NovelToon NovelToon
Pertarungan Cinta

Pertarungan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikah dengan Musuhku / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Aliansi Pernikahan / Konflik etika
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Mrlyn

Dua keluarga yang semula bermusuhan akhirnya memutuskan menjalin aliansi pernikahan.

Posisi kepala negara terancam dilengserkan karena isu menjual negara pada pihak asing disaat perbatasan terus bergejolak melawan pemberontakan. Demi menjaga kekuasaan, Sienna sebagai putri bungsu kepala negara terpaksa menerima perjodohan dengan Ethan, seorang tentara berpangkat letjen yang juga anak tunggal mantan menteri pertahanan.

Bahaya mengancam nyawa, Ethan dan Sienna hanya bisa mengandalkan satu sama lain meski cinta dari masa lalu menjerat. Namun, siapa sangka orang asing yang tiba-tiba menikah justru bisa menjadi tim yang kompak untuk memberantas para pemberontak.

Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan demi mendapatkan kedamaian. Dapatkah mereka menjadi sepasang suami-istri yang saling menyayangi atau justru berakhir saling menghancurkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrlyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 (Salam Perpisahan)

Istana negara.

Diam-diam Sienna mengintip dari balik tirai jendela tempat tidurnya. Pengawal yang ditugaskan untuk menjaga keamanan terlihat bertambah dua kali lipat.

Situasinya jadi semakin genting usai Jimmy membuat pengumuman semalam. Pencopotan jabatan Miran sebagai Menteri Pertahanan langsung menjadi polemik baru. Tidak hanya itu, Jimmy juga langsung menunjuk Jack Martin sebagai Mentri Pertahanan yang baru padahal siapapun tahu jika hubungan di antara mereka tidak akur sebelumnya.

"Ini gila... ada apa dengan paman?" Diana—sepupu Sienna tidak ragu menerobos masuk ke dalam kamar. Begitu melihat berita pergantian Mentri, ia segera pergi ke istana negara untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Reshuffle pada jabatan adalah hal lumrah, Dian," jawab Sienna berpura-pura bersikap tenang.

Diana memiliki rasa ingin tahu yang kuat, tapi terkadang dia terlalu banyak bicara apalagi statusnya sebagai aktris ibukota membuatnya sering diwawancarai dan tidak jarang tanpa sengaja mengungkapkan kondisi istana negara yang seharusnya tidak untuk konsumsi publik.

Namun, Diana adalah keponakan kesayangan Ibu negara, jadi meski salah bicara, dia akan selalu dibela. Seperti saat sembarang masuk ke istana, dia memiliki akses khusus yang diberikan langsung oleh ibu negara.

"Jangan membodohiku, Sien... meskipun aku tidak pintar, tapi bukan berarti aku tidak tahu jika posisi paman saat ini terancam. Hanya saja berkoalisi dengan Jendral Jack bukankah itu sama seperti menyerahkan diri? Kita semua tahu jika dulu paman dan Jendral Jack bersaing memperebutkan kekuasaan."

Sienna melangkah mendekat. Ia duduk di tepi tempat tidurnya lalu menatap sekeliling kamarnya yang megah layaknya tempat tinggal seorang putri kerajaan yang di dominasi oleh warna pastel. Sebelumnya Sienna tidak tahu jika semua kemegahan ini ternyata harus dibayar mahal bahkan nyawa adalah taruhannya.

Tepat saat pengumuman dibuat, istana langsung mendapatkan teror. Peluru misterius melesat ke dalam kamar Sienna sebagai bentuk peringatkan. Namun, sampai detik ini pelaku masih belum ditemukan. Kemungkinan pelakunya adalah salah satu penjaga istana.

Tempat ini sudah tidak lagi aman meski setelah itu seluruh jendela di istana langsung diganti menjadi kaca anti peluru dan agar tidak menimbulkan kekacauan semua orang diminta untuk tutup mulut. Itulah yang membuat Sienna tidak tidur hingga pagi ini.

"Ada apa Sienna? Kamu terlihat sangat lelah?" tanya Diana khawatir. Bagaimanapun mereka tumbuh besar bersama meski saat dewasa memiliki karir yang berbeda karena Sienna memilih mengikuti ayahnya dan akan segera terjun ke dunia politik.

"Aku kurang tidur, semalam bergadang menonton drama terbarumu."

"Sungguh? Jadi bagaimana aktingku?"

Sienna mengulas senyum lembut, "Oh, tentu tidak ada yang menandingi bakat aktingmu."

Diana tersenyum bangga, dalam sekejap ia lupa akan pertanyaannya sebelumnya.

"Dian, menurutmu hubunganku dan Dave seperti apa?"

"Jangan ditanya, kalian pasangan paling serasi yang pernah aku kenal. Tidak terbayangkan jika kalian menikah nanti, pasti akan menjadi pernikahan terhebat di abat ini. Seorang anak presiden dan anak petinggi partai. Mereka akan mengira itu adalah pernikahan politik, tapi siapa yang akan menyangka jika kalian memang saling mencintai sejak lama."

Pernikahan politik.

Terbersit pikiran jika kemungkinan Dave mengencaninya selama ini hanya untuk kepentingan partainya. Bagaimanapun partai milik orangtua Dave dulu tidak punya banyak pendukung, tapi setelah hubungan mereka dipublikasikan, popularitas partai Dave langsung meningkat pesat. Jika itu benar, maka akan terlalu menyakitkan bagi Sienna.

"Sienna, jujurlah padaku. Ada apa denganmu? Kenapa kamu melamun lagi?"

"Tidak. Aku hanya mengantuk. Sebaiknya kamu pulang, siang ini aku akan ada pelantikan di istana. Acaranya berlangsung privat, jadi kamu tidak bisa terus ada di sini."

"Baiklah, tapi kamu tahu aku akan selalu ada untukmu, Sien... jangan rahasiakan apapun dariku, mengerti?"

Sienna mengangguk, mengulas senyum lembut sebelum mengantar kepulangan Diana.

Tepat saat mobil Diana melaju keluar dari area istana, senyuman Sienna perlahan menghilang. Ia lantas segera melangkah menuju kantor ayahnya.

"Apa Ayah ada di dalam?" tanya Sienna pada pengawal pribadi yang selalu ada di sisi ayahnya. Laki-laki berusia 32 tahun bernama Hugo.

"Kepala Negara ada di dalam sedang bersiap. Siang ini pelantikan Menteri Pertahanan yang baru akan dilaksanakan."

"Apa Ayah sudah makan?"

"Kepala Negara tidak berselera makan sejak kemarin, sebaiknya Anda membujuknya, Nona. Saya khawatir itu akan memengaruhi kondisi kesehatan beliau."

"Baiklah, tolong perintahkan pelayan untuk membawa hidangan ke dalam."

Sienna kemudian masuk ke dalam ruangan pribadi ayahnya. Laki-laki tua itu tampak sibuk dengan beberapa berkas di atas meja sementara Julia, wanita berusia 40 tahun yang menjabat sebagai kepala penasihat negara selalu setia di sebelahnya.

"Pagi Ayah, Pagi Julia," sapa Sienna dengan ramah.

"Selamat pagi, Nona."

Jimmy seketika menutup dokumen di tangannya lalu tersenyum hangat menyambut kedatangan putri tersayangnya.

"Aku dengar Ayah tidak berselera makan sejak kemarin. Aku datang ke sini untuk mengajak Ayah sarapan bersama. Apa kamu mau bergabung dengan kami, Julia?"

"Saya sudah sarapan." Julia tersenyum sopan. "Baguslah Anda datang, Nona. Saya sudah lelah membujuk ayah Anda. Dia terlalu mencintai negara ini."

Sienna tertawa ringan. "Ya, Ayah memang mencintai negara ini lebih dari keluarganya sendiri. Negara ini membuatku cemburu."

"Negara ini sangat beruntung memiliki pemimpin seperti beliau."

"Dan aku pun merasa beruntung karena terlahir sebagai putrinya."

"Ayolah, kalian berdua berhentilah menggodaku," keluh Jimmy tersipu.

Julia kemudian undur diri. Hidangan sudah disajikan oleh pelayan. Sienna lantas duduk dengan tenang di sofa, menunggu Jimmy menghampirinya.

"Ayah... jangan buat aku kelaparan di sini."

Jimmy segera melepaskan kaca matanya lalu melangkah menghampiri Sienna yang sudah tidak sabaran.

"Sienna, kejadian semalam-"

"Ayah, jangan dibahas. Yang terpenting aku baik-baik saja."

Jimmy menghela napas dalam. Ia mengangguk tanda mengerti. "Kakakmu, Arthur saat ini masih berada di luar negeri, tapi aku sudah memberitahunya tentang kejadian semalam, dia akan segera pulang."

"Jangan membuatnya risau, Ayah. Dia sudah sibuk mengurusi perusahaan, lagipula dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja."

"Sienna, kakakmu harus hadir saat pernikahanmu nanti. Masalah Ibumu... aku akan memberitahunya pelan-pelan. Dia masih syok atas kejadian semalam."

Sienna seketika terdiam. Sama seperti ayahnya, ia mendadak kehilangan selera makan.

"Ayah, tentang pernikahan. Aku masih harus memikirkannya lagi."

"Sienna, waktu kita tidak banyak. Kejadian semalam mungkin bisa terjadi lagi. Dan pagi ini Wakil Kepala negara telah menyatakan dukungannya pada Partai Teratai Putih. Negara ini akan terbelah jika kita tidak bergerak cepat."

"...."

"Sienna...." Jimmy menyentuh tangan putri kesayangannya itu dengan hati-hati. "Ayah yakin Ethan bisa melindungimu kelak. Pernikahan kalian harus terjadi agar hubungan antara keluarga Foster dan Keluarga Martin tidak saling mengkhianati."

Sienna tidak menjawab, ia menarik tangannya perlahan lalu mulai menyantap sarapannya dalam diam, menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak menetes.

Dadanya terasa sesak, hatinya terus menolak perjodohan ini, tapi situasi terus menjepitnya.

...***...

"Waktu kita tidak banyak, Eth...," ucap Jack seraya menepuk bahu Ethan yang terlihat berat meninggalkan batalion apalagi saat Siren berlari dari ruang medis dengan tergesa-gesa menuju tempat mereka berada.

Jack kemudian melangkah lebih dulu memasuki mobil sementara Ethan masih berada ditengah-tengah sahabatnya.

"Kamu akan pergi ke ibukota?" tanya Siren dengan napas terengah-engah. Gadis berperawakan tinggi ramping itu terlihat sedih.

Lebih sedih lagi Ethan. Ia tidak sanggup bila harus mengkhianati Siren. "Ayah memintaku mendampinginya."

"Apa lama?"

Ethan belum sempat menjawab saat Siren sudah lebih dulu memeluknya. "Jangan lama-lama, belum apa-apa aku sudah merindukanmu."

Ketiga sahabat Ethan, langsung berbalik badan, memberikan ruang untuk Ethan dan Siren mengucap perpisahan.

"Sudah, jangan menangis lagi. Aku tidak akan lama," ucap Ethan seraya melepaskan pelukannya.

Ia mencoba untuk tersenyum meski sorot matanya memancarkan kesedihan. Siren kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas kedokterannya. Sebuah gelang tangan yang ia buat sendiri dari untaian benang khusus berwarna merah dan hitam.

"Agar kamu tidak tergoda oleh gadis ibukota."

Lagi-lagi Ethan hanya bisa mengulas senyum samar saat Siren memakaikan gelang itu di pergelangan tangan kanannya.

"Jangan pernah melepaskannya. Ini adalah perintah!"

Siren kemudian pergi saat seorang perawat memanggilnya. Meski terlihat berat hingga membuat gadis itu terus menoleh berkali-kali ke arah Ethan berada, tapi ia tetap berlari menuju ruang medis.

"Aku akan segera kembali. Situasinya mungkin akan lebih buruk dari sebelumnya... Jangan lengah, perketat pengawasan. Kita tidak boleh kecolongan lagi seperti kemarin," ucap Ethan pada Iyan. Sebagai wakil komandan, Iyan yang akan bertanggung jawab selama Ethan berada di ibukota.

"Siap, Kapten."

Ethan memaksakan senyumannya, ia menepuk bahu Iyan lalu menatap Gion dan Harry bergantian.

"Ayolah, kamu hanya mendampingi penerimaan jabatan Jenderal Jack, kenapa terlihat begitu sedih? Ini bukan salam perpisahan, kan?" ucap Gion mencoba menyemangati.

Namun, sikap Ethan yang tidak terlihat seperti biasanya membuat ketiga sahabatnya itu khawatir.

"Jangan risaukan apa pun, kamu bisa mengandalkan kami, Kapten." Harry tersenyum hangat sambil menepuk bahu Ethan.

Satu langkah berat Ethan ambil. Ia menoleh ke arah teman-temannya yang melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobil dimana ayahnya telah menunggu.

Mobil telah melaju meninggalkan area batalion saat Jack melirik ke arah gelang yang bertengger pada pergelangan tangan kanan Ethan.

"Kamu tidak memberitahu Siren?"

"...."

"Ethan, pernikahan antara kamu dan Sienna harus tetap terjadi. Suka ataupun tidak, ini demi kepentingan negara."

"Hatiku sudah milik orang lain, aku mungkin bisa menikahinya, tapi aku tidak berjanji akan membahagiakannya."

Jack menarik napas dalam, ia membuang pandangannya demi menutupi rasa bersalah.

"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, Eth... mungkin kelak kamu akan rela bertaruh nyawa untuknya."

.........

1
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Mrlyn: ditunggu kak🫶🏻
total 1 replies
knovitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!