Ini cerita sederhana seorang pemuda di pedesaan. Tentang masalah pertumbuhan dan ketertarikan terlarang. Punya kakak ipar yang cantik dan seksi, itulah yang di alami Rangga. Cowok berusia 17 tahun itu sedang berada di masa puber dan tak bisa menahan diri untuk tak jatuh cinta pada sang kakak ipar. Terlebih mereka tinggal serumah.
Semuanya kacau saat ibunya Rangga meninggal. Karena semenjak itu, dia semakin sering berduaan di rumah dengan Dita. Tak jarang Rangga menyaksikan Dita berpakaian minim dan membuat jiwa kejantanannya goyah. Rangga berusaha menahan diri, sampai suatu hari Dita menghampirinya.
"Aku tahu kau tertarik padaku, Dek. Aku bisa melihatnya dari tatapanmu?" ucapnya sembari tersenyum manis. Membuat jantung Rangga berdentum keras.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1 - Suara Malam Pertama
Semuanya berawal saat Firza, kakak lelakinya Rangga menikah. Sejak itu, Firza membawa sosok baru untuk tinggal di rumah. Yaitu istrinya, Dita Permata Sari.
Awalnya pernikahan mereka ditentang Yuli, sang ibu. Namun Firza bersikeras karena katanya dirinya sangat mencintai Dita dan mengancam akan pergi jauh jika tidak direstui.
Sosok ibu mana yang tega membiarkan anaknya pergi jauh. Itulah yang dilakukan Yuli. Dia terpaksa membuang egonya dan memutuskan merestui pernikahan Firza dan Dita. Pernikahan berlangsung cukup meriah, Yuli menggunakan uang tabungannya untuk semua itu.
Usai menikah, Yuli menyuruh Firza dan Dita tinggal bersama di rumah untuk sementara. Mengingat mereka masih tidak punya uang untuk membeli atau mengontrak rumah.
Firza sendiri bekerja sebagai polisi berpangkat briptu. Dia baru menjalani karirnya sebagai polisi selama tiga tahun. Sementara Dita, dia merupakan penyanyi dangdut biasa. Tidak heran Dita memiliki paras cantik, seksi dan menarik. Namun Dita sudah berjanji pada Firza kalau akan berhenti menjadi penyanyi dangdut setelah menikah, dan itu memang dilakukannya. Firza hanya memperbolehkannya menyanyi saat di acara kondangan di kampung saja.
Mungkin karena profesi itu pula, Yuli sempat tak merestui Dita menikah dengan Firza. Karena dalam pandangan masyarakat, penyanyi dangdut itu wanita murahan. Suka berpenampilan seksi dan bersikap tidak senonoh dipanggung, contohnya seperti menerima saweran.
Kini Rangga habis keluar kamar mandi. Saat itulah dia tak sengaja berpapasan dengan Dita. Perempuan itu baru keluar kamar. Mata Rangga terbelalak. Bagaimana tidak? Dia melihat Dita hanya mengenakan tank top dan celana pendek sepangkal paha sambil membawa handuk.
"Baru selesai mandi, Dek?" sapa Dita.
"Iya, Kak..." sahut Rangga tergagap.
Dita tersenyum dan segera masuk ke kamar mandi. Rangga langsung geleng-geleng kepala. Merasa tak habis pikir dengan gaya berpakaian Dita. "Pantesan Mama sempat ngga merestui," gumamnya sembari berjalan masuk ke kamar.
Rangga mengambil ponsel dan langsung telentang ke ranjang. Di sana dia menemukan pesan dari sahabatnya Junaidi dan Ifan. Kedua sahabatnya itu asyik meledeknya di grup chat.
Junaidi : Bang Firza baru selesai menikah kan? Wah... Siap-siap nggak bisa tidur nih Rangga pas malam pertama abangnya🤣🤣🤣
Ifan : Parah! Aku yakin suara desahan Kak Dita bakalan menggelegar sampai menembus dinding kamar Rangga. Hahaha...
Junaidi : Uh! Ah! Oh Yes, Baby! Teruskan! (Bacanya pakai nada mendesah) 🤣
Membaca percakapan itu, Rangga menggertakkan gigi. Dia mulai mengetik dan membalas.
Rangga : Sialan kalian! Aku yakin Bang Firza dan Kak Dita tahu diri kali. Mereka nggak akan berisik!
Junaidi : Ga! Orang pas keenakan gimana bisa nahan diri sih? Aku jamin nih ya, mereka bakalan berisik.
Ifan : Taruhan kayaknya seru nih🤪
Rangga : Udah ah! Aku mau tidur. Kalian aja sana yang taruhan.
Ifan : Tapi aku juga yakin kalau Bang Firza sama Kak Dita bakalan berisik, Ga. Rumahmu kan dindingnya kayu, itu nggak kedap suara. Aku yakin seratus persen 😂
Rangga memutar bola mata jengah. Dia memilih mengabaikan ejekan dua temannya dan membuka aplikasi game. Rangga mulai larut bermain game di ponselnya.
"Ah... Aah! Ah!"
Tiba-tiba terdengar suara desahan dari kamar sebelah. Mata Rangga membulat sempurna. Terlebih suara erangan itu di ikut dengan getaran di dinding kayu kamarnya.
"Anjir!" umpat Rangga. Ternyata prediksi kedua temannya benar. Kakaknya dan kakak iparnya melakukan malam pertama dengan berisik.
Rangga sudah berusia 17 tahun. Dia berada di masa-masa penasaran. Masa saat dia sudah mengerti dan belajar hubungan orang dewasa. Rangga menenggak salivanya saat suara lenguhan Dita semakin intens. Sekujur tubuhnya meremang. Namun yang lebih parah, burung gagaknya juga ikut bereaksi.
"Nggak! Jangan!" keluh Rangga kesal. Aktifitas sang kakak di sebelah kamar, benar-benar membuatnya terpancing. Rangga yang tadinya kesal saat melihat Dita berpakaian minim, kini jadi membayangkan perempuan itu.
Rangga lebih mengerti dita sebaliknya juga begitu rasanya mereka cocok
mangats thor sllu ditunggu up nya setiap hari