NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku, Kak

Ambil Saja Suamiku, Kak

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Penyesalan Suami / Dokter
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Riana pikir kakaknya Liliana tidak akan pernah menyukai suaminya, Septian. Namun, kecurigaan demi kecurigaan membawanya pada fakta bahwa sang kakak mencintai Septian.

Tak ingin berebut cinta karena Septian sendiri sudah lama memendam Rasa pada Liliana dengan cara menikahinya. Riana akhirnya merelakan 5 tahun pernikahan dan pergi menjadi relawan di sorong.

"Kenapa aku harus berebut cinta yang tak mungkin menjadi milikku? Bagaimanapun aku bukan burung dalam sangkar, aku berhak bahagia." —Riana

Bagaimana kisah selanjutnya, akankah Riana menemukan cinta sejati diatas luka pernikahan yang ingin ia kubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Septian buru-buru ikut mendorong brankar bersama para perawat. Langkahnya tergesa, napasnya memburu, seolah setiap detik keterlambatan bisa merenggut sesuatu yang lebih buruk. Ia sama sekali tak menduga Liliana akan melakukan hal seaneh dan senekad itu dengan membenturkan kepalanya sendiri ke tiang dinding hanya karena emosi tak sesaat.

“Lili, kenapa kamu nekat sekali?” suaranya parau, sarat rasa bersalah.

Darah di pelipis Liliana masih tampak segar, mengalir tipis di sepanjang wajah pucatnya. Ia menatap kosong ke langit-langit sambil tersenyum samar, seolah kesakitan itu bukan apa-apa.

“Kalau dengan begini kamu mau lihat aku… berarti aku nggak salah, kan?” bisiknya lemah, nyaris tak terdengar di antara roda brankar yang terus berderit.

“Lili, jangan bicara seperti itu.” Septian menggenggam ujung brankarnya, suaranya bergetar. “Aku nggak mau ada hal buruk terjadi padamu.”

Liliana tertawa pelan, namun di balik tawa itu tersimpan rasa getir. “Tapi kamu juga nggak mau aku ada di hidupmu, kan?”

Langkah Septian terhenti sejenak. Perawat yang mendorong brankar menoleh singkat, memberi isyarat agar ia tidak menghalangi jalan. Ia tetap diam, tak mampu menjawab.

“Tian… berjanjilah kalau kamu mau bersamaku. Aku pastikan aku akan baik-baik saja,” ucap Liliana terburu-buru, memanfaatkan setiap detik sebelum pintu ruang UGD menelan tubuhnya. Nada suaranya penuh tekanan, bukan hanya karena sakit, tapi karena ketakutan kehilangan kendali atas Septian.

“Lili, aku…”

“Tian, aku mohon…” suaranya serak, namun matanya tetap menatap tajam, memaksa jawaban.

Melihat Liliana dalam keadaan seperti itu membuat dada Septian sesak. Ia tahu kata “ya” itu mungkin akan ia sesali nanti, tapi bagaimana bisa ia menolak seseorang yang sedang berjuang menahan sakit di depan matanya?

Ia mengangguk pelan. “Iya, Lili. Sekarang kamu tenang dulu, ya.”

Senyum lemah muncul di wajah Liliana sebelum pintu ruang UGD tertutup rapat.

Setelah Liliana dibawa masuk ke ruang UGD, Septian berdiri di depan pintu kaca yang tertutup rapat. Dari balik sana, ia bisa melihat para dokter bergegas, suara instruksi bersahut-sahutan. Ia menatap tangannya sendiri yang masih bergetar, jantungnya berdetak tak beraturan.

Bayangan wajah Riana terlintas di kepalanya, tatapan kecewa, langkah pergi tanpa menoleh. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Kenapa semua harus jadi begini…” gumamnya pelan.

Tiba-tiba, seorang dokter keluar dari ruangan.

“Bapak keluarga pasien Liliana?”

Septian segera mengangguk. “Iya, saya. Gimana keadaannya, Dok?”

“Lukanya cukup dalam, tapi tidak sampai menyebabkan pendarahan otak. Kami akan observasi dulu beberapa jam.”

Ia menghembuskan napas panjang, separuh lega namun masih tercekik oleh rasa bersalah. Terlintas di benak Septian untuk menghubungi Riana. Bagaimanapun juga, Liliana adalah kakaknya dan jika sesuatu terjadi pada sang kakak, Riana pasti akan kembali padanya. Tanpa pikir panjang, ia meraih ponsel di saku jasnya. Jari-jarinya sempat ragu di atas layar, sebelum akhirnya menekan nama yang sudah lama tak ia hubungi.

***

Di sisi lain, Riana meminta sopir taksi berhenti di sebuah halte bus. Ia menatap ke luar jendela, kebingungan. Ia tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Lima tahun hidupnya hanya berputar di sisi Septian, dan kini, dalam satu keputusan mendadak, ia benar-benar pergi.

Ia membuka aplikasi bank di ponselnya. Saldo yang tersisa hanya cukup untuk membayar pengacara. Jika ia menggunakannya untuk menginap di hotel sebelum keberangkatannya ke Sorong, maka perceraian itu tak akan pernah bisa diselesaikan.

“Bodoh sekali kamu, Riana,” gumamnya lirih. “Kenapa dulu kamu nggak menyimpan uangmu? Kenapa kamu selalu menyerahkan tabunganmu waktu dia bilang butuh dana? Sekarang kamu pergi tanpa apa-apa… cuma harga diri.”

Ia tertawa hambar. “Seandainya aku bisa memutar waktu,” bisiknya, “tapi nasi yang sudah jadi bubur mana mungkin kembali jadi nasi.”

Suara notifikasi tiba-tiba memecah keheningan. Layar ponselnya menyala menampilkan satu nama yang membuat jantungnya serasa berhenti berdetak.

1
Nur Hafidah
emang jodoh riana alif bukan septian sipecundang
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: tambah kak, si plin plan, maruk, pengen dua2nya
total 1 replies
arniya
Septian semoga km nanti menyesal....
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: masih plin plan gak jelas dia
total 1 replies
Ariany Sudjana
lupakan laki-laki mokondo itu Riana, kamu harus bangkit dan kejar kebahagiaanmu bersama dr Alif
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: pokoknya Riana harus bahagia ya
total 1 replies
Ma Em
Septian dari awal emang tdk perhatian pada Riana ya sdh Riana lupakan Septian , Riana lebih baik cari kebahagiaanmu sendiri tdk usah diingat lagi mending bersama dr Alif pasti Riana akan bahagia dan akan diratukan sama dr Alif , biarkan Septian dgn Liliana pasti sama Liliana juga tdk akan beda emang sdh karakter teledor dan masa bodo pasti tdk akan bisa berubah
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: berasa banget karakter septian ini ya kak
total 1 replies
Ariany Sudjana
sekarang aja baru menyesal, kemana saja selama ini bos? ya terima saja, kan selama ini memang lebih perhatian sama Liliana, sampai istri sendiri di sia-siakan
Ma Em
Septian kamu emang sdh kehilangan Riana karena dia sdh pergi keluar dari rumahmu dan tdk akan kembali lagi , biarkan Riana bahagia dgn orang lain Septian kamu berbahagialah dgn perempuan pilihanmu si Liliana yg selalu kamu bela dan kamu utamakan daripada Riana , lebih baik Riana dgn dr Alif saja semoga Riana berjodoh dgn dr Alif .
hafiz
lebih baik dgn Alif saja , dripada dengn suami tp lebih mementingkan KK ipar
Ma Em
Jangan angkat Riana sekarang kamu sdh keluar dari rumah Septian jgn pedulikan lagi apa yg terjadi mau Liliana atau Septian sdh tdk usah Riana hiraukan lagi biar saja Liliana bersama Septian , Riana jangan mundur lagi .
Ma Em
Liliana mati saja setelah mati lalu kamu bisa jadi hantu tinggal dirumah Septian , bagus Riana tinggalkan saja lelaki yg plin plan tdk punya pendirian , semoga Riana selalu bahagia setelah berpisah dgn Septian dan makin sukses .
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: 🤣🤣🤣 iya jdi hantu buat septian ya kak
total 1 replies
Ariany Sudjana
terima saja Septian, kamu sudah ditinggal Riana. bukannya kamu sudah ucapkan talak ke Riana? ya sekarang bebas dong, tinggal menikah sama Liliana, jadi ga perlu ada drama lagi
arniya
geregetan Septian....
Ma Em
Semoga Septian dan Liliana hdp nya tdk pernah bahagia karena dia sdh merebut kebahagiaan Riana , dan sebaliknya Riana semoga hidupnya dipenuhi dgn cinta dan kebahagiaan .
Ariany Sudjana
ini lagi pelakor, bermulut manis, pura-pura ga tahu kalau Septian suka sama dia, padahal dalam hati suka cita, sudah tidak ada penghalang dalam hubungan dengan Septian
Ariany Sudjana
dasar Septian mokondo, ga paham yah atau amnesia yah, sudah jatuhkan talak, tapi masih minta Riana kembali jadi istri yang patuh? dasar bodoh, apa dia ga tahu, dia sudah dorong Riana sampai kepala bocor, dan harus masuk RS? untung dr Alif datang, kalau ga, mungkin Riana sudah menghadap Tuhan
Ariany Sudjana
akhiri semua drama yang kamu buat Liliana, kan ini yang kamu mau, jadi istrinya Septian dan menyingkirkan adikmu sendiri
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: bangga dia bisa menang
total 1 replies
arniya
Riana semoga dapat yang lebih baik dari Septian
𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: katanya mau sama dr alif 🤭
total 1 replies
arniya
lempar batu sembunyi tangan,
arniya
Septian mata nya ketutup apa sih , sampai gk bisa liat yang tulus sm yang cuma pura pura dan ad udang di balik batu.
Bun cie
ayo riana mumpung ada ibu mertuamu kemukakan ttg perceraianmu..pasti di loloskan disupport ibu septi
Bun cie
keputusan yg tepat riana..berpisah ..tinggalkan org2 toksik sekalipu suami dan kakakmu..kamu g sendiri ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!