Balas Dendam Seorang Narapidana

Balas Dendam Seorang Narapidana

1. bara sang pemeran utama

"Yes...! Akhirnya kita lulus...!!"

Suara sorak gembira, terdengar menggema di dalam perkarangan sekolah SMA elit yang ada di kota Jakarta. Para siswa dan siswi kelas 12, hari ini sudah dinyatakan lulus dan beberapa hari lagi, akan segera meninggalkan sekolah mewah tersebut.

Para siswa laki-laki tampak bertos ria bersama teman temannya yang lain.

Mereka adalah anak anak dari keluarga kaya, yang akan segera merencanakan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi tidak dengan seorang pria tampan berwajah lugu, yang hanya tersenyum menatap pengumuman mading yang bentengger di hadapannya itu.

Dan pemuda lugu itu, bernama Bara Aditama. Seorang pemuda berusia 18 tahun, yang hanya berasal dari

keluarga kelas bawah.

Bara, merasa sangat bersyukur, karena dirinya dinyatakan lulus dengan nilai yang paling baik. Bara memang merupakan pemuda yang sangat genius. Bahkan, dia bisa masuk ke sekolah elit ini, berkat prestasinya yang mendapatkan Beasiswa ketika lulus SMP dulu.

Kedua mata Bara tampak berbinar cerah, saat menatap ke arah pengumuman tersebut, tapi ketika dia menoleh kearah teman teman sekelasnya, yang seangkatan dengannya sedang berbincang bincang, merencanakan fakultas mana yang akan mereka tuju! Wajah Bara pun langsung berubah redup dan tampak

sangat menyedihkan.

"Huh! Sabar Bara! Kau tidak boleh merasa iri terhadap mereka.

Bersyukurlah, karena kau bisa lulus dari sekolah elit ini."

Di dalam hati, Bara berusaha menyemangati dirinya sendiri. Jujur saja, sebagai seorang anak yang berasal dari keluarga kalangan kebawah, tentu bisa sekolah di sekolah elit seperti ini tidaklah mudah.

Selama 3 tahun lamanya, Bara selalu mendapatkan Bully dan juga hinaan dari para teman temannya.

Tapi, Bara tidak pernah mengambil pusing perihal tersebut, karena Bara sangat tidak suka bertengkar ataupun membuat masalah.

Dan setelah puas melihat pengumuman Mading, Bara pun berencana hendak pergi melangkah masuk ke dalam kelasnya. Namun! Setibanya di bawah tangga, Tiba-tiba saja Bara dikejutkan dengan panggilan dari seorang gadis cantik yang merupakan adik kelasnya.

"Kak Bara! Tunggu!" teriak gadis berwajah imut nan bermata sipit itu.

Mendengar namanya di panggil, Bara terpaksa menghentikan langkah kakinya yang hendak naik keatas tangga. Sungguh! Dia benar-benar malas untuk bertemu dengan gadis tersebut.

Bukan karena tidak suka, tapi Bara sangat sadar diri, jika dia dan gadis itu bagaikan bumi dan langit yang saling berjauhan.

"Ada apa?" tanya Bara dengan nada

ketus.

"Kak! Aku..!"

Gadis bermata sipit nan berambut panjang itu, langsung menundukkan wajahnya saat mendengar suara ketus yang Bara lontarkan. Sungguh! Dia benar-benar sangat menyukai kakak kelasnya itu, tapi sayang! Karena Bara telah menolaknya dengan cara yang halus dan juga kasar.

"Maaf! Kalau nada bicara ku telah membuatmu takut! Tapi, aku tidak ingin membuat masalah dengan kelompok geng Leon" ucap Bara menjelaskan dengan wajah yang lebih ramah.

"Iya, aku mengerti kak. Sebenarnya, aku hanya ingin mengucapkan kata selamat! Selamat karena kakak telah lulus dan mendapatkan nilai paling tinggi. Aku benar-benar bangga sama kakak."

Gadis cantik itu yang bernama Alisa Herlambang, memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya seraya tersenyum kearah Bara.

Sungguh! Saat melihat senyuman manis tersebut, membuat jantung Bara menjadi berdetak kencang. Bohong! Kalau Bara tidak mempunyai perasaan kepada gadis itu. Tapi! Lagi lagi, Bara mencoba menyadarkan dirinya, agar tidak masuk ke dalam lubang masalah.

"Terimakasih atas ucapannya. Kalau begitu aku pamit dulu." jawab Bara berusaha cuek.

"Tunggu kak! Aku belum selesai bicara."

Dengan berani Alisa memegang tangan Bara agar langkah kaki pria itu tidak naik ke atas tangga, dan tentu saja, saat tangan lembut Alisa menyentuh tangan Bara, membuat Bara replek langsung melepaskannya.

"Maaf! Katakan apa yang ingin kamu katakan?" tanya Bara kembali seraya membuang wajahnya kearah samping.

"Ini! Ambillah. Ini merupakan hadiah sebagai tanda maaf dariku. Maaf, karena selama ini aku selalu mengganggu kakak. Karena aku, kakak sering mendapatkan masalah dari geng milik Leon. Aku benar-benar minta maaf kak. Dan semoga, di masa depan kita dapat bertemu kembali. Aku doakan agar kakak sukses mencapai cita-cita yang kakak inginkan." Alisa mengucapkan perkataan yang Dengan berani Alisa memegang tangan Bara agar langkah kaki pria itu tidak naik ke atas tangga, dan tentu saja, saat tangan lembut Alisa menyentuh tangan Bara, membuat Bara replek langsung melepaskannya.

"Maaf! Katakan apa yang ingin kamu katakan?" tanya Bara kembali seraya membuang wajahnya kearah samping.

"Ini! Ambillah. Ini merupakan hadiah sebagai tanda maaf dariku. Maaf, karena selama ini aku selalu mengganggu kakak. Karena aku, kakak sering mendapatkan masalah dari geng milik Leon. Aku benar-benar minta maaf kak. Dan semoga, di masa depan kita dapat bertemu kembali. Aku doakan agar kakak sukses mencapai cita-cita yang kakak inginkan." Alisa mengucapkan perkataan yang membuat hati Bara menjadi terenyuh.

Sungguh, sebagai seorang pemuda remaja, Bara dapat merasakan bagaimana rasanya menyukai seorang gadis. Tapi, dia tidak berani untuk menuruti perasaan itu, sebab Bara sangat sadar! Kalau dia bukanlah pemuda yang mampu membahagiakan gadis kaya raya seperti Alisa.

"Terimakasih atas hadiahnya dan juga doanya. Semoga kamu juga sukses di masa depan." jawab Bara sambil menerima hadiah yang diberikan oleh Alisa.

Setelah memberikan hadiah tersebut, Alisa pun segera pamit undur diri. Sungguh, dadanya terasa sesak, sedangkan kedua matanya sudah berkaca kaca hendak segera mengeluarkan air mata yang begitu

banyak.

"Hiks.... Hiks...! Cinta pertamaku harus terhenti sampai di sini." ucap Alisa sambil memukul dadanya sendiri.

Lalu gadis cantik itu masuk ke dalam Toilet wanita. Sedangkan Bara hanya bisa termenung sambil menatap bungkusan kotak berwarna merah pemberian dari Alisa.

"Maaf! Aku tidak bisa membalas perasaan mu Alisa. Aku sadar, jika aku hanyalah pemuda miskin. Sedangkan kau! Merupakan anak dari pemilik sekolah ini. Lagian, kehidupan kita masih sangat panjang. Aku yakin! Perasaan mu padaku, hanyalah cinta monyet semata. Dan untuk selanjutnya kau akan menemukan pemuda yang lain."

Setelah itu bara hendak kembali melanjutkan perjalanannya, namun belum juga langkah kakinya melangkah ke atas tangga! Tiba-tiba ada seorang siswa sebayanya yang memanggilnya dengan suara keras.

"Bara! Tunggu Bara...! " teriak pria itu membuat Bara menoleh menatap ke asal suara.

"Radit! Ada apa?" tanya Bara penasaran.

Radit adalah teman sekelasnya yang sangat baik. Dia berasal dari keluarga berada, ayahnya merupakan seorang polisi, sedangkan ibunya adalah pegawai negeri. Tapi, Radit tidak pernah sombong dan merendahkan Bara. Dia malah sangat suka berteman dengan Bara.

"Bara! Ayo kita ke kantor kepala sekolah. Aku mempunyai berita bagus untukmu."

"Berita! Berita apa? Lalu, untuk apa kita ke kantor kepala sekolah?" tanya Bara menatap bingung.

"Sudah ayo ikut saja. Kau pasti sangat senang Bara."

Sebelum pergi, Bara menyimpan kotak kecil yang diberikan oleh Alisa ke dalam saku celananya. Lalu, dia segera berlari mengikuti langkah kaki Radit.

Hingga tak lama kemudian, kini Bara sudah duduk di depan meja sang kepala sekolah. Sedangkan kepala sekolah yang melihat kehadiran Bara tampak tersenyum senang.

Dia benar-benar merasa bangga melihat prestasi yang didapatkan oleh pemuda tersebut. Dan pihak pemilik sekolah telah memutuskan untuk memberikan Beasiswa kepada pemuda tersebut untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas elit yang ada di kota Jakarta.

"Bara Aditama. Apakah kamu tahu kenapa kamu dipanggil kemari?" tanya kepala sekolah tersebut, membuat Bara menggelengkan kepalanya.

"Maaf pak. Saya benar-benar tidak tahu. Apakah saya telah melakukan kesalahan pak! Sehingga bapak memanggil saya?" tanya Bara gantian.

"Tidak Bara. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Saya sengaja memanggil kamu, karena saya ingin memberikan kabar gembira untukmu."

Pak kepala sekolah langsung menyodorkan amplop berwarna putih ke hadapan Bara. Membuat Bara semakin merasa bingung dengan maksud dari bapak tersebut.

"Maaf pak! Kalau boleh saya tahu, ini amplop apa pak? "

"Buka saja Bara. Dan lihat apa isi di dalamnya".

Mendengar perintah tersebut, dengan perlahan Bara pun memegang amplop itu. Lalu, dia melirik kearah Radit yang berdiri di sampingnya.

"Cepat buka Bara. Aku juga penasaran mau melihatnya." bisin Radit tersenyum.

Sebenarnya Radit sudah mendengar soal Beasiswa tersebut, karena papa nya ikut andil dalam pelaksanaan Beasiswa yang diberikan oleh Pihak Kepolisian Negara, sebagai tanda kepedulian mereka terhadap pemuda berprestasi yang tidak mampu..

Terpopuler

Comments

Wanita Aries

Wanita Aries

Mampir thor

2025-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!