NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisi lain Xavier

Walau kondisi tubuhnya sempat drop, Calista tetap memaksakan diri berangkat ke sekolah. Ia tidak mau membuat kedua orang tuanya cemas, jadi ia memilih menyembunyikan sakitnya.

"Sayang, ayo sarapan dulu," sapa Veronika lembut ketika melihat putrinya baru turun dari tangga.

Calista tersenyum kecil dan mengangguk. Di meja makan, Nathan sudah menunggu bersama istrinya.

"Sayang, bagaimana keadaanmu?" tanya Nathan sambil menatap penuh khawatir.

"Aku baik-baik saja, pah." Calista tersenyum, mencoba menenangkan hati orang tuanya.

"Papa dan Mama gak usah khawatir."

Nathan menatap putrinya lebih lama. Wajah Calista tampak lebih segar dibanding kemarin, padahal ia tidak tahu bahwa putrinya sengaja memakai lip balm agar pucatnya tersamarkan.

"Kamu serius?" tanya Veronika dengan mata menyepit, masih ragu.

"Iya, Mah. Calista kuat, kok." jawab Calista meyakinkan.

Nathan menghela napas pelan, lalu mengangguk. "Kalau ada apa-apa, cepat kabari Mama dan Papa, ya."

"Iya, Pa." Calista mengangguk lagi.

"Hari ini Papa yang antar kamu ke sekolah," ucap Nathan tiba-tiba.

"Serius, Pah?" Mata Calista langsung berbinar. Jarang sekali papanya punya waktu untuk itu.

"Serius, Sayang." Nathan tersenyum hangat.

"Habiskan sarapanmu dulu, nanti kamu telat," sahut Veronika sambil tersenyum tipis.

"Siap, Mah!" sahut Calista sambil memberi hormat kecil, membuat kedua orang tuanya tertawa kecil.

Namun kehangatan ini hanya sebentar. Setelah sarapan, tiba-tiba ponsel Nathan berdering. Ia menerima telpon dari kantor dan wajahnya langsung berubah serius.

"Sayang, maafkan Papa, ya..." Nathan menatap Calista dengan nada bersalah.

"Maaf, apa Pah?" Calista mengernyit.

"Hari ini tiba-tiba ada klien Papa dari luar negeri. Papa harus segera ke kantor—"

Belum sempat Nathan menyelesaikan kalimatnya, Calista sudah memotong. "Nggak apa-apa, Pah. Papa ke kantor saja." Ia tersenyum, tapi senyum itu jelas dipaksakan.

Hatinya baru saja berbunga, namun kembali patah hanya dalam sekejap.

Nathan menunduk. Rasa bersalah menggerogotinya.

"Mas, kamu ini apa-apaan sih? Kamu sudah janji sama Calista. Pekerjaan bisa ditunda dulu!" Veronika menatap suaminya tajam.

"Tapi ini klien penting, Vero. Atau kamu saja yang antar Calista," Nathan mencoba mencari jalan keluar.

"Aku nggak bisa. Pagi ini aku sudah janji ketemu dengan beberapa klien penting aku!" Veronika tak mau kalah.

Suasana seketika memanas. Calista sedari tadi mendengarkan hanya bisa meremas rok seragamnya erat-erat. Kepalanya pusing, dadanya sesak. Mama dan Papa... lagi-lagi berdebat.

"Diam!!!" bentak Calista tiba-tiba. Matanya berkaca-kaca menatap kedua orang tuanya. "Aku bisa naik taksi sendiri!"

Setelah itu ia langsung berdiri, meraih tasnya, dan melangkah keluar. Air matanya jatuh tanpa ia bisa tahan.

Nathan dan Veronika terdiam, seakan tersambar petir.

"Ini semua gara-gara kamu, Mas! Kalau sampai Calista kenapa-napa, seumur hidup aku nggak akan maafin kamu!" Veronika menatap semuanya penuh amarah, lalu bergegas masuk ke dalam rumah dengan langkah keras.

"Arghhh..." Nathan mengusap wajahnya kasar, rasa kesal menyesakkan dadanya.

♡♡○♡♡

Di dalam taksi, Calista terus meneteskan air mata. Dadanya terasa sesak setiap kali mengingat kejadian pagi ini.

"Kapan aku bisa bahagia, Tuhan..." gumamnya lirih sambil menatap keluar jendela yang dipenuhi bayangan gedung-gedung yang berlari.

Pak Sopir sempat melirik lewat kaca spion, wajahnya terlihat khawatir.

"Neng, gak apa-apa?" tanyanya pelan.

Calista menggeleng samar. "Aku... gak, baik-baik saja, Pak." Air matanya kembali jatuh membasahi pipi.

Melihat itu, sopir buru-buru menyodorkan tisu. "Nih, Neng. Lap dulu air matanya."

Calista menerimanya, tersenyum tipis meski matanya masih basah. "Ma-makasih, Pak."

"Bapak gak tahu apa yang Neng alami," lanjut sopir," tapi Bapak yakin... Neng anak yang kuat."

Calista menunduk, suaranya bergetar. "Calista bukan anak yang kuat, Pak... Calista gak bisa angkat galon. Hiks... Hiks..." ucapnya polos.

Pak Sopir diam sejenak, lalu menepuk keningnya sendiri sambil menghela napas. Senyum kecil muncul di wajahnya.

Ternyata penumpang yang satu ini bukan hanya rapuh, tapi juga polos. Ia pun memilih diam, membiarkan tangis Calista mereda perlahan di sepanjang perjalanan.

♡♡○♡♡

Di dalam kelas, Calista hanya terdiam. Pandangannya kosong menatap buku yang terbuka di mejanya, sesekali tangannya mencoret asal-asalan tanpa arti.

Xavier yang baru masuk langsung duduk di bangkunya. Ia sempat melirik Calista yang tampak melamun, tapi memilih acuh. Dengan wajah datar, ia mengeluarkan ponsel dari saku bersiap bermain game.

Tak lama kemudian, guru masuk dan suasana kelas berubah tenang. Calista buru-buru mencoba fokus. Aku harus dapat nilai sempurna... belum aku benar-benar pergi dari dunia ini, batinnya sambil menggenggam pena erat-erat.

Kring! Kring!

Bel istirahat berbunyi, murid-murid pun berhamburan keluar. Namun Calista tetap diam di tempat. Hari ini ia membuka bekal yang dibawanya dari rumah sakit: ubi ungu dan beberapa potongan sayur rebus.

Bukan berarti makanan kantin tidak higienis, tapi tubuhnya tidak boleh sembarangan menerima makanan. Kemarin saja, ia sempat muntah hebat karena makanan sesuatu yang tidak cocok dengan kondisinya.

Xavier melirik kotak bekal di meja Calista. Alisnya terangkat. Ubi? Sayuran? Pikirannya langsung menebak. Cewek ini lagi diet, kali.

"Lo udah kurus, ngapain diet," ucap Xavier datar.

Calista menoleh, menatapnya bingung. "Maksud kamu?"

Xavier mengangkat bahu seadanya. "Lo udah kurus, ngapain diet." Setelah itu, ia beranjak keluar kelas tanpa menunggu jawaban.

Calista terdiam, menatap kotak bekalnya lalu bergumam lirih, "Diet? Siapa yang diet..."

♡♡○♡♡

Suasana kelas terasa membosankan. Jam pelajaran berikutnya kosong membuat sebagian besar murid memilih keluar untuk mencari udara segar. Calista pun berdiri dari duduknya, berniat menuju perpustakaan untuk mengusir rasa bosan. Namun langkahnya terhenti ketika samar-samar terdengar suara gaduh dari arah belakang ruangan kosong. Alisnya berkerut. Rasa penasaran mendorongnya menelusuri suara itu. Semakin dekat, suara benturan terdengar jelas.

Bugh! Bugh!

Begitu menoleh ke dalam, mata Calista langsung melebar. Xavier tengah menghajar beberapa pemuda yang tampak seperti preman. Gerakannya cepat dan beringas, sementara tak jauh dari sana, seorang siswi meringkuk ketakutan.

"Pergi!" suara Xavier terdengar dingin, tajam seperti pisau.

Preman-preman itu berusaha bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu kabur terbirit-birit meninggalkan tempat itu.

Saat hendak membenahi seragamnya, pandangan Xavier tak sengaja bertemu dengan Calista yang berdiri mematung di ambang pintu. Tatapan mata Xavier yang dingin membuat darah Calista serasa membuku. Bergegas ia meninggalkan wajahnya dan melangkah cepat menjauh.

"Xavier seram banget..." gumam Calista, mempercepat langkahnya. Ia sama sekali tak ingin berurusan dengan cowok itu, apalagi membayangkan nasibnya bisa saja sama dengan siswi tadi.

Tak lama siswi yang tadi ketakutan mendekat pada Xavier. Wajahnya masih pucat, tapi ia memaksa tersenyum. "Xavier, makasih..."

Xavier hanya mengangguk singkat. "Lain kali, lo hati-hati." Ucapannya datar, tapi cukup membuat siswi itu menunduk.

Setelah itu, Xavier berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa menoleh lagi.

Siswi itu menatap punggungnya yang menjauh. Napasnya masih tersengal. "Aku nggak nyangka... Xavier ternyata orangnya baik."

1
kaylla salsabella
la kenapa nenek rose ada di sini
kalea rizuky
entah benci cwek lemah meski penyakitan seenggaknya gk oon
kalea rizuky
moga g sad ending ya Thor benci q novel sad
kaylla salsabella
kok cuman 1 part thor😁😁
Nona Jmn: Aamin! Makasih🫶🥰
total 3 replies
lovly
berharap untuk akhir yang bahagia thor, semangat💪
Nii
👍
kaylla salsabella
lanjut thor
Lisa
wah hebat nih Xavier ntar lg jdi ketuanya mafia D'Angel
Lisa
Nenek koq jahat banget sama cucunya
kaylla salsabella
terimakasih update nya thor😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama kakak🥰🫰
total 1 replies
kaylla salsabella
ayo vier cari tahu calista kenapa gak sekolah
kaylla salsabella
kira papa nathan ada masalah apa
kaylla salsabella
ooo si nenek belum tahu berhadapan sama Xavier🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
Lisa: Amin..
total 1 replies
kaylla salsabella
terimakasih update 3 part😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama☺️ Jangan lupa Vote ya kakak☺️🫰🫶🥰
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
ayo vier datang kasihan calista
kaylla salsabella
alhamdulillah vier mau berubah
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
kaylla salsabella
lanjut thor
Nona Jmn: Sama-sama kak, makasih juga sudah sering baca novel aku☺️🥰🫶🫰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!