NovelToon NovelToon
Balas Dendam Seorang Narapidana

Balas Dendam Seorang Narapidana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: cimde 123

Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.



#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertempuran mengerikan

"Paman! Tetaplah di sini. Kita semua tidak boleh berpisah."

Bara memberikan peringatan kepada Baron dan juga para napi yang lainnya. Saat ini mereka tengah berkumpul untuk mencabut rumput yang lumayan lebat di daerah perkarangan Lapas milik mereka.

Sedangkan Baron yang mendengar permintaan dari bosnya, langsung mengangguk mengerti. Tentu dia tidak akan pernah pergi menjauhi pria berambut gondrong tersebut.

"Baik bos. Saya akan tetap berada di sini menemani bos." jawab Baron Menurut.

Lalu mereka pun kembali melanjutkan aktivitas mereka untuk menyabut rumput tersebut. Hingga hampir setengah jam kemudian, ada petugas Sipir yang datang untuk memanggil Baron dan beberapa anak buahnya yang lain agar mengikuti dirinya.

"Hei kau! Ayo ikut kami ke wilayah gedung yang ada di bagian belakang. Di sana rumputnya sangat lebat, dan kalian harus membersihkannya sekarang juga." ajak Sipir itu kepada Baron.

Mendengar ajakan itu, Baron langsung menoleh mencari keberadaan dari bosnya. Tapi setelah beberapa kali mencari, tetap saja dia tidak bisa menemukan keberadaan dari bosnya itu.

"Hey! Kemana bos Bara pergi? 11

tanya Baron kepada teman napinya.

"Dia sedang berada di kamar mandi ketua."

"Oh, kalau begitu ayo kita pindah tempat. Sedangkan yang lainnya tetap berada di sini, agar bisa memberitahu bos Bara jika kami telah pindah ke gedung yang ada di bagian belakang." ajak Baron kepada para anak buahnya.

"Baik Ketua. Nanti akan kami sampaikan kepada bos."

Setelah itu Baron bersama kesembilan temannya segera mengikuti langkah kaki dari Sipir tersebut. Mereka tidak menaruh curiga sedikitpun kepada pria itu, sebab tampang dari pria itu terlihat begitu meyakinkan.

Hingga setibanya di belakang gedung, mereka pun melihat perkarangan yang semak belukar. Dan tentu saja hal itu membuat Baron menggelengkan kepalanya pelan.

"Pak! Kenapa rumputnya sangat lebat! Kalau begini, kami akan sulit untuk membersihkannya." ucap Baron dengan nada protes.

"Lakukan saja sebisa kalian, saya tidak memaksa kalian untuk membersihkan semua rumput ini."

"Baiklah kalau begitu."

Setelah itu, sang Sipir pun pergi menjauhi mereka semua, sedangkan Baron dan kesembilan teman temannya langsung melakukan tugas yang diperintahkan kepada mereka.

"Ayo kita bersihkan tempat ini.

Jika aku perhatikan, sepertinya tempat ini cocok untuk menjadi tempat pertemuan kita bersama bos."

"Benar juga ketua. Selain sepi, tempat ini juga begitu jarang dikunjungi oleh para napi lainnya."

Mereka semua bergotong royong dengan sangat semangat, untuk membersihkan tempat itu dan menjadikannya tempat pertemuan,

Namun! Di saat Baron dan para teman temannya tengah asik membersihkan rumput menggunakan alat sendok besi, Tiba-tiba saja datanglah segerombolan para napi yang di pimpin langsung oleh Aaroon berdiri tegak di hadapan mereka semua.

Drep.. Dreep...

Langkah kaki mereka mengosek di atas rerumputan, membuat Baron dan para anak buahnya segera mendongak menatap kearah depan. Sungguh, jantung mereka berdetak, saat mengetahui siapa yang tengah mereka hadapi.

"Aaroon...!" ucap Baron membulatkan mata sempurna.

"Apa kabar Baron! Apakah kau terkejut melihat ku?" tanya Aaroon tersenyum menyeringai.

Baron segera bangkit dari jongkoknya, dan dia menatap wajah pria menyeramkan itu dengan tatapan lekat. Begitu juga dengan anak buah Baron, yang ikut berdiri tegak di belakang pria paruh baya itu.

"Kau! Untuk apa kau datang ke sini? Bukankah kita sudah lama tidak pernah berurusan lagi?" tanya Baron memancarkan tatapan marah.

"Hahaha..! Itu dulu, sebelum Bara masuk ke dalam lapas ini dan menolak penawaran dari ku. Tapi, sekarang kita adalah musuh Baron. Dan aku akan menghabisi mu untuk memberikan pelajaran kepada pria sombong seperti Bara."

Deg....

Kedua mata Baron membulat sempurna, apa yang sebenarnya pria ini rencanakan? Mengapa dia ingin menghabisinya? Lalu di mana Bara? Kenapa pria itu belum juga muncul?

Banyak pertanyaan demi pertanyaan melekat di benak Baron.

Hingga detik kemudian, terdengar kembali suara tawa yang keluar dari mulut Aaroon.

"Hahahaha....! Kau tidak perlu banyak berpikir Baron. Sebab bos mu itu tidak akan mampu untuk menyelamatkan mu. Saat ini dia tengah bertarung melawan anak buahku di dekat toilet, sedangkan kau akan segera melawan ku dan juga para anak buahku."

"Cih! Dasar licik kau Aaroon. Kau sama saja tidak pernah berubah! "

"Memang, aku adalah penguasa di lapas ini, jadi suka sukaku mau berbuat apapun. Kalian semua! Cepat serang dia..!" titah Aaroon sambil mengeluarkan senjata tajam dari balik punggungnya.

Mendengar perintah yang diucapkan oleh bos nya, para anak buah Aaroon segera melesat menyerang anak buah Baron. Hingga pertempuran sengit pun terjadi dengan begitu hebat. Aaroon dan Baron juga tak kalah panas, mereka berdua bertarung guna untuk melindungi diri dari setiap serangan yang mereka layangkan.

Ting... Ting...

Suara sendok besi dan juga senjata tajam menggema di perkarangan itu.

Membuat suasana pagi yang awalnya terang benderang kini berubah menjadi mendung. Awan gelap langsung datang menghiasi langit di atas gedung lapas, seakan mempertegas bahwa akan terjadi sesuatu kepada Bara dan para pengikutnya.

Bukk... Bukkkk... Bukk....

Serangan demi serangan anak buah Aaroon layangkan untuk menyakiti anak buah Baron. Dan satu persatu dari mereka, jatuh terkapar di atas rerumputan dengan keadaan berdarah di bibir dan wajahnya.

Bisa diakui, kalau anak buah Aaroon memang sangat lihai dalam bertarung. Sebab selama berada di dalam sel puluhan tahun lamanya, mereka selalu mendapatkan ilmu bela diri dari seorang guru yang diutus oleh Tuan Herlambang.

Sedangkan anak buah Baron, hanya berbekal teknik pertempuran biasa, mereka bahkan tidak pernah belajar ilmu bela diri dari guru mana pun, selain dari Bara.

"Aaarrgghhh.... Sakit..!"

Teriakan demi teriakan menggema di telinga Baron. Para anak buahnya satu persatu lumpuh di tangan musuh, dia yang melihat hal itu menjadi sangat emosi. Kedua matanya menatap Aaroon dengan tatapan penuh amarah.

"B*jingan kau Aaroon...! Kau benar-benar seorang iblis! "

"Iya, aku memang iblis, dan aku adalah iblis yang akan menghabisimu." jawab Aaroon tertawa menggelegar.

Dengan cepat Baron kembali menyerang Aaroon, dia sudah tidak mempedulikan lagi, betapa banyak pukulan yang dia dapatkan dari pria tersebut.

Sedangkan di depan Toilet, Bara juga terus di serang oleh para napi milik Aaroon. Namun dengan sangat sigap Bara mencoba mengalahkan mereka semua menggunakan teknik pukulan yang dia miliki.

Bukk... Bukkk.. Bukk..

Hampir lima orang sekaligus, terkapar di atas lantai dengan keadaan mengenaskan. Bara menerjang mereka semua menggunakan serangan kakinya. Dia mengeluarkan seluruh kekuatan untuk menghabisi para napi tersebut.

"Jangan salahkan aku jika aku menjadi seorang monster yang suka membunuh orang! Karena itu adalah keinginan kalian sendiri! " teriak Bara dengan nada kesal.

Lalu, tanpa ampun Bara mematahkan tangan dari para napi yang sudah jatuh ke atas lantai, bahkan Bara juga mengambil pisau yang dimiliki oleh napi itu dan segera menghunus kan pisau itu ke bagian perut beberapa napi.

Crukk... Crukkk..

Suara kesakitan menggema di depan latar toilet, diiringi oleh darah segar yang keluar deras membasahi lantai tersebut. Dan setelah puas menghabisi mereka semua, Bara segera pergi mencari keberadaan dari teman temannya.

"Tidak akan kumaafkan, siapapun orang yang berani mengganggu dan mencelakai teman temanku! Andai itu terjadi, maka bersiaplah untuk mati! " rutuk Bara dengan sangat mengerikan.

Pisau yang ada noda darahnya sudah dia simpan di balik punggung, lalu Bara berjalan santai menyusuri perkarangan lapas yang dipenuhi oleh para napi yang sedang asik bergotong royong.

Kedua mata Bara terus menyelusuri tempat yang dia lewati, hingga setibanya di tempat perkumpulan awal dirinya bersama Baron dan juga teman temannya, Bara tidak menemukan keberadaan dari mereka semua di tempat tersebut.

"Kenapa mereka tidak ada?

Kemana perginya mereka?" tanya Bara merasa bingung.

Lalu, salah satu Napi mendekati Bara. Dan dia segera membisikkan sesuatu ke telinga Bara.

"Bos! Gawat bos. Ketua Baron dan yang lainnya dalam marabahaya.

Mereka telah di jebak dan diserang oleh Aaroon."

"Apa....!!"

Kedua mata Bara membulat sempurna. Ternyata ini rencana mereka yang sebenarnya, pantas saja para napi yang tidak menyukainya berusaha keras untuk mencegah dia dan menyerangnya dengan membabi buta.

"Aaroon...! Kau benar-benar cari mati. Aku tidak akan memafkanmu jika sedikit saja kau menyentuh para orang orang ku!" teriak Bara dengan tatapan yang begitu dingin.

"Cepat antar aku. Kita harus menyelamatkan Baron dan juga yang lainnya." ajak Bara kepada napi tersebut.

"Ayo bos."

Lalu mereka berdua berlari menuju ke arah di mana Baron berada. Sungguh, jantung Bara semakin berdetak kencang, rasanya hampir copot dari tempatnya. Dia tidak akan rela kalau sesuatu yang buruk terjadi kepada pamannya itu.

Dan setibanya di tempat perkelahian, betapa terkejut nya Bara dan napi tersebut, saat melihat apa yang tengah dilakukan Aaroon kepada pamannya Baron.

"Tidak.......!!!!!! Bajing*n kau Aaroon!!! " teriak Bara mengejutkan Aaroon.

Saat ini Aaroon tengah menusukkan pisaunya ke perut Baron.

Mereka yang telah bertempur dengan sangat sengit, akhirnya telah mendapatkan siapa pemenangnya.

Aaroon berhasil memenangkan pertarungan, sedangkan Baron kalah telak dan mendapatkan serangan mematikan dari pria menyeramkan itu.

Tubuh Baron sudah babak belur dengan luka darah yang begitu banyak, di tambah lagi oleh tusukan di perutnya, tentu membuat Baron hampir saja kehilangan nyawa.

"Paman....!!! " teriak Bara dengan nada bergetar.

Baron yang melihat kehadiran Bara tampak tersenyum lirih, kedua matanya berkaca kaca dan juga memerah.

"Habisin dia Bos. Dia adalah seorang iblis." pinta Baron di akhir hayatnya.

Hingga menit kemudian, kedua Baron menutup rapat. Dan Baron telah meninggal dunia saat itu juga.

"Tidak.....! Paman, bangun paman. Kau tidak boleh pergi. Kau tidak boleh pergi meninggalkan ku!"

Air mata Bara menetes deras. Dia bahkan sampai menerjang tubuh Aaroon hingga membuat pria itu terhempas lumayan jauh. Sedangkan Bara sudah memangku kepala Baron. Sungguh dia tidak menyangka, kalau pria itu dan para napi yang lain akan pergi meninggalkan dirinya.

"Tidak! Kenapa kau sangat tidak adil padaku Tuhan! Kau telah mengambil orang orang yang baik padaku. Jangan salahkan aku, jika aku menjadi manusia paling keji di muka bumi ini. Aku akan menghabisi mereka semua tanpa ampun! "

Setelah puas meluapkan kemarahannya, kini tatapan mata Bara tertuju kearah Aaroon yang masih bergaya dengan memegang senjata di tangannya.

Pria itu bahkan tidak tampak menyesal sedikitpun setelah berhasil menghabisi nyawa orang lain.

"B*jingan! Ku pastikan kau akan mati di tanganku Aaroon!!! " bentak Bara dengan nada yang begitu menyeramkan.

"Lakukan jika kau mampu anak ingusan. Kau pasti kalah melawan ku! " tantang Aaroon seraya tersenyum menyeringai.

Dengan perlahan Bara meletakkan kepala Baron yang sudah tidak bernyawa. Setelah itu dia mengeluarkan pisau berdarah yang ada di balik punggungnya. Aaroon yang melihat pisau tersebut menjadi terkejut. Bukankah itu pisau milik anak buahnya?

"Kau! Kau apakan anak buahku bedebah!" maki Aaroon menatap tajam.

"Tentu saja aku menghabisinya. Dan sekarang giliranmu yang akan aku habisi."

Tubuh Aaroon bergetar hebat, dengan perlahan dia terus mundur kearah belakang. Entah mengapa tiba-tiba saja muncul rasa takut di dalam hatinya, saat melihat wajah Bara yang begitu sangat menyeramkan. Apalagi saat ini anak buah yang dia bawa sudah mati mengenaskan, tentu Aaroon menjadi kelimpungan karena dia hanya sendiri di tempat ini.

"Kau tidak akan mungkin bisa membunuhku!" ucap Aaroon dengan nada bergetar.

"Benarkah! Kalau begitu ayo kita buktikan."

Bara langsung menyerang Aaroon menggunakan senjata yang ada di tangannya, sungguh teknik yang Bara gunakan begitu gesit dan juga lincah, hingga membuat Aaroon merasa kesulitan untuk menahan serangan tersebut.

Pukulan demi pukulan, berhasil Bara layangkan di tubuh Aaroon, sedangkan Aaroon tidak mau kalah, dia juga terus menyerang kearah Bara. Namun sayang, karena pria itu begitu lihai.

"Sialan! Aku tidak boleh kalah melawannya." ucap Aaroon kesal.

Lalu dia kembali menyerang Bara menggunakan senjata miliknya, namun siapa sangka! Kalau kali ini, Bara malah berhasil menangkis dan menangkap tangannya sambil memelintirnya dengan sangat menyakitkan.

"Aaaarhghhhrr....! Lepaskan! Sakit!

"Sakit kau bilang, ini belum seberapa Aaroon!"

Krekkkk...

Klaim

Suara patahan tulang menggema di telinga Bara. Dia dengan keji mematahkan sebelah tangan Aaroon dan langsung menerjang perut Aaroon menggunakan sebelah kakinya. Di saat Aaroon merasa kesakitan, saat itu juga Bara menyayat tubuh Aaroon menggunakan pisau tajam yang ada di tangannya.

Hingga detik kemudian, darah segar keluar deras dari luka sayatan yang Bara berikan kepada pria itu.

"Sakit! Ampun, ampun! "

"Ampun katamu! Sudah berapa banyak nyawa yang kau habisi hah! Apakah kau memiliki belas kasih kepada mereka? Sekarang aku akan melenyapkan mu dari muka bumi ini. Kau tidak pantas untuk hidup di dunia ini iblis! "

Crukkk... Crukkk... Crukkk...

Tiga kali tusukan mendarat di perut Aaroon, hingga membuat para Sipir yang melihat dari kejauhan langsung terpaku dan bergetar hebat.

"Pria itu benar-benar telah berubah menjadi seorang monster."

Darah segar menghiasai wajah dan tangan Bara. Sekarang dia tidak akan menggunakan rasa kasihan lagi, yang ada hanya kekejian dan kekejaman untuk orang orang jahat yang berani mengganggu dirinya.

"Inilah aku yang sekarang. Bara si berdarah dingin. "

1
Fathur Rosi
up lagi Thor.......kurangggggg
Wanita Aries
Cerita menarik bikin emosi
Wanita Aries
Gk henti2nya ngerusuh aja si ferdy
Wanita Aries
Mantap bara
Wanita Aries
Bagus ceritanya thor
Wanita Aries
Kasian nadia 😢 hancurkan mereka nnti bara
Wanita Aries
Jahat sekali mereka sama org kecil
Wanita Aries
Kasian nadia 😢
Sholikin Deco
lnjt tor
Wanita Aries
Mampir thor
Casudin Udin
Bara, awas hati2
ada musuh mengintamu
Casudin Udin
Luar biasa
Casudin Udin
Like, komen, vote untuk mu thor..
Awang Pradana: trimakasih bosku🙏
total 1 replies
Fathur Rosi
up lagi rhor
Fathur Rosi
lagi thor
Awang Pradana: siap ka
total 1 replies
Fathur Rosi
up lagi thor
As'ad Putra: lanjut tor
Awang Pradana: oke ka🙏
total 2 replies
Sholikin Deco
lnjt tor
Awang Pradana: siap ka,
total 1 replies
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
Sholikin Deco: lanjut tor
total 1 replies
Glastor Roy
tor
Awang Pradana: ya ka
total 1 replies
Glastor Roy
update ya tor
Awang Pradana: siap kak 2 hari sekali update terus kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!