Yasmine (26 tahun) Menikah dengan Evander Christophe (32 tahun) selama dua tahun.
Namun Yasmine tidak pernah diterima di keluarga Christophe karena latar belakangnya yang hanya merupakan anak yatim piatu.
Suatu ketika, sebuah insiden membuat Yasmine kehilangan calon anak pertamanya. Ia disalahkan, bahkan dianggap penyebab kematian calon anaknya sendiri.
Namun siapa sangka, usai ia memutuskan bercerai. Yasmine rupanya masih memiliki keluarga. Dia merupakan putri seorang konglomerat yang terkemuka dikota.
Dia tidak butuh lagi cinta dan Evander yang telah mencampakkannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19.
"Shovia, tutup mulutmu!" Tegas Evand.
Mendengar jawaban Evand membuat Shovia kesal. Bisa-bisanya Evand memarahinya karena membela Yasmine.
"Selamat malam, untuk semua para tamu! Akhirnya kita bisa bertemu di acara lelang malam ini!" Sapa pembawa acara.
"Baiklah. Marilah kita mulai saja untuk lelang pertama pada malam ini! Kami memiliki sebuah lukisan abstrak wajah dari seniman terkenal! Lukisan ini hanya ada satu didunia!"
Mereka menunjukkan sebuah lukisan wajah seorang wanita sebagai orang penting dikota. Lukisan itu nampak cantik, dilukis oleh seniman terkenal, tentu saja harganya mahal.
"Kita mulai dari harga, lima ratus juta!"
"Lima ratus dua puluh juta!"
"Lima ratus lima puluh juta!"
"Enam ratus lima puluh juta!" Shovia mengangkat papannya.
"Wah, apa ada yang lebih tinggi lagi?"
Semua orang saling menatap setelah saling bersahutan memperebutkan harga lelang lukisan tersebut.
"Tujuh ratus lima puluh juta!" Yasmine tiba-tiba saja ikut menawar.
Shovia menatap Yasmine. Tahun lalu, ia selalu membawa pulang banyak barang karena tidak ada yang menawar lebih tinggi darinya. Tapi Yasmine berani bersaing dengannya.
"Delapan ratus juta!" Shovia kembali menaikkan harga.
Yasmine tersenyum menatap Shovia, kemudian kembali menatap depan. "Satu miliar!"
Shovia membelalakkan matanya mendengar nominal Yasmine. Yasmine sudah gila!
Namun Shovia tidak ingin kalah dari Yasmine. Yasmine itu bukan siapa-siapa, Shovia tidak boleh kalah.
"Satu koma lima miliar!" Shovia menatap Yasmine dengan sinis.
Yasmine kemudian tersenyum. Ia hanya ingin mengerjai Shovia saja. Yasmine sama sekali tidak minat lukisan itu, meskipun dilukis oleh seniman terkenal.
Kalau Yasmine mau, tidak perlu membeli lukisan di pelelangan. Yasmine bisa memesan langsung kepada Seniman itu.
"Selamat, Nyonya muda Evander Christophe!"
Shovia tersenyum puas karena berhasil mengalahkan Yasmine.
"Lelang berikutnya. Kami memiliki gelang permata berlian! Gelang ini, hanya ada satu didunia! Harganya, empat puluh lima miliar!"
"Lima puluh miliar!"
"lima puluh dua miliar!"
"lima puluh lima miliar!"
Para tamu pada mengangkat papannya karena melihat gelang yang nampak berkilau itu.
"Evand, kau tidak mau membeli gelang itu? Kau tidak pernah memberikanku hadiah kan?" tanya Shovia tersenyum.
Shovia berharap Evand membeli gelang itu untuknya. Namun Evand hanya diam saja tidak menjawabnya.
"Enam puluh miliar!" Renald ikut menawar lebih tinggi.
Yasmine menatap pria itu. Yang Yasmine tau, Renald tidak memiliki pacar, untuk apa pria itu membelinya?
"Tujuh puluh miliar!" Evand tiba-tiba saja bersuara.
Shovia tersenyum senang, ia yakin Evand menang dan memberikan gelang itu untuknya. Namun Evand justru membayangkan Yasmine yang memakai gelang itu.
"Delapan puluh miliar!" Renald tidak mau kalah.
"Seratus miliar!"
Yasmine menggeleng-gelengkan kepala, bisa-bisanya sekarang Evand dan Renald memperebutkan gelang itu.
"Renald! Untuk apa kau menawarnya? Biarkan saja untuk mereka!" Bisik Yasmine.
"Syuutttt!!!"
"Dua ratus miliar!" Yasmine terlonjak kaget dengan nominal yang disebutkan oleh Renald.
"Kau sudah gila!" Yasmine melotot pada Renald.
Evand sama sekali tidak tertarik gelang itu untuk Shovia. Ia tidak akan menaikkan harga lagi, namun Shovia sangat menginginkan gelang itu.
"Evand, tawar lebih tinggi lagi!" Ucap Shovia.
"Shovia, kau bisa membeli banyak perhiasan ditoko! Tidak perlu membeli disini!"
Shovia sangat kesal mendengarnya.
Sementara diatas panggung, Renald akhirnya mendapatkan gelang incarannya untuk membuat Evand panas.
Pria itu berdiri dan mengambil gelang yang diserahkan padanya. Renald kembali ke kursinya, berdiri didepan Yasmine.
Renald tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya pada Yasmine supaya wanita itu mengerti maksudnya.
Yasmine melongo, ia sungguh bingung yang dilakukan pria konyol itu. Namun Yasmine mengerti, ia berdiri dan tersenyum. Renald memasangkan gelang itu ditangan kirinya.
"Gelang ini tidak ada apa-apanya dibandingkan kecantikanmu, Yasmine!"
Yasmine tersenyum. Hampir saja ia ingin menonyor kepala adik sepupunya itu.
Bagaimana bisa Renald yang tidak pernah pacaran bisa berkata seromantis itu?
Renald tersenyum puas setelah melihat reaksi dari pria yang berstatus sebagai mantan suami Yasmine. Jika semua tamu memberikan tepuk tangannya, berbeda dengan Evand yang justru mengepalkan tangannya dibawah dengan mata menyala.
.....
Selesai acara, Yasmine dan Renald berjalan keluar bersama.
"Kau mengeluarkan banyak uang, kau tidak takut tabunganmu terkuras?" Tanya Yasmine meledek.
"Yasmine. Aku tidak mengeluarkan uangku!" Sahut Renald sembari tersenyum lebar.
"Maksudmu?" Yasmine mengerutkan keningnya.
Renald mengeluarkan Black card milik Yasmine yang beberapa waktu lalu ia bawa, karena Yasmine menyuruhnya membeli beberapa barang.
Renald menunjukkan kartu hitam itu pada pemiliknya. Yasmine melotot melihat kartu miliknya ada ditangan pria itu.
"Aku memakai kartumu!"
"Renald sialan! Kamu menguras uangku!" Yasmine mencabut kartu hitam miliknya. Ia menatap Renald dengan kesal.
"Jangan marah! Harusnya kamu berterima kasih padaku! Karena aku sudah membantumu membuat mantan suami tercintamu panas dingin!"
Yasmine menatap Renald melotot. Apapun itu, ia tetap kesal karena Renald mengeluarkan banyak uangnya.
Tiba-tiba saja, Yasmine bergelayut manja dibahu Renald sembari menunjukkan gelangnya.
"Terimakasih untuk gelangnya! Aku sangat menyukainya!" Ucap Yasmine.
Evand mengepalkan tangannya ketika mereka berpapasan. Tanpa banyak kata, pria itu mendekati Yasmine dan menarik tangannya.
"Apa sekarang kau berubah menjadi wanita yang gila harta, Yasmine? Kau mengencani banyak pria untuk uang! Yasmine, kembalilah ke Yasmine yang dulu! Ayo kita rujuk!" Evand berkata dengan tegas, memegang satu tangan Yasmine dengan kuat.
Yasmine menghempaskan tangan Evand, namun pria itu tidak mau melepasnya. Renald yang geram langsung menarik Yasmine dan melindunginya.
"Jaga ucapan anda! Setelah membuang Yasmine, anda tidak perlu ikut campur urusannya!" Sahut Renald tak kalah tegas.
Shovia nampak kesal karena Evand sama sekali tidak menghargainya. Didepannya secara terang-terangan, Evand justru mengajak mantan istrinya untuk rujuk.
"Jangan ikut campur urusanku dan Yasmine!" Bentak Evand dengan mata menyala tajam.
"Apapun yang menyangkut Yasmine, itu menjadi urusanku! Kau dan Yasmine sudah bercerai! Jangan pernah mendekati Yasmine, dan buang jauh-jauh niatmu untuk mengajaknya rujuk! Yasmine bukan boneka yang bisa kau buang lalu kau pungut lagi ketika kau membutuhkannya!"
Setelah itu, Renald memegang tangan Yasmine dan membawanya pergi. Evand sama sekali tidak bisa bertindak, apalagi Yasmine tidak mau menatapnya.