Demi menyelamatkan perusahaan keluarganya, Luo Wan dijebak oleh ayahnya sendiri dan terpaksa melarikan diri di malam penuh skandal. Tanpa sadar, ia masuk ke kamar pria asing—dan keesokan harinya, hidupnya berubah total.
Pria itu adalah Sheng Qing, CEO muda yang dingin dan berkuasa. Setelah malam itu, ia berkata:
> “Kamu sudah naik ke ranjangku duluan. Sekarang kamu milikku.”
Sejak saat itu, Luo Wan terperangkap di antara cinta, dendam, dan permainan kekuasaan.
Namun dunia segera tahu—Luo Wan bukan wanita yang bisa dibeli atau diperbudak oleh siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haha Hi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Luo Wan melemparkan kain kotor yang ada di tangannya ke dalam tempat sampah.
Lalu ia memandang pelayan tadi dan bertanya, “Tadi kamu bilang ada yang sengaja menabrakmu?”
“Ya, benar,” jawab pelayan itu.
Tatapan Luo Wan menyapu wajah semua orang di sekitarnya satu per satu.
“Kalau begitu, kamu lihat dengan jelas siapa orangnya?”
Para nyonya kaya masih memasang wajah menanti pertunjukan seru, hanya Nyonya Xu yang tatapannya berkelit dan tak berani menatap lurus—jelas tampak bersalah.
Namun pelayan itu menggeleng.
Pelaku menyerangnya dari belakang, dan saat ia menyadarinya, orang itu sudah menyelinap ke kerumunan.
Melihat hal ini, Nyonya Xu dalam hati merasa senang.
Wajahnya kembali memasang ekspresi tinggi hati tak tertandingi.
Ia melangkah maju dua langkah dan menantang, “Perempuan seperti kamu, yang tak segan-segan memancing pria kaya, memang banyak yang tak suka padamu.”
Mendengar itu, Luo Wan tersenyum dingin.
Belum pernah ia melihat orang yang begitu cepat membongkar kebusukan dirinya sendiri.
Sejak masuk tadi, orang yang jelas berseteru dengannya hanya dua—Su Yunwei dan Nyonya Xu ini.
Saat kejadian tadi, Su Yunwei cukup jauh, hanya Nyonya Xu yang punya kesempatan.
“Nampaknya Nyonya Xu sangat membenci wanita macam aku yang katanya suka memancing pria kaya, ya?”
“Bukan hanya aku, semua orang di sini juga tak suka,” ujar Nyonya Xu sambil mencoba menyeret semua nyonya yang hadir untuk memihaknya.
Luo Wan mengernyit, seolah benar-benar bingung, lalu bertanya, “Tapi aku dengar sebelum menikah dengan Tuan Xu, Anda hanyalah seorang penjaga toko, dan bisa masuk keluarga Xu karena merebut posisi istri sah dengan jadi selingkuhan.”
“Kalau begitu aku ingin bertanya pada semuanya, mana yang lebih hina—jadi selingkuhan, atau seperti aku yang katanya memancing pria kaya?”
Sebelumnya Luo Wan memang sudah mencari informasi para nyonya ini di internet.
Kebanyakan dari mereka adalah hasil perjodohan antar keluarga. Hanya sedikit yang berhasil naik kelas lewat cara kotor, dan Nyonya Xu adalah salah satunya.
Lagipula, dalam keluarga kaya mana ada pria yang tak punya simpanan di luar?
Tak heran para istri sah sangat membenci selingkuhan.
Pandangan orang-orang pun kini berubah, penuh rasa jijik kepada Nyonya Xu.
Wajahnya pucat pasi, sebab luka lamanya dibuka kembali.
Selama bertahun-tahun ia berusaha membuat orang melupakan masa lalunya dan menjadi bagian dari kalangan elite.
Namun kini karena wanita ini, semuanya rusak lagi. Ia pun naik pitam, mengangkat tangan hendak menampar Luo Wan.
Tapi Luo Wan langsung mengambil segelas jus dan menyiramkannya ke wajahnya.
“Itu untukmu,” katanya dingin.
Wajah dan tubuh Nyonya Xu langsung lengket penuh jus. Ia memandang tak percaya.
Riasannya luntur, bulu mata palsunya lepas dan menempel di pipi, seluruh penampilannya menjadi sangat konyol.
“Ahhh!”
Nyonya Xu menjerit dan menerjang, hendak mencakar Luo Wan.
Namun kini Luo Wan yang sudah tak terhalang rok panjang jadi lebih lincah, ia langsung menghindar.
Nyonya Xu tak berhasil dan mencoba menyerang lagi.
Saat Luo Wan hendak menghindar, tiba-tiba ia jatuh ke dalam pelukan yang familiar.
Sekejap kemudian, seseorang terlempar jauh.
“Berani menyakiti orangku? Bosan hidup, ya?”
Sheng Qing memeluk Luo Wan erat-erat, suaranya dalam dan penuh ancaman.
Aura dingin menyebar dari tubuhnya.
Orang-orang di sekitar tak sadar menggigil.
Rasa protektif terang-terangan ini jelas bukan sikap kepada wanita biasa seperti yang dikatakan Su Yunwei tadi.
Pria ini benar-benar menaruh wanita itu di dalam hatinya.
Tuan Xu muncul terlambat. Melihat istrinya terbaring di lantai, ia belum sempat bereaksi ketika mendengar kata-kata berikutnya:
“Tuan Xu, sepertinya kerja sama kita perlu dipertimbangkan lagi oleh Sheng Group.”
Melihat kerja sama yang tadinya hampir pasti kini terancam batal, Tuan Xu tak sempat mengurus istrinya yang mengerang kesakitan. Ia buru-buru bertanya, “Tapi, Tuan Sheng, bukankah kita sudah sepakat?”
Wajah Sheng Qing tetap dingin, tak ada belas kasihan.
“Sheng Group punya alasan kuat untuk meragukan bahwa Tuan Xu bahkan tak mampu mengurus istrinya sendiri, bagaimana mungkin bisa memimpin perusahaan dengan baik? Kami tidak akan mengambil risiko bekerja sama dengan perusahaan seperti ini.”
Setelah itu ia memberi perintah pada Xu Zheng di sampingnya.
“Sebarkan pengumuman, Sheng Group tidak akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang moralnya buruk. Siapa pun direktur yang memanjakan selir dan menindas istri sah, langsung masuk daftar hitam.”
Xu Zheng langsung patuh dan menyebarkan pengumuman ke grup internal perusahaan.
Tuan Xu duduk lemas di lantai, seperti kehilangan jiwa.
Selesai. Xu Group tamat.
Masuk daftar hitam Sheng Group artinya semua jalur kerja sama tertutup.
Rekanan bisnis mereka pasti akan berebut membatalkan kerja sama demi menjilat Sheng Group.
Dalam dua bulan, Xu Group pasti bangkrut.
Di sisi lain, Nyonya Xu pun diam tak bersuara lagi. Wajahnya penuh ketakutan melihat raut suaminya yang kelam dan menyeramkan.
Sebelum orang-orang sempat bereaksi, Tuan Xu langsung menarik istrinya.
Lalu melayangkan tamparan demi tamparan ke wajahnya.
“Ah! Ah! Jangan pukul lagi!”
“Kamu perempuan jalang! Kenapa dulu aku bisa suka padamu!”
“Selain bikin masalah, kamu bisa apa?!”
“Lihat sekarang! Xu Group hancur gara-gara kamu!”
“Aku akan bunuh kamu, perempuan sialan!”
Nyonya Xu hanya bisa merangkak di lantai, memohon ampun sambil menangis.
Luo Wan tak tega melihatnya, ia pun memalingkan wajah.
“Usir mereka,” perintahnya.
Xu Zheng langsung memanggil satpam, dan dua orang itu digiring keluar.
Para nyonya lain yang tadinya ikut bergosip kini hanya bisa diam, hati mereka dipenuhi rasa takut.
Mereka diam-diam mengingat-ingat apakah barusan sempat mengucapkan sesuatu yang kelewat batas.
Di sudut ruangan, mata Su Yunwei menyipit.
Pemandangan dua orang yang saling memeluk membuatnya gila karena iri.
Kukunya sudah mencengkeram ke dalam daging, namun ia tak peduli.
Dalam hati ia bersumpah akan merebut kembali Sheng Qing.
Tadinya ia kira Nyonya Xu bisa memberi peringatan keras pada Luo Wan, membuatnya sadar diri dan mundur.
Tapi ternyata wanita itu bodoh sekali—bukan hanya gagal menyakiti Luo Wan, malah membuat dirinya rugi besar.
Setelah insiden ini, semua orang jadi tahu betapa berharganya posisi Luo Wan.
Sampai lelang dimulai pun, tak ada lagi yang berani mengusiknya.
Sepuluh menit kemudian, acara lelang pun dimulai.
Para hadirin masuk ke aula lelang dengan tertib.
Sheng Qing membawa Luo Wan duduk di kursi tengah barisan pertama.
Dari sini, semua barang lelang bisa dilihat dengan jelas.
Orang lain duduk sesuai status masing-masing, semakin ke belakang dan menyebar ke kiri-kanan.
Su Yunwei duduk di baris ketiga.
Tak lama, pembawa acara membuka dengan sambutan singkat, lalu memperkenalkan barang lelang pertama malam ini.
Sebuah lukisan pemandangan gunung dan air.
Konon, lukisan ini adalah karya seorang pelukis terkenal yang telah wafat, kini disumbangkan cicitnya untuk amal.
Harga awal sepuluh ribu.
Setelah beberapa kali penawaran, akhirnya terjual seharga dua puluh ribu kepada seorang profesor universitas yang berpengetahuan luas.
Barang-barang berikutnya adalah koleksi kecil.
Biasanya dalam acara seperti ini, barang awal harganya rendah, makin ke belakang makin mahal.
Ramuan herbal milik Luo Wan ada di urutan ke sepuluh.