"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Devano mengunci tubuh Evelyn pada dinding, dia mendekatkan wajahnya, tatapan matanya yang tajam kini berubah menjadi buas. "Aku ingin berbagi rasa pedas denganmu. Agar kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini."
Evelyn nampak terkejut, dan dia tidak bisa mencerna apa yang Devano ucapkan padanya. "Tapi..."
Namun, Evelyn tidak diberikan kesempatan untuk bicara. Karena tiba-tiba saja dia merasakan bibir Devano menempel pada bibirnya. Membuat gadis itu terbelalak.
Mungkin Devano ingin berbagi rasa pedas dengan cara mencium bibir gadis itu. Agar Evelyn tahu seberapa pedas yang dirasakan oleh Devano saat ini.
Mata Evelyn melotot saat merasakan bibir Devano sedang menautkan bibir mereka berdua. Sebagai perempuan normal, tentu saja dia merasakan ciuman Devano sangat memabukkan.
Walaupun Devano bilang apa yang sedang dia lakukan pada Evelyn bukanlah sebuah ciuman. Melainkan ingin berbagi rasa pedas yang sedang dia rasakan, untuk menghukum Evelyn yang sudah berani menjahilinya.
Tapi bukan rasa pedas yang Evelyn rasakan saat ini, dia mencium aroma mint yang menguar dari nafas Devano. Bahkan dia mencium wangi sampo dan sabun pada tubuh Devano. Membuat Evelyn hampir kehilangan akal sehatnya.
Jika ingin berkata jujur. Sejujurnya hati kecil Evelyn mengakui bahwa kakak tirinya itu sangat tampan. Bahkan dia pun tahu banyak wanita yang tergila-gila padanya. Tapi sikap Devano yang selalu menindasnya, membuat Evelyn sangat kesal kepada pria itu.
Tatapan Devano kepadanya selalu mengerikan. Walaupun dia tidak tahu mengapa kakak tirinya itu sangat membenci dia dan ibunya.
Kakak tiri. Iya, Devano adalah kakak tirinya. Membuat Evelyn tersadar dengan status mereka.
"Ah! Tidak. Tetap saja apa yang dilakukan Kak Devano padaku saat ini adalah ciuman. Mana ada seorang kakak mencium adiknya?"
Hati Evelyn sedang berperang. Dia ingin memberontak tapi tenaga pria itu bukan tandingannya.
Begitu pula dengan Devano, dia merasakan dirinya benar-benar tidak waras. Padahal dia mencium bibir Evelyn hanya untuk berbagi rasa pedas dengannya. Agar Evelyn kepedasan juga seperti dirinya. Tapi semakin lama, bibir Evelyn semakin terasa manis. Membuat Devano enggan berhenti untuk mencumbunya.
Cumbuan kini berganti menjadi luma-tan yang sangat panas. Tak peduli dengan Evelyn yang sedang berusaha untuk melakukan pemberontakan. Justru pria itu semakin memperdalam ciumannya.
Devano semakin merapatkan tubuh mereka. Dia menggigit bibir bawah Evelyn, membuat Evelyn reflek membuka mulut. Devano memanfatkannya untuk menelusupkan lidah. Mendesakkan lidahnya bermain di dalam rongga mulut Evelyn.
Ciuman ini begitu dalam dan liar, walaupun tanpa ada balasan dari Evelyn. Justru gadis itu masih berusaha untuk melakukan perlawanan, walaupun perlawanan yang Evelyn lakukan tidak berasa bagi Devano.
Rasa panas di dalam tubuh Devano benar-benar membakar, seakan mendesaknya ingin mengulangi kejadian semalam. Dadanya bergemuruh dengan detakan jantung yang berdetak kencang.
Malam panas yang dia lakukan bersama dengan Evelyn belum bisa dia lupakan. Justru masih terbayang-bayang dengan jelas saat Devano menyentuh setiap inci pada tubuh indahnya Evelyn. Apalagi saat penyatuan tubuh mereka, membuat Devano merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan di sepanjang hidupnya. Mungkin karena kejadian semalam adalah yang pertama untuknya.
Saat ini Devano benar-benar lupa diri. Tak bisa menahan diri lagi. Dengan nafas menggebu-gebu tangannya bergerak untuk membuka kancing baju Evelyn.
skrg kok aku mlh dukung Evelyn dgn Devano, aku merasa was was dan harus menghindari Gio tuh Evelyn. ada sesuatu yg sulit untuk dijelaskan 🫢