NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Tiba di apart mewah milik Aksa yang interiornya bernuansa modern, dengan furniture yang elegan dan klasik cat tembok yang berwarna putih di padukan dengan polesan berwarna abu-abu, menambak kesan modern pada setiap ruangannya, namun, meski dengan kemewahannya, ruangan itu tampak sepi sunyi seperti tak ada kehidupan, karena apartemennya hanya di huni oleh Aksa seorang diri.

Duduk di sofa yang mengarah ke jendela, dengan sebatang roko di antara jemarinya, Aksa memandangi pemandangan luar dari Apartemannya yang berada di lantai tiga puluh, susananya hening hanya ada suara detak jarum jam yang berputar

Rasa kesepian selalu menghantuinya, kerap kali ia menangis dengan deraian air mata yang menghujani pipinya, ketika kenangan-kenangan indah bersama orang yang ia cintai menghampiri pikirannya.

Dua kali, Aksa kehilangan wanita yang sangat ia sayangi, saat remaja ia kehilangan sang ibu, wanita yang amat sangat ia cintai, ketika dewasa ia kembali merasakan kehilangan, tuhan kembali mengambil apa yang ia takutkan, tuhan menjemput sang istri, istri yang mendampingi hidupnya, mewarnai hari-harinya setelah kepergian sang ibu. Batinnya sangat marah, ia masih bertanya-tanya, kenapa tuhan tak mengizinkannya merasakan hangatnya pelukan kasih sayang.

Duduk termenung, sangat jelas tersirat di raut wajahnya, ia menatap kosong ke arah jendela apartemen, sesekali ia pun memejamkan netranya, saat isi kepalanya penuh dengan gejolak rindu yang tak terbendung kepada mendiang Istri dan ibunya, ia pun menghela nafas berat, dengan deraian air mata yang tak henti membasahi pipinya, berkali-kali pula ia menghapus jejak airmatanya.

Itulah alasannya, Aksa memilih hidup di apartemen seorang diri, agar ia mampu meluapkan segala emosi yang ia rasakan, tanpa ada orang yang melihatnya, meski terkadang orang-orang terdekatnya kerap terkena imbas kesedihannya.

Pikirannya teralihkan saat mendengar bel berbunyi dengan nyaring, segera ia mengusap air matanya, melangkahkan kakinya dengan langkah yang cepat memasuki kamar mandi, guyuran air membasuh wajahnya, menyegarkan matanya yang mulai memerah.

Di depan pintu apartemen miliknya, ia tak langsung membukakan pintu, ia kembali mengamati wajahnya pada cermin, tak ingin ada orang lain yg melihat ia sedang berada dititik terlemahnya.

Bergegas Aksa melanglah mendekati pintu dan menggapai handlenya kemudian membukakannya.

Setelah ia melihat siapa yang datang, dengan wajah tanpa ekspresi Aksa tak ingin banyak bicara, tak perlu menunggu Aksa mempersilahkan masuk kepada si Tamu, suara sepatu hak tingginya yang terdengar sangat nyaring saat beradu dengan lantai, tamu itu melangkahkan kakai masuk melewati aksa yang masih berada di depan pintu.

Tamu itu Tamara, Ibu sambung si Pria, yang kerap kali datang hanya untuk meminta si pria berkencan dengan gadis-gadis pilihannya, berniat membantu Aksa melupakan mendiang istrinya.

"Matamu merah, apa kamu mabuk?" Tanya Tamara

"Bukan urusanmu" jawab Aksa dengan nada datar, seiring dengat bola matanya yang memutar, Aksa memberikan segelas Jus buah favorit Tamara, Meski ia tak menyukai Tamara, tapi sopan santunnya terhadap tamu yang datang tak ia lupakan.

"Nice.. Thank you my son" timpal Tamara, duduk di sofa bersebrangan dengan Aksa.

Aksa menggeleng pelan, mengangkat sebelah bibirnya, "Forget it?.. I'm not your son" tegas Aksa pada Tamara yang sedang duduk berhadapan di sofa.

"Aksa ayolah.. aku adalah Istri dari papimu, sudah sepatutnya aku menganggapmu sebagai anakku"

Aksa mendecih mendengar pernyataan Tamara "Anak?? Tidak ada di dunia manapun anak yang usianya sama dengan ibunya" cetusnya.

Tamara bukan perempuan biasa, ia adalah perempuan yang cukup berpengaruh untuk kemajuan perusahaan ayahnya. Style nya yang mencerminkan bahwa dirinya adalah perempuan yang tak mudah dikalahkan, dress elegan berwarna merah marun yang menyelimuti tubuhnya, dan tas mewah yang senada dengan pakainnya, berbalut kalung berlian sederhana melingkar dilehernya.

"Mau sampai kapan seperti ini? Usiamu tak lagi muda Aksa, kamu perlu pendamping"

Mendengar pernyataan itu Aksa menyeringai, netranya tajam menatap Tamara "Ada atau pun tidak ada pendamping tetap aku yang menentukan kemana tujuan hidupku"

Tamara mengangkat bahunya, dan meneguk segelas jus yang di berikan Aksa "Aksa.. Aku dengar saham perusahaanmu sedang naik"

Dengan rasa bangga Aksa menjawab pertanyaan Tamara "Yaa... itu membuktikan bahwa saya mampu memimpin perusahaan tanpa embel-embel dari papi"

"Aku rasa, kamu cuma beruntung" Ejek tamara sambil tersenyum

"Tidak ada keberuntungan yang datang sendiri, tanpa ada usaha gigih sebelumnya"

Tamara menyenderkan punggungnya di sofa "Ahh.. sudah lah.. Kamu harus ingat Aksa, saham itu seperti roller coster, bisa naik bisa juga turun kapan saja" tamara mengingatkan Aksa dengan tegas. "Saat saham turun kamu harus punya pegangan yang kuat, kamu ga bisa berdiri sendirian"

Aksa menarik nafas panjang "Kamu pikir, saya tidak menyiapkan itu semua? Tentunya saya sudah antisipasi atas masalah yang akan datang kedepannya"

"Baguslah.. tapi akan lebih bagus lagi kalo kamu mau menikah dengan anak dari investor terbesar di perusahaan papimu, dia tertarik sama kamu, tentunya dia sudah tahu masalalumu, akan lebih mudah menerimanya bukan?"

"Saya tidak akan pernah mau menikah karena bisnis" Tampik Aksa, ia sudah tahu akan kemana arah pembicaraan Tamara.

"Jangan denial Aksa, dalam dunia bisnis cinta urusan kesekian, yang terpenting bisnis kita maju dan tetap aman dalam situasi apapun"

Aksa berdiri dari tempat duduknya, terlihat raut wajahnya yang tak lagi tenang, rahangnya mengeras,matanya menyipit tajam, ia menarik paksa Tamara ke pintu keluar.

"Awww.. Aksa lepas, Aku bisa keluar sendir, apa kamu ga bisa sedikit bersikap lebih lembut? Mau bagaimanapun kenyataannya aku adalah ibumu, meski hanya ibu sambung dan usia kita sama"

Tentunya Tamara merasakan sakit di pergelangan tangannya karen di tarik Aksa yg bertubuh tinggi tegap bak seperti Titan.

Tak banyak kata-kata yang keluar dari mulut pria berbadan tinggi tegap itu, setelah mempersilahkan Tamara keluar ia langsung menutup pintu dan menguncinya.

Berdebat dengan Tamara membuatnya seakan telah mengeluarkan banyak energy. Ia melangkahkan kakinya pelan, tubuhnya lesu, dan menundukan kepalanya memasuki kamar, "Aaaarrrgghh..." pekik Aksa seakan meluapkan rasa kesal yang ia tahan.

...***...

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN COMENT YAA READERS...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!