NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:59.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam

Elena baru saja selesai memasak untuk makan malam. Dia hari ini tak masuk kerja. Kepalanya masih terasa pusing. Setelah masak dan menata di meja, wanita itu lalu mandi.

Dengan memakai baju santai, Elena duduk di depan televisi. Menanti Aldi pulang. Dia masih akan terus bersikap biasa saja. Hingga akhirnya bisa membalas sakit hatinya pada suami dan sahabatnya.

Elena ingin mengamankan semua harta miliknya dulu. Dia juga ingin mengambil sebahagian harta yang dibeli suaminya atas nama dia, barulah dia akan meminta pisah. Saat ini semua harus berjalan wajar.

Saat Elena sedang asyik menonton, pintu apartemennya terbuka. Tampak sang suami Aldi dan sahabatnya masuk. Tangan mereka berpegangan erat. Keduanya berjalan masuk, dan sepertinya belum menyadari keberadaannya.

Keduanya terkejut dan langsung melepaskan genggaman tangan saat melihat Elena. Wanita itu tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

"Elen, dari mana saja kamu semalaman tak pulang?" tanya Aldi dengan suara yang sedikit gugup.

Elena bukannya menjawab pertanyaan sang suami, tapi justru balik bertanya, "Kalian berdua dari mana, Mas? Apa yang dibawa itu?"

Di tangan Aldi ada bungkusan sepertinya makanan. Mungkin mereka berencana makan berdua di sini. Lisa tampak menarik napas dalam, dia ingin menetralkan jantungnya yang sempat berdetak lebih cepat. Dia pikir Elena akan menanyakan kenapa mereka masuk dengan bergandengan tangan.

"Sepertinya Elena tak melihat kami bergandeng tangan. Aku harus bisa bersikap wajar agar dia tak curiga!" seru Lisa.

"Oh itu tadi Aldi membeli makanan. Dia pikir kamu masih belum pulang," jawab Lisa.

"Iya, Elen. Aku pikir kamu belum pulang. Jadi beli saja makanan di luar," lanjut Aldi.

"Terus kalau aku belum pulang, kamu bawa Lisa ke rumah untuk apa, Mas? Menemani kamu?" tanya Elena dengan santainya.

Aldi dan Lisa saling pandang. Sepertinya mereka tak tahu harus menjawab apa.

Elena menegakkan duduknya, menyilangkan kaki sambil meraih gelas air mineral di meja. Gerak-geriknya tenang, seperti tak ada badai di hatinya. Padahal dalam diam, ia mencatat setiap detail kebodohan yang dilakukan Aldi dan Lisa.

Aldi berdeham, mencoba mencari alasan.

“Ya … kebetulan Lisa lagi ada urusan di dekat sini. Jadi sekalian mampir. Nggak enak kan kalau aku sendirian.”

Elena meneguk airnya pelan, lalu tersenyum tipis. “Oh gitu ya? Bagus banget, punya sahabat yang selalu setia nemenin. Jarang-jarang loh ada orang kayak gitu, Mas.”

Lisa menunduk, pura-pura membuka bungkusan makanan yang Aldi bawa. Tangannya gemetar sedikit, tapi ia berusaha menyembunyikannya. “El, jangan salah paham ya. Aku cuma kebetulan aja ikut. Lagian kita kan udah kayak keluarga.”

Elena menatap keduanya bergantian. Tatapannya hangat, tapi menusuk. “Iya, aku tahu. Sahabat sejati, kan?”

Suasana hening sejenak. Televisi yang menyala menyiarkan acara komedi, tapi tak ada yang benar-benar tertawa.

Elena lalu berdiri, berjalan ke meja makan. “Aku sudah masak, Mas. Ternyata kebetulan banget kamu juga bawa makanan. Ya sudah, kita makan bareng aja. Biar lebih rame.”

Nada suaranya terdengar biasa, bahkan ramah. Tapi Aldi bisa merasakan ada sesuatu di balik itu. Dia mencoba menutupi kegugupannya dengan tersenyum. “Iya, bagus tuh. Makan rame-rame. Akan lebih nikmat'kan?"

Lisa ikut tersenyum kaku. Tapi di dalam hati, ia merasa was-was. Tatapan Elena seolah sedang menguliti setiap lapisan kepura-puraannya.

Elena mengangkat sendok sup, lalu berkata pelan sambil tetap menatap ke arah keduanya. “Semua orang punya rahasia masing-masing, kan? Tapi selama bisa dijaga baik-baik, nggak ada yang perlu khawatir.”

Kali ini Aldi dan Lisa sama-sama tercekat. Kata-kata Elena seperti punya makna ganda yang hanya mereka bertiga mengerti.

Lisa berdeham kecil, pura-pura tersenyum sambil meraih piring. “Wah, wangi banget masakan kamu, El. Seperti biasa, masakan rumah tuh nggak ada lawannya.” Sepertinya wanita itu sengaja mengalihkan obrolan. Dia merasa kata-kata Elena sedikit mengenai dirinya.

Elena menoleh sambil tersenyum tipis, lalu menuangkan sup ke mangkuk masing-masing. “Iya, aku kan memang suka masak buat keluarga. Apalagi kalau dimakan bareng orang-orang terdekat.”

Nada “orang-orang terdekat” itu sengaja ia tekankan, membuat Aldi menunduk seolah sedang sibuk merapikan sendok di tangannya.

Mereka bertiga mulai makan. Suara sendok beradu dengan piring terdengar lebih nyaring daripada biasanya, seakan-akan mengisi kekosongan percakapan. Aldi mencoba membuka topik.

"Elena, kamu kemana semalam. Kenapa tak masuk kerja?"

"Aku lupa beritau Mas, kalau aku nginap di rumah salah satu sahabatku. Ponselku lowbet. Dia ada acara. Lagi pula sepertinya Mas tak merasa kehilangan. Tadi aku lihat saat ponselku sudah nyala lagi, tak ada panggilan masuk dari Mas!" seru Elena dengan suara penuh penekanan.

"Aku percaya kamu, Elen. Aku tak menghubungi karena aku juga menunggu kabar darimu. Terus kenapa tak masuk kerja?" Aldi sengaja bertanya untuk mengalihkan pertanyaan Elena kenapa dia tak mencarinya. Padahal dia senang karena malam tadi dia bisa menghabiskan waktu berdua dengan Lisa.

"Kepalaku terasa pusing, jadi aku pikir lebih baik libur," jawab Elena. Dia tak mau berdebat lagi sehingga melupakan pertanyaan tadi.

“Besok kamu masuk kerja atau masih libur, Elen? Jangan terlalu dipaksa, kalau masih pusing istirahat aja dulu.”

Elena menatap suaminya, lalu meletakkan sendok perlahan. “Aku istirahat atau kerja, pasti ada yang nemenin kamu kok, Mas. Jadi nggak usah khawatir.”

Aldi hampir tersedak. Lisa buru-buru menyodorkan segelas air, padahal dirinya sendiri berkeringat dingin.

Elena kembali tersenyum, kali ini lebih lembut. Ia menaruh daging ayam ke piring Lisa. “Makan yang banyak, Lis. Sahabat suami itu juga harus dijaga kesehatannya, kan?”

Lisa menelan ludah, tersenyum canggung. “I-iya, makasih, El.”

Suasana meja makan itu seperti medan perang yang tak bersuara. Elena tampak tenang, padahal dalam hati ia sedang menyusun strategi langkah berikutnya. Aldi gelisah, sementara Lisa sibuk menutupi rasa bersalah dengan senyum kaku.

Selesai makan, Elena bangkit dan mulai membereskan piring. “Kalian duduk aja. Biar aku yang beresin. Kalian pasti capek seharian.”

Aldi ingin menawarkan bantuan, tapi entah kenapa kata-katanya tercekat di tenggorokan. Ia hanya bisa melihat punggung Elena yang tampak begitu tenang. Sementara Lisa memainkan jemari di pangkuannya, takut-takut menatap wajah Elena lagi.

Di balik senyum dan sikapnya yang kalem, Elena ingin membalas semua perbuatan kedua orang itu dengan cara halus. Dia akan membuat keduanya makin lupa diri.

"Bersenang-senanglah Mas. Sebelum aku membongkar pengkhianatan kamu!" seru Elena dalam hatinya.

1
Eka ELissa
🤣🤣Aldi kmu bkln mnyesl khilngan elen........mlhn milih ular 🐍🐍 kepala dua mcem Lisa 😄😄😄😄🤭
Eka ELissa
nah lohh....knak dehh.......🤣🤭
Ruwi Yah
makasih upnya mam
ken darsihk
Jadi perempuan harus pintar Elll jangan mau di injak 2 , jadi perempuan harus punya harga diri jangan seperti si Lisa borokokok yng hanya mengedepankan nafsuh birahi sajah 😡😡😡
ken darsihk
Nahhh khannn ketahuan dwehhh 😅😅
Teh Euis Tea
makasih mama reni udah dauble up
nur adam
lnjut
Reni
HRD mana tu HRD kasih sangsi dong udah bikin heboh
Apriyanti
lanjut thor up double 🙏
Apriyanti
knp gak di pecat aja lisa dan Aldi nya xel biar Lisa tau rasa
Fitria Syafei
Elena kereeen 👏🏻 mama terima kasih 🥰🥰
🌷Vnyjkb🌷
wesss biarin,, cm barang ini, bisa d bli lg , timbang km d mutil ntar d apart, biarin ellll,, iklaskan🤭
Felycia R. Fernandez: bagusnya sama Axel ya kk,ntar digebukin Aldi lagi
total 1 replies
Ilfa Yarni
good Elena ngapain jg bertahan dgn laki2 seperti itu sayangi dirimu sendiri
ElHi
kadang mau keluar dari hubungan toxic itu luarr biasa susahnya..apalagi kalo udah punya anak2. Beruntung kamu msh blm dikarunia anak Elena......kamu msh LBH leluasa menentukan hidupmu ke depan.
Ratih Tupperware Denpasar
tanks mam sdh double up hari ini.
Salim ah
waaah..kampret kaleyan ber2 ya Lisa Aldi dimanapun akan melakukan hal yg menjijikan 🙄😡
semoga elena kuat melihat perbuatan mereka ber2
Betty Sam
rasain Aldi..ketahuan kn
Ratih Tupperware Denpasar
nah sdh terciduk juga apa duo penghinat itu masih mau ngeles? rasain kamu aldi dpt wanita licik dan sadis..siap2 aja panggilan dari pengadilan agama dan kamu lisa mungkin selama ini kamu menduga perusahan ini mikik si aldi makqnyq kqmu sng locik dan sadis merebutnya dari sahabatmu setelah kamu tahu aldi hanya karyawan diaitu nyesell ga kamu? pastinya nyesellah secara aldi ga sekaya yg kamu kira
Ruwi Yah
tunggu apalagi elen semua bukti nyata udah ada ayo tangkap basah suami dan sahabat bejatmu itu
❤️Rizka Aulia ❤️
ayo lena bukti nya uda kuat km untuk bercerai sama Aldi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!