NovelToon NovelToon
Pelukan Untukmu ASHILLA

Pelukan Untukmu ASHILLA

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Beda Usia / Gadis nakal / CEO / Duniahiburan / Cintapertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: MissSHalalalal

Ashilla, seorang buruh pabrik, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga demi menutupi utang judi ayahnya. Di balik penampilannya yang tangguh, ia menyimpan luka fisik dan batin akibat kekerasan di rumah. Setiap hari ia berjuang menembus shift pagi dan malam, panas maupun hujan, hanya untuk melihat gajinya habis tak bersisa.
Di tengah kelelahan, Ashilla menemukan sandaran pada Rifal, rekan kerjanya yang peduli. Namun, ia juga mencari pelarian di sebuah gudang kosong untuk merokok dan menyendiri—hal yang memicu konflik tajam dengan Reyhan, kakak laki-lakinya yang sudah mapan namun lepas tangan dari masalah keluarga.
Kisah ini mengikuti perjuangan Ashilla menentukan batas antara bakti dan harga diri. Ia harus memilih: terus menjadi korban demi kebahagiaan ibunya, atau berhenti menjadi "mesin uang" dan mencari kebebasannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MissSHalalalal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 : BERTEMU ZUNAI DAN MAS RIFAL

​Aroma truffle dan bistik premium yang mengepul di hadapanku terasa mual. Meja makan mahoni ini berkilauan di bawah lampu kristal, namun bagiku, ini tak lebih dari meja eksekusi. Aku mengangkat sendok dengan jemari gemetar, memaksakan sedikit makanan masuk hanya agar Erlangga tidak murka.

​"Aaa..." Erlangga menyodorkan sesendok risotto ke arah bibirku. Matanya tajam, mengunci pergerakanku.

​Aku bergeming, bibirku terkatup rapat. "Aku bisa makan sendiri," bisikku parau.

​"Buka mulutmu, Ashilla." Suaranya merendah, jenis nada yang biasanya mendahului badai.

​Aku mengabaikannya, memilih menyendok makananku sendiri seolah-olah dia adalah bayangan yang tak terlihat. Keheningan itu hanya bertahan tiga detik.

​PRANG!

​Porselen mahal itu hancur berkeping-keping di lantai setelah dilempar dengan tenaga penuh. "Beraninya kau menolakku!" geramnya. Sebelum aku sempat menghindar, jemarinya sudah merangsek ke rambutku, menjambaknya ke belakang hingga aku terpaksa mendongak menatap wajahnya yang merah padam.

​"Kau tidak ingin makan dari tanganku? Begitu rendahkah aku di matamu?"

​"Lepaskan...! Sakiiit...!" Isakanku pecah. Air mata mulai mengaburkan pandanganku.

​"Sebenarnya apa tujuanmu menikahiku, Erlangga?" teriakku di sela rasa sakit yang menjalar di kulit kepala. "Kalau kau ingin aku menjadi Sarah-mu yang sudah mati itu, kau tidak akan pernah mendapatkannya! Aku adalah ASHILLA!"

​Cengkeramannya mengendur seketika. Matanya yang tadi penuh api tiba-tiba kosong, seolah jiwanya ditarik paksa ke masa lalu. "Kau memang bukan Sarah," gumamnya dengan suara yang mendadak dingin. "Tapi kau akan menjadi Sarah-ku. Suka atau tidak."

​Aku terisak lebih dalam. Bukan karena fisikku yang disakiti, tapi karena aku menyadari bahwa perlahan-lahan identitas Ashilla sedang dikuliti dariku. Aku kehilangan diriku sendiri di rumah mewah yang terasa seperti peti mati ini.

​"Selesaikan makanmu," perintahnya lirih, namun tak terbantahkan.

​Aku tak bergeming. Keheningan yang menyesakkan menyelimuti ruangan sampai akhirnya Erlangga bangkit, memberi isyarat pada asistennya, dan menyeretku keluar dari restoran itu tanpa memedulikan langkahku yang tertatih.

​Langkah kami terhenti di lobi pusat perbelanjaan saat aku melihat dua sosok yang sangat kukenal. Mas Rifal dan Zunai. Duniamu rasanya berhenti berputar.

​"Ashilla!" Zunai berteriak, suaranya memecah hiruk-pikuk keramaian.

​Tanpa menunggu, mereka berlari dan Zunai langsung memelukku erat. "Shilla... ke mana saja kamu? Kami mencarimu ke mana-mana!"

​Lalu, pelukan itu berganti. Mas Rifal merengkuhku. Sangat erat, seolah aku adalah satu-satunya pelampung di tengah badai. Aku membeku. Bau parfumnya yang familiar menghantam ingatanku, namun ketakutan akan Erlangga jauh lebih besar. Aku mencoba melepaskan diri, tapi genggaman Rifal terlalu kuat oleh kerinduan.

​"Lepaskan dia." Suara Erlangga terdengar seperti desis ular.

​Erlangga menarik bahu Rifal dengan kasar. Kepalan tangannya sudah terangkat, siap menghantam wajah Rifal. Refleks, aku berdiri di depan Rifal, membentangkan tangan sebagai perisai. "Jangan! Tolong, jangan..."

​Erlangga terengah, urat-urat di lehernya menegang. Di depan umum, dia mencoba mengendalikan monster dalam dirinya.

​"Zunai, kau di sini?" aku mencoba memecah ketegangan, suaraku bergetar hebat. Sementara itu, Rifal dan Erlangga masih saling mengunci tatapan, seperti dua pemangsa yang memperebutkan wilayah.

​"Iya, Shilla. Rifal menemaniku mencari kado untuk Ayah," jawab Zunai dengan suara gemetar. Dia bisa merasakan aura gelap yang memancar dari pria di sampingku.

​"Shilla, katakan padaku kau baik-baik saja," Rifal menatap mataku, mencoba mencari sisa-sisa Ashilla yang lama. "Kau terlihat... berbeda."

​"Bisa kau lihat sendiri, calon istriku sangat baik dan cantik, bukan?" Erlangga memotong cepat, melingkarkan lengannya di pinggangku, sebuah klaim kepemilikan yang menyakitkan.

​"Ashilla, kau... benar-benar akan menikah?" suara Rifal melemah, hancur.

​"Sudah, Fal. Ayo pergi," Zunai mencoba menarik Rifal, menyadari bahaya yang mengintai.

​"Jawab, Sayang. Katakan pada mereka," bisik Erlangga tepat di telingaku, hembusan napasnya membuat kudukku meremang.

​"I-iya..." jawabku terbata.

​"Dengan pria ini? Shilla, dia bukan orang baik! Aku tahu siapa dia!" Rifal mulai kehilangan kendali. "Ashilla... aku mencintaimu. Jangan lakukan ini!"

​"Apa katamu?" Erlangga melangkah maju, namun sebelum keributan lebih besar terjadi, aku ditarik paksa pergi.

​"ASHILLA! AKU MENCINTAIMU! AKU AKAN MENUNGGU MU!" Teriakkan Rifal menggema di seluruh lobi, membuat orang-orang menoleh.

​Erlangga menyeretku dengan langkah lebar. Rahangnya mengeras sekeras batu, dan cengkeramannya di pergelangan tanganku terasa seolah tulangku akan remuk. Aku tahu, setelah ini, neraka yang sesungguhnya baru saja dimulai.

​"Lepaskan, kau menyakitiku!" rintihku saat kami mencapai mobil.

​Erlangga berhenti, menatapku dengan mata yang menggelap. "Menyakitimu? Tidak, Ashilla. Kau yang baru saja menghancurkan hatiku.

***

Bersambung...

1
partini
Erlangga kau buang Berlian kau ambil batu kali
partini
ehhh nongol tuh Kunti,kata mati kecelakaan?
wah ga mati ini cuma pergi ma lelaki lain ,,
kalea rizuky
tolol harusnya lu sebagai orang tua jujur biar erlangga gk goblok lagi
partini
ahhh jadi seperti itu ,hemmm maklum lah cinta mata MEREM hati tertutup jadinya y agak ni BEGE PLUS IDIOT tetang cinta ,ya susah ga bakal percaya apa lagi tuh sarah dah methong terkecuali ada video Ina inu
partini
Erlangga ko bisa jadi kaya gitu karena wanita,,saking cintanya atau saking dalam lukanya sih Thor aku ngeh bacanya kah
kalea rizuky
biarin ibumu mati bapak mu mati qm bebas sila goblok
kalea rizuky
keluarga tolol. ini. novel paling konyol yg q baca
kalea rizuky
lu yg aneh sila uda tau orang gila lu berkorban demi ibu lu yg goblok itu
kalea rizuky
ibuk goblok
kalea rizuky
emakmu aja gatel tkut kehilangan laki. mokoondo biar aja di penjara lahbuk suami. g guna mati aja lu biar anakmu bebas keluar dr situ jd ibu nyusain doank lu
kalea rizuky
bodoh itu ibumu laki. goblok. kok di piara cerai lah nyusain anak aja buk lu itu
Meris
Maaf thor kalimat perkalimat Ashilla terlalu mendramatisir...
MissSHalalalal: terima kasih banyak atas sarannya kak. akan aku di perbaiki di bab berikutnya🙏
total 1 replies
Meris
Shilla ini aneh .lha wong dia yg menyerahkn diri...koq malah dia yg penuh drama
partini
aku baca sinopsisnya udah nyesek mulai baca bab satu Weh tambah nyesek
MissSHalalalal: jangan lupa baca sampai akhir ya kak🙏
total 1 replies
Iis Amoorea
panggung kehidupan....bikin mewek
MissSHalalalal: terimakasih kak🙏 semoga suka dengan karya saya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!