NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: tamat
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pinjam Apartemen

"Om Enzo!" sapa Anushka dengan jantung berdebar. Dia yang mengusulkan untuk meminjam salah satu apartemen Enzo untuk Anjani tinggali tapi malah dia juga yang terlihat sangat takut saat hendak mengutarakan niat itu.

"Ada apa?" tanya Enzo.

Anushka melangkah masuk. Dibelakangnya, Anjani mengekor dengan ekspresi tak enak. Berkali-kali, dia berbisik pada Anushka supaya pergi saja. Tapi, Anushka tetap bersikeras untuk bertahan di tempat itu.

"Kenapa diam saja? Ayo, jawab!" desak Enzo. Seperti biasa, pria itu tak punya waktu untuk basa-basi yang tidak penting.

"Ehm... begini..." Anushka menahan napas untuk sejenak. Wajahnya sangat tegang. Namun, demi menyelamatkan muka dihadapan Anjani, dia harus tetap memberanikan diri.

"...Om Enzo, apa aku boleh meminjam salah satu apartemen Om Enzo untuk ditinggali?"

Kening Enzo berkerut. Dia mengalihkan fokus matanya dari laptop ke wajah sang keponakan yang saat ini sedang berdiri tegang dihadapannya.

"Kamu bertengkar lagi dengan Ibumu?" tanya Enzo.

"Nggak," geleng Anushka.

"Lalu? Untuk apa kamu ingin meminjam apartemen kalau bukan untuk sembunyi? Om yakin, kamu pasti habis berbuat ulah!"

"Tidak,"geleng Anushka. "Aku..."

"Sudah! Tidak perlu menjelaskan panjang lebar! Om sedang sibuk. Sana, keluar!" usir Enzo begitu saja.

"Om, tolonglah! Aku hanya ingin pinjam sementara. Masa' nggak boleh?"

"Apartemenku penuh semua. Tidak ada yang kosong."

Anushka langsung memasang tampang tak percaya. Sang Paman memiliki apartemen lebih dari sepuluh di kota ini. Mustahil, semuanya sudah terpakai.

"Ayolah, Om! Tolong bantu aku! Apartemen yang dekat kantor saja, Om. Aku mohon!" bujuk Anushka tak menyerah.

"Tidak, Anushka!"

Anushka langsung mendekat ke arah sang Paman lalu berlutut dihadapan pangeran mahkota keluarganya itu.

"Kenapa Om pelit sekali? Padahal, baru kali ini aku berani meminta tolong pada Om Enzo. Tolong pinjamkan salah satu apartemen Om untukku, ya!" Anushka memasang tampang memelas.

Enzo menghela napas kasar. Diantara semua keponakannya, memang hanya Anushka yang cukup berani mengajaknya berbicara. Yang lain, cenderung menghindari Enzo. Bahkan, satu-satunya keponakan yang berani bekerja di perusahaan yang sama dengannya juga hanya Anushka.

"Apartemen yang dekat kantor sudah penuh semua."

"Bagaimana mungkin bisa penuh. Kan, Om tidak pernah memberikannya pada orang lain untuk ditinggali."

Enzo memutar bola matanya malas. "Ada tiga apartemen yang aku miliki di dekat sini. Satu yang aku tinggali, dan dua lainnya aku jadikan gudang untuk menyimpan koleksi-koleksi pribadiku."

Anushka langsung mencebik. Bagaimana mungkin, koleksi-koleksi benda antik sang Paman lebih berharga dibanding permintaannya?

"Apa koleksi-koleksi pribadi Om Enzo tidak bisa dipindahkan ke tempat lain?" tanya Anushka.

"Bisa," jawab Enzo.

Anushka langsung tersenyum mendengar jawaban sang Paman. Namun, di detik berikutnya, dia kembali cemberut.

"Tapi, aku tidak mau memindahkannya," lanjut Enzo sambil tersenyum jahat. setelah itu, dia kembali fokus pada laptop dihadapannya.

Tampang sang keponakan seketika langsung masam. Gadis itu bangkit dari posisi berlututnya kemudian kembali menghampiri sang sahabat.

"Maaf, Anjani! Om Enzo ternyata tidak mau meminjamkan apartemennya untuk kamu tinggali. Jadi, kamu harus sewa apartemen sendiri. Tapi, tenang saja... Aku pasti akan membantumu untuk mencari apartemen yang bagus. Kalau perlu, biar aku yang bayarkan sewa tiap bulannya untuk kamu."

"Nggak apa-apa. Lagipula, sejak awal aku sudah bilang nggak usah, kan?" balas Anjani tersenyum.

"Kalian bilang... Siapa yang akan tinggal di apartemen itu?" celetuk Enzo bertanya. Kini, tatapannya terlihat lebih antusias dibanding tadi.

Sang keponakan pun menoleh dengan wajah yang masih ditekuk. "Anjani. Dia yang akan tinggal di apartemen itu seandainya Om Enzo mau meminjamkannya."

"Kenapa?" tanya Enzo. Tatapannya tertuju pada Anjani yang langsung gugup karena tak terbiasa bersitatap dengan pemilik mata tajam itu.

"Bukannya, kamu sudah menikah, Anjani? Dan, setahuku... bisnis suamimu baik-baik saja. Jadi, kenapa kamu malah ingin mencari tempat tinggal lain?" lanjut Enzo.

"Saya dan Aryan akan segera bercerai. Jadi, saya memang harus segera mempersiapkan segalanya. Termasuk, mencari tempat tinggal sendiri." Anjani menjawab tanpa berani menatap mata pria itu.

Baik itu dulu maupun sekarang, tatapan Enzo masih tetap dalam dan penuh misteri. Seolah-olah, jika seseorang memandangnya terlalu lama, maka mereka akan tersesat dalam dimensi lain.

"Alasan kalian ingin bercerai... apa?" tanya Enzo lagi.

"Orang ketiga," jawab Anjani tanpa pikir panjang.

Jemari panjang dan ramping milik pria itu tampak mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan perlahan. Matanya sedikit menyipit. Seolah-olah, sedang mempertimbangkan sesuatu.

"Baiklah! Kamu boleh menempati salah satu apartemen milikku," putus Enzo kemudian.

Tentu saja, baik Anjani maupun Anushka sama-sama terkejut dengan keputusan yang keluar dari mulut Enzo. Bukankah tadi pria itu menolak dengan keras? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?

"Om serius?" tanya Anushka yang seolah tak percaya dengan pendengarnya sendiri.

"Sejak kapan Om pernah bercanda?" balas Enzo.

"Tapi, tadi Om Enzo bilang, kalau semua apartemen Om sudah penuh dengan koleksi-koleksi barang antik milik Om, kan?"

"Gampang. Tinggal minta orang untuk memindahkannya ke tempat lain, beres, kan?"

"Tapi, mau dipindahkan kemana? Memangnya, Om masih punya apartemen lain?"

"Om punya gudang pribadi yang luasnya hampir sama dengan rumahmu."

Anushka mengangguk-anggukkan kepalanya. Tiba-tiba saja dia merasa kesal kepada sang Paman. Tadi, bersikap begitu pelit terhadapnya. Lalu, setelah Anjani yang berbicara, dia malah berubah jadi dermawan sekali.

"Cih, Om memang pilih kasih! Tadi, saat aku yang memohon, Om malah nggak peduli. Giliran Anjani yang berbicara, bisa langsung setuju,"gerutu Anushka kesal. "Sebenarnya, yang keponakan Om Enzo, siapa, sih?"

Ekhem!

Enzo berdehem. Dia tampak salah tingkah ketika tatapannya bersirobok dengan tatapan Anjani yang begitu jernih dan polos.

"Jangan salah paham! Om hanya kasihan pada Anjani. Dia kan sahabatmu. Wajar, kalau Om nggak mau di terlantar setelah bercerai, kan? Kalau sampai dia benar-benar terlantar dan orang-orang tahu bahwa dia adalah sahabatmu, bukankah namamu juga yang akan jadi buruk? Nanti, orang-orang akan mulai bergosip kalau putri keluarga Yama tidak tahu caranya menjaga teman. Om hanya sedang berusaha membantumu, Anushka."

Mulut Anushka tampak terbuka setengah. Pasalnya, baru kali ini dia mendengar sang Paman berbicara dengan kalimat yang sangat panjang. Terlebih lagi, semuanya tidak masuk akal.

Sejak kapan, seorang sahabat akan disalahkan jika sahabatnya terlantar? Bukankah, publik seharusnya lebih dulu menyerang keluarga orang terlantar itu dibanding teman-temannya?

"Kenapa kalian masih berdiri di sana?" tegur Enzo yang membuat kedua perempuan itu jadi tersentak kaget. "Masih jam kerja, kan? Kembali ke meja kalian!" ucapnya tegas dengan nada memerintah.

Kedua wanita itu mengangguk kompak. Setelahnya, mereka segera menghilang dari pandangan Enzo sebelum pria itu kembali meneriaki mereka.

"Cerai? Sepertinya, Aryan bukan pria yang kompeten. Dia bahkan tidak pandai memilah sampah dan barang berharga. Dia tidak tahu bahwa yang akan dia buang adalah berlian langka yang diinginkan oleh banyak orang."

Enzo menyeringai lebar. Entah kenapa, dia merasa sangat senang setelah mendengar kabar ini.

1
Fina Febry
Iklannya banyaak banget.. 😢😢
Rusmini Mini
pinter ya bikin org tua emosi dari bab 1 sampai tamat ♥️♥️♥️♥️
Rusmini Mini
katanya sampai sekarang Enzo masih di uber uber ke tiga kakaknya 😂😂😂😂
thankyou thor bikin emosiku meledak /Pray//Pray//Heart//Heart//Heart/
Rusmini Mini
tragis sekali akhir hidupmu Luna
hamil ngidam yg aneh aneh... untung Enzo pejantan tangguh /Grin//Grin/
Rusmini Mini
segitunya ketiga kakak Enzo /Tongue//Tongue/
Rusmini Mini
Samawa Enzo Anjani /Heart//Heart//Heart/
Rusmini Mini
haduhhh resiko si bungsu jika menikah
Rusmini Mini
rasa iri yg sdh mendarah daging membuat Kuna jd gila permanen
Muffin: Hai sahabat pembaca! ✨
Aku baru saja merilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir.”

Kisah tentang Cleona, gadis sederhana yang terpaksa terikat kontrak dengan Batara, cucu presdir yang berkuasa, demi biaya pengobatan ibunya. Diam-diam, Cleona menyusun rencana untuk lepas dari jeratan itu, namun dosa masa lalu orang tua justru mengikat mereka berdua semakin dalam.

Mampukah Cleona benar-benar bebas?
Yuk, temani perjalanan Cleona dan Batara! 💫
total 1 replies
Rusmini Mini
hahh 😮😮😮
Rusmini Mini
untung Anton sempat minta maaf dan memberi hadiah utk Anjani... /Cry//Cry/
Rusmini Mini
Luna gila.... /Toasted//Toasted//Toasted/
Rusmini Mini
Luna bener bener dah gila 100 %
Rusmini Mini
nekad banget Luna,perempuan yg udh gak normal lg
Rusmini Mini
kalo iri bilang boss/Tongue//Tongue/
Rusmini Mini
👻👻👻👻
Rusmini Mini
ih nyonya Bella maksa banget sm Anjani
Nor Azlin
bukan lagi kakak ipar mu yah Anton nya mantan kakak ipar 😏😏😏bodoh nya kamu bertanya seperti itu kerana dia mana mau dengan orang miskin deh sedang kenyataan nya hidup mereka miskin dulu kalau tidak bertemu kembali sama Anton yang bodoh itu yah😂😂😂orang kayak Luna sama Sandra itu seperti parasit yang menghisap darah setelah darah nya habis mana mau dia makan ditempat yang sama lagi sudah tentu lah dia mau cari mangsa baru deh😂😂😂 lanjutkan thor
Muffin: Hai sahabat pembaca! ✨
Aku baru saja merilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir.”

Kisah tentang Cleona, gadis sederhana yang terpaksa terikat kontrak dengan Batara, cucu presdir yang berkuasa, demi biaya pengobatan ibunya. Diam-diam, Cleona menyusun rencana untuk lepas dari jeratan itu, namun dosa masa lalu orang tua justru mengikat mereka berdua semakin dalam.

Mampukah Cleona benar-benar bebas?
Yuk, temani perjalanan Cleona dan Batara! 💫
total 1 replies
Rusmini Mini
aq enggak habis pikir dgn Luna... dia itu gak punya malu,gak kapok jg ,enaknya di apain ni org 😤😤😤
Rusmini Mini
Luna kan gak kuliah ....
Rusmini Mini
telat pake banget Aryan krn apa krn kamu bodoh di tipu ular berkepala 2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!