba pada suaminya.

Sepasang suami istri baru beberapa bulan itu sangat mesra berfoto. Tak ada yang protes, bahkan para kurcaci sibuk sendiri.

"Tinti Sosa!" pekik Fael kesal.

Rosa masih kurang fit. Tapi tugasnya adalah mengawal anak-anak dan dia tak mau melewatkan sedikitpun momen itu.

"Ini Tinti foto baby!" sahut gadis itu membidik kameranya.

Rosa juga pandai memakai tustel digital itu. Banyak gaya dan foto-foto lucu para bayi yang belum lancar berjalan diabadikan di sana.

"Kamu masih pucat Rosa. Istirahat lah!" perintah Virgou.

"Saya masih bisa Tuan!" ujar gadis itu keras kepala.

"Aku memerintahkanmu Rosa!" tekan Virgou tegas.

Rosa sedikit cemberut, ia tak mau meninggalkan anak-anak yang membuatnya lupa akan sakitnya.

"Dian, Sukma, Tiana!" tiga gadis datang membungkuk hormat.

"Gantikan Rosa!" suruh pria itu lagi.

Rosa tak bisa mengelak, ia harus menurut.

"Tapi biarkan saya di sini tuan!" pinta gadis itu.

"Istirahat Rosa!" bentak Virgou pelan.

Rosa menunduk, ia harus kembali ke kamarnya jika ada tidak ingin Virgou mengembalikannya pada satuan di markas.

"Tinti bawu teumana!" pekik Arsyad.

"Tintin biar istirahat dulu ya baby," ujar Dian lalu menggendong Arsyad.

Dian juga sangat dekat dengan para bayi karena ia bertugas di rumah Terra di mana semua bayi dititipkan. Sedang Sukma adalah pengawal yang baru bergabung. Tiana sudah lumayan lama tapi ia hanya bertugas mengawal Dewi.

"Baby sini sama Tinti Sukma," ajak Sukma yang berusaha akrab.

"Janan estaesde!" sungut Angel ketus.

Sukma mengerutkan keningnya. Ia tentu belum mengerti bahasa bayi.

"Baby nggak boleh gitu!" peringat Della.

Della sudah lancar bahasa dewasa di bandung, Lilo, Seno, Ari dan Aminah.

"Kenalkan dirimu dulu pada mereka Sukma!" perintah Budiman yang juga ada di sana.

"Halo semua kenalkan nama saya adalah Anak Agung Sukma Prajna, Babies boleh panggil dengan Tinti Sukma!"

"Nanat dadun?" semua bayi tertarik dengan nama unik itu.

Anak Agung Sukma Prajna, 19 tahun.

Gadis asli dari pulau eksotik di Indonesia, Bali. Sukma merupakan anak dari seorang bangsawan di Bali. Ayahnya juga seorang pengusaha tenun ternama. Memilih jadi bodyguard karena memang dia tomboy dan sangat menyukai tantangan.

"Nanat dadun, papa pama mamana spasa?" tanya Fael mulai tertarik.

Semua bayi mengerumuni gadis cantik itu. Sukma tentu terkaget-kaget dengan bahasa bayi. Ia sudah belajar dan harus melewati ujian itu jika ingin masuk keluarga Dougher Young.

"Euumm ...," Sukma tak bisa menjawab pertanyaan para perusuh yang masih menggunakan dengkulnya untuk berjalan.

"Babies bertanya siapa nama ayah dan ibumu Sukma!" jelas Dian.

Dian sudah hampir dua tahun bekerja di rumah Terra. Bahasa bayi adalah makanannya setiap hari karena memang ia berhadapan dengan perusuh-perusuh yang tak kenal lelah mengerjainya itu.

"Oh ... nama ayah Tinti adalah Anak Agung Satria Saloka, sedang ibu Tinti adalah I Gusti Dewi Sekarsadji," jawab Sukma lagi.

"Kita ke gazebo yuk! Sudah mulai panas!' ajak Tiana.

Virgou sudah berlalu dari sana. Semua anak kembali menaiki mobil listrik dan menuju pantai. Para perusuh dewasa menuju banana boat dan sebagian menaiki paralayang.

"Sky mau paralayang!' pekik bocah itu.

"Sama Kakak Baby!" ajak Calvin.

Sky mengangguk antusias. Calvin tentu bisa mengendalikan salah satu alat olahraga ekstrim itu. Bahkan pemuda itu memiliki sertifikat internasional paralayang dan bisa menjadi instruktur.

"Satu ... dua ... tiga, lari!" teriak petugas setelah memasang pengaman pada Calvin.

"Huuwaaa!" teriak Sky kegirangan.

"Kakak tinggi banget!" lanjutnya berteriak.

"Jangan buka mulut lebar-lebar Baby!" peringat Cal.

"Kenapa kak!"

"Perutmu bisa kembung kebanyakan masuk angin!" kekeh Calvin.

Sky naik paralayang, Bomesh dan Arfhan tentu tak mau kalah. Dua bocah itu sama pemberaninya.

Exel menatap Dewi yang mengenakan pelampung. Gadis berambut pendek itu memilih banana boat bersama beberapa saudaranya.

"Hati-hati sayang!" peringat Bart kepada semua anak angkatnya.

"Iya Papa!" sahut empat puluh enam anak.

Empat anak angkat Bart sudah menikah. Tentu mereka tidak ikut. Bram menenangkan pria itu.

"Mereka sudah besar Dad,"

Bart menghela napas besar. Anggi adalah anak gadisnya yang paling besar di antara semuanya. Gadis itu sebentar lagi akan jadi dokter gigi.

"Mereka sudah besar dan aku sudah tua," ujarnya haru.

"Dad," peringat Bram tak menyukai perkataan pria gaek itu.

"Sudah ... jangan ingat umur, yang penting kita bahagia sekarang!" lanjut Bart lagi.

Sementara di gazebo. Para perusuh yang memang belum boleh naik banana boat dan para layang masih mengintrogasi Sukma.

Gadis cantik itu seperti tersangka duduk di pojok gazebo dengan para bayi yang menatapnya dengan keingintahuan yang tinggi.

"Oh sadhi Papa Tintin nanat dadun judha?" tanya Zora sok tau.

"Iya Baby," jawab Sukma yang akhirnya mengerti bahasa bayi.

"Teunapa mama Tintin butan nanat dadun judha?" tanya Zizam ingin tahu.

"Karena papa tinti cinta sama mama Tinti jadi mereka menikah," jawab Sukma.

"Oh beudithu!" angguk semua bayi sok tau.

"Ah ... pa'a nanat dadun pisa beunitah pama nanat sisilan?" tanya Izzat.

Sukma tentu tidak tau istilah nanat sisilan. Ia mengerutkan kening dalam-dalam. Dian hanya bisa menahan senyum. Tentu ia tak mau mengartikan apa nanat sisilan itu pada rekannya.

"Apaw pisa beunitah sama nanat fifiya!" sahut Xierra.

"Talo peutitu, atuh Pisa meunitah pama Tinti Susma," ujar Meghan mengedipkan matanya genit.

Andai Dahlan tau tingkah putranya. Ia pasti shock berat. Bahkan bayi tampan itu merayu gadis cantik yang terbengong-bengong dengan bahasa bayinya.

"Pahai Tinti yan syantit seulita, pahu tah empau peuldebaan ...."

"Peulpedaan Paypi!" ralat Maryam.

"Biyah matsutna ipu," sahut Meghan

"Ah ... atuh pupa tan bawu momon pa'a!" lanjutnya protes.

"Baaf Paypi. Soba lulani ladhi!" ujar Maryam menyesal.

"Tinti pahu tah empau peulpedaan buna pan pumban?" tanya Meghan mengulang.

Dian sudah merekam aksi menggombal Meghan. Ia akan mengirimkannya pada sang ibu Rahma atau ketuanya, Dahlan.

"Tinti tidak mengerti apa yang kau bicarakan baby," keluh Sukma tapi bibirnya menghias senyum lebar.

"Peulpedaanna apalah ... buna ipu Tinti pan atuh pumpan yan sisap madu," lanjut Meghan menggombal.

"Atuh sudha pisa!" sahut El Bara menyela.

"Tinti pahu tah euntau peulpedaan batahali pan pulan?" tanya bayi itu.

Sukma menggeleng, ia seperti mau menangis karena ia benar-benar tak mengerti bahasa bayi itu.

"Atuh atalah batahalimu sedan tamuh atalah pulan yan atuh telani patai sahaya tuh!" sambung El Bara.

"Wah ... inti waluwalu!" ujar Faza melihat titik bening jatuh di pelupuk mata gadis itu.

Bersambung.

Abi Dahlan ... Papa Dem ... anakmu membuat gadis waluwalu!

next?

1
Zay Zay
sel poha...!!atuh itut dandutan laja lah.🤣🤣🤣🤣🤣
Amalia Putri
Wah bener salut am athor pokok nya thebes deh lanjut besok,sekarang met malam met istirahat pokok nya love love ya.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak terasa ya. sudah selama itu. sel pohaa
Nancy Nurwezia
selamat berbahagia pengantin baru..
evvylamora
skrg 70 thn, dr usia 20 thn udh jd wali anak2nya Wuyuy Bart.. masa udh 50thn thor?? Terra aja anaknya msh umur 20an kan?? Bart ngangkat anak kan stlh cucunya lahir.. hrs nya usianya msh 40an dong ato 50 lah.. thir
Diah
anak mama Nai, mama Arimbi atau mama Iyya?
Oktavia Ariani
baby jamilah suka sekali lagu dangdut
Nur Lailla
hbis trharu lgsg d hibur ama baby2
Nengs
yahhh lg asek dangdutan dh selesai aj cerita'a/Hey/ onty zaa blm nongol/Facepalm/
Forian Sari
Hadehhh...... kok ya nurun semua muanya ya.... dari sukanya tabun sampe sel poha......hemmm.... baby Ion emang the best.....😍🥰❤️
nurry
asyiiik goyang terus 😂😂😂
nurry
yah kakak lagi asik berdangdut ria bersambung, lanjut terus kak Maya 🙏💪♥️
nurry
wow ternyata para kurcaci sudah siap dipanggung untuk beraksi 🤣🤣🤣
nurry
😢😢😢❤️❤️❤️
nurry
aah ada sedikit airmata haru dan bahagia😢❤️
nurry
dimana para kurcaci ya, kok tenang suasananya 🤭🤭🤭
Cindy
lanjut kak
Aghitsna Agis
mulai de barisan bayi berpopok kalau udah ser poha lupa deh srgalanya
Ida Lailamajenun
dih kejam bgt dikau daddy vir hukumannya gak boleh makan
Ida Lailamajenun
yg dikejar malah santuy kayak dipantai sambil ngebakso/Joyful//Joyful/yg ngejar n nyari pusing tujuh turunan dan tanjakan /Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!