 
                            5 Tahun pernikahan nyatanya Aulia tidak bisa membuat William mencintai nya.Lelaki itu menganggap nya sebagai wanita murahan karna sebuah kesalahan yang mereka lakukan 5 tahun lalu yang membuat mereka sampai menikah.William memperlakukan Aulia dengan sangat kejam seperti menghukum narapidana kelas kakap, tanpa ampun dan belas kasih selama bertahun-tahun.
Sama seperti William,putranya juga sama halnya tidak menganggapnya sebagai ibu dan selalu mengharapkan perceraian mereka.
 "Kupenuhi semua keinginan kalian,akan ku tandatangani surat cerai ini"
"Kau tidak akan bisa kembali lagi setelah menandatangani surat itu.Lagipula kau bisa apa tanpaku?, Keluarga mu juga tidak mau dengan mu lagi.Bersikaplah baik dan penurut,aku akan melupakan hal ini"
"Pa biarkan saja dia pergi.Kau bisa menikah dengan bibi Teresa setelah bercerai dengan nya kan?"
Aku tidak sanggup lagi, jadi tanpa berfikir panjang kutandatangani surat itu dan pergi sejauh mungkin sampai mereka tidak akan menemukanku lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan aneh
William menunggu sejak tadi di ruangannya menunggu seseorang yang akan masuk dan memohon-mohon padanya.
Namun sudah sejak pagi tadi sampai larut malam orang yang Ia tunggu-tunggu sama sekali tidak muncul-muncul,dan karena lelah menunggu akhirnya Ia bertanya pada asisten nya.
"Dimana wanita itu?"
"Maksud tuan wanita yang mana ya?",tanya Max asisten pribadi William dengan kaca matanya yang sampai Ia turun kan,masalahnya Ia sudah menebak apa yang sejak pagi tadi uring-uringan sampai larut malam begini masih stay duduk di ruangannya,bahkan tidak mau pergi dan membatalkan rapat dan semua pertemuan hari ini.
William tidak menjawab,Ia justru menatap asistennya itu dengan tatapan tajam.
"Apakah maksud tuan Nyonya Aulia?"
"Iya,dimana dia?kenapa tidak datang memohon pada ku untuk membantu perusahaan keluarga nya",cecar William membuat Max kembali paham lagi apa sebab tuan nya itu melakukan semuanya itu sejak semalam sampai tidak pulang ke rumah.
"Maaf tuan, sebenarnya Nyonya Aulia tidak datang hari ini ke kantor dan dia juga sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya kemarin setelah keluar dari sini menandatangani surat perceraian itu",jelas Max yang membuat meja langsung di pukul oleh William sampai membuat nya terkejut.
"Apa maksud mu!,kenapa aku tidak tau dan siapa yang membiarkan nya keluar begitu saja seenaknya?!, apakah dia tidak tau kalau mengundurkan diri sebelum waktu kontrak berakhir akan di kenakan biaya pinalti!!!",amuk William sampai bangkit dari duduknya.
Wajahnya bahkan begitu menyeramkan,sampai membuat Max menjadi gemetar karna William jika sedang marah akan sangat menyeramkan."Dia sudah membayar pinalti tuan sesuai jumlah di surat kontrak",jawabnya dengan takut-takut.
William langsung terdiam seketika setelah mendengar ucapan Max,sampai Ia terduduk dengan lemah di kursinya dengan tatapan kosong,entah kenapa sesuatu di dalam dadanya langsung terasa sakit sampai Ia tidak bisa berkata-kata apa lagi.
Apakah Aulia sungguh-sungguh mengatakan untuk benar-benar pergi darinya?
Apakah dia tidak benar-benar tidak akan kembali padanya lagi, apapun yang akan Ia lakukan?
Jika dia pergi lalu kemana dia?
Pertanyaan itu muncul di benaknya begitu saja,perasaan tidak rela marah langsung bercampur aduk,namun Ia terus membantah sesuatu dalam hatinya.
"Bagus!"
"Dia sudah berani melawan ku,dia pikir dia bisa lepas begitu saja dari ku hmph?!", ucapnya tersenyum sinis dan meremehkan."Aku tidak akan membiarkan nya pergi begitu saja"
Setelah mengatakan itu Ia langsung beranjak dari kursinya dan pergi dengan langkah panjang penuh emosi dalam dirinya.
Max menggelengkan kepalanya.Ia tau bagaimana selama ini hubungan tuanya itu dengan istri yang tidak di anggap itu.
"Tuan-tuan setelah pergi baru akan terasa, seperti pecahan kaca sekeras apapun kamu mencoba untuk memperbaiki nya nyatanya kaca itu tidak akan bisa utuh seperti semula lagi"
"Bahkan jika di perbaiki oleh orang profesional pun hasilnya akan berbeda"
***
William membawa mobilnya dengan kecepatan penuh sambil menelfon seseorang dari kediaman.
"Dimana wanita itu?"
"Sejak pagi tadi Nyonya tidak ada keluar tuan,dia terus berada di rumah"
"Bagus,jangan biarkan dia keluar dari rumah selangkangan pun,dan pastikan dia masih berada di rumah"
"Baik tuan"
"Aulia aku tidak akan melepaskan mu..."
Ia menarik gas sampai habis dengan berkecamuk dalam pikiran nya.
Sampai ketika Ia akhirnya sampai di depan mansion yang sudah langsung di bukakan oleh satpam,dan pintu mobil langsung di buka dengan cepat-cepat.
Begitu keluar dari dalam mobil,wajah William begitu suram dan menakutkan sampai satpam dan penjaga lainnya tidak ada yang berani menyapa yakin bahwa atasan mereka itu sedang dalam suasana tidak baik.
Pintu di buka dengan kasar,sampai beberapa pelayan yang masih belum tertidur dan masih berbincang di ruangan yang tidak jauh dari ruang tamu terkejut dan langsung berlari ke ruang utama.
"Panggil wanita itu ke bawah"
Yah,William memang tidak pernah sudi menyebutkan nama Aulia.
"Baik tuan"
Salah satu pelayan langsung berlari menaiki tangga menuju kamar Aulia untuk memanggil nya.
Namun tidak berapa lama,Pelayan itu kembali turun dengan buru-buru dan takut."Tu...tuan itu kamar nya...,kamar Aulia kosong..."
Semua orang yang berada di sana terkejut,termasuk William tanpa mau Ia akui rasa takut menghantui nya hingga dengan rasa tidak percaya dan yakin Ia pergi mengecek sendiri ke kamar Aulia.
"Kau yakin Aulia tidak ada di sana?"
"Benar, kamarnya bahkan sudah bersih kosong tanpa ada satu barang-barang nya pun di sana..., seperti nya dia sudah pergi"
Pelayan-pelayan lain berbisik-bisik.Mereka memang tidak pernah memanggil Aulia dengan embel-embel sebutan 'nyonya' karna bagi orang-orang di rumah itu derajat Aulia bahkan lebih rendah dari pelayan, sehingga mereka bahkan tidak pernah menghormati nya.
Di lantai atas, William baru saja menghentikan langkahnya di pintu kamar Aulia,ada keraguan dalam hatinya saat memegang gagang pintu untuk membukanya,namun setelah beberapa detik terdiam Ia memutar gagang pintu hingga detik itu juga Ia berhenti di tempat.
Kekosongan
Itu yang Ia temukan saat pintu terbuka,tak ada satupun barang lagi yang Ia temukan di sana,Ia menatap ke arah dinding yang tidak ada lagi apapun tergantung di sana.
Tidak pernah ada satupun yang tau kalau sebenarnya Ia beberapa kali pernah masuk ke kamar Aulia tanpa sepengetahuan sang empunya kamar,dan Ia tau seberapa banyaknya foto-foto yang tergantung di dinding itu selama ini,namun sekarang sudah tidak ada apapun lagi di sana,benar-benar kosong dan full putih karna semua barang yang tersisa seperti sofa,lemari,tempat tidur dan meja juga di tutup dengan kain putih bersih.
Itu adalah pertama kalinya dalam hidupnya merasakan kekosongan yang secara tiba-tiba,namun Ia selalu menepis perasaan-perasaan aneh seperti itu, kemudian Ia menutup pintu dan beralih membuka kamar Edward yang persis di sebelah,tanpa Ia sadari ada harapan kecil di hatinya kalau Aulia berada di kamar itu seperti setiap kali Ia membuka kamar putranya sepulang bekerja akan menemukan Aulia tertidur di sana.
Namun saat membuka pintu,nihil tidak ada Aulia seperti biasanya di sana.Hanya ada putranya yang langsung terbangun ketika Ia membuka pintu.
"Papa"
"Kau belum tidur?"
Edward menggeleng dan kembali berbaring dengan wajah lesu,"Tidak,aku tidak bisa tidur"
"Kenapa?,apa karna tidak ada yang membacakan mu dongeng lagi?"
Edward terdiam lama,"Aku tidak butuh dia,aku lebih suka dia tidak menganggu ku setiap malam seperti biasanya",jawabnya namun ucapan itu tidak seperti biasa yang sangat berapi-api,nada suaranya terdengar lemah entah karna sudah mengantuk.
"Jadi kau suka dia tidak ada di rumah ini lagi?"
***
JANGAN LUPA DUKUNG DAN KASIH SEMANGAT AUTHOR DENGAN😀
LIKE
KOMEN
SUBSCRIBE
VOTE
RATE5
ATAS DUKUNGAN DAN SEMANGAT NYA,TERIMAKASIH BANYAK💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
ada mantan istri dan manta suami
anak..ga akan pernah jadi mantan
kita menghadirkan dia aja dengan segenap jiwa dan raga
mau apapun yg terjadi,benci ga akan mampu