Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pemanenan
Tiba di pondok kecil, mungkin itu tempat nenek nya berteduh dari panas dan hujan. Motor itu pun berhenti, Iriana seperti masih betah duduk di atas motor dengan tangan masih melingkari pinggang si pria. Memperhatikan sekitar, sepi tidak orang. Hanya ada pohon buah kelapa sawit, ia tidak menemukan nenek nya, yang hanya terlihat di pondok adalah barang-barang nenek nya.
Rai pun tidak berbicara atau bergerak berlebihan, mungkin masih nyaman dengan pelukan itu.
"Dimana yah?" Lirihnya tapi masih bisa di dengar Rai di tempat yang sunyi ini tanpa ada ke berisikan sama sekali.
"Mungkin di ujung sana!" Mengarahkan ke lebih ujung sana dengan dagu nya. Iriana pun menengok yang di arah kan hanya dengan me-miring kan sedikit badan nya.
"Apa di sana juga kebun nenek? Luas sekali, apa harus kesana, berjalan?" Ucap nya dengan menatap Rai yang di depan, membuat Rai menoleh kan kepala nya kebelakang sehingga membuat Iriana terbelalak ia seperti sadar dengan tingkah nya. Melihat tangan, dengan pelan ia lepas. Menunduk dengan pipi yang memerah malu dan terkena panas menjadi satu.
"Masih jauh, mau saya antar sampai sana!?" Tapi ia dengan cepat menghidupkan mesin motor nya.
Di sana Iriana seperti melihat nenek nya sedang duduk tidak jauh dari orang yang mungkin pekerja nenek, men dodos kan buah kelapa sawit. Motor Rai pun berhenti tidak jauh dari nenek. Menyandarkan motornya, tidak lupa membatu Iriana turun.
"Nek! Kenapa tidak nunggu Iriana?" Bibir itu mengerucut lucu. Tidak tau bahwa masih ada orang lain di belakang nya, yang mengikuti nya.
"Kamu susah bangun, loh mas Rai! Kesini juga" lestari tiba-tiba berdiri berjalan ke arah Rai. Melewati cucu nya. Jadi bertambah lah bibir itu manyun.
"Iya nek, pemanenan nek?" Setelah sempat melirik Iriana.
"Iya tapi sama Mang Danang saja, Mang Uji sakit katanya." Seperti mengadu kepada Rai.
"Saya bantu nek! Mungkin akan lama jika cuma Mang Danang." Berniat membatu, yang awal nya ia ingin ke kebun papa nya menjadi mangkir kesini. Gara-gara siapa?
"Gak enak atuh mas, apa lagi mas ini pasti mau lihat kebun sendiri kan." Wajah lestari merasa tidak enak.
"Tidak papa nek" Berjalan mendekati Mang Danang. " Mang sini saya yang dodos kan!" lanjutnya seraya mengambil dodos.
"Wah Mas Rai! Kesini juga." Kaget melihat ada Mas toke Rai, Mang Danang pun memberikan dodos nya. "Kesini karena Neng cantik yah Mas Rai" Berbisik pelan dengan tawa canda nya.
"Bisa saja Mang Danang" Senyum Rai yang di tanggapi juga.
Rai mulai me dodos kan tandan buah kelapa sawitnya. Satu batang dua batang sampai ke lima batang Rai merasa gerah. Ia pun dengan cepat melepas kan hoodie nya tidak ada kaos dalam hanya bertelanjang dada. Otot lengan dan perut, membuat seseorang yang sedari tadi menatapnya menjadi tidak berkedip. Ia seperti familiar, seperti pernah ia lihat kulit tan dan punggung lebar itu.
"Sial panas sekali" Bathin nya dengan tangan mengipas wajah nya yang memerah, entah efek matahari atau efek karena salah tingkah melihat punggung pria. Ia jadi malu dengan kelakuannya.
"Kenapa kamu merah gitu?" lestari bertanya kepada cucu nya yang duduk di sebelahnya. Mungkin karna kulit nya seputih susu jadi kelihatan jelas.
"Panas nek" Kilah nya dengan cepat menghindari menatap si punggung lebar. Ia takut ketahuan mengagumi nya.
****
Rai Nishav masih di dalam rumahnya. Tapi saat ia ingin keluar untuk ke kebun ia tidak sengaja melihat perempuan yang pernah mengintip nya lewat jendela, keluar dari rumah nenek lestari. Berjalan ke arah kanan Rai kira mungkin ingin ke warung. Tapi ia masih bisa mendengar saat perempuan itu berbicara dengan tetangga bernama Bu Tantri. Rai masih duduk di pelantaran rumah nya seperti sengaja menunda ke keberangkatan nya. Tapi dari pembahasan itu ia jadi tau. Perempuan itu ingin ke kebun neneknya. Tidak lama ia melihat perempuan itu berjalan arah kiri melewati nya, tidak melihatnya, dan tetap lurus dengan perjalanan nya. Jauh Rai masih di depan pelantaran rumah nya. Seperti ragu ingin lebih cepat pergi agar bisa ketemu cepat. atau ia menunggu nanti saja, sedikit lagi.
Iya, sepertinya ia berpikir menunggu setengah jam lagi. Di rumah tidak ada orang paman dan bibi nya sudah duluan ke kebun.
Setengah jam berlalu, Rai pun menaiki motor off road nya berjalan pelan. Sampai di penghujung rumah ia lewati dan baru lah ia melihat perempuan itu berjalan sendiri an. Melihat nya menepi di pinggir jalan, tapi ia masih menjalan kan dengan pelan motornya. Tiba perempuan itu menatap nya. Menjadi tatapan nya bertautan, bathin Rai memuji tatapan manik mata nya indah. Pertanyaan nya lucu membuat sebelah bibir Rai berkedut, apa ia takut tapi menahan mencoba berani.
"Pegangan!" Rai hanya tidak ingin perempuan ini terjatuh saat di jalan yang becek dan licin.
Tapi pegangan menjadi erat, pelukan nya membuat Rai harus lebih bisa menahan nafasnya. Ia takut perempuan itu terganggu dengan ia bernafas terlalu sering perut otot nya menjadi bergerak.
Tidak ada niat nya untuk sampai lebih jauh mengantar kan nya sampai lebih ke ujung untuk ketemu nenek lestari. Tapi entah kenapa kaki dan tangan nya malah menjalan kan motornya. hati nya pun ia tidak tau. Dan candaan Mang Danang, membuatnya jadi menahan senyum lebih lebar.
Saat ia merasa gerah dan kepanasan karena menggunakan hoodie, ia tidak berpikir untuk bisa lebih cepat melepas kan nya. Tanpa ada dalaman nya lagi hanya telanjang dada. Ia seperti merasakan ada tatapan yang melihat nya seperti dalam seperti ingin menembus punggung nya. sempat melirik sebentar kebelakang arah perempuan itu. Kulit merah nya keliatan dari jauh, apa karna ia kepanasan.
"Mang kemaren panenan nya punya pak RT yah?" Mencoba bertanya kepada Mang Danang, ia sudah terlalu jauh dari perempuan itu. Yang ia tau bernama Iriana cucuk nenek lestari dari kota.
"Iya Mas Rai. Lumayan banyak makanya Uji sampai kelelahan" Dengan cepat mengangkat buah kelapa sawit ke Arco. Mang Danang merasa terbantu ada nya Mas toke
"Besok panenan punya Bapak Jul, Mas!" lanjut Mang Danang.
"Gak capek Mang, tidak ada istirahat nya." Sedikit lagi pekerjaan nya tidak terasa sudah hampir jadi. Ternyata sudah di dekat pondok. Entah kemana cucu dan nenek itu tadi. Rai mencoba menatap ke belakang ia tidak melihatnya.
"Liatin Neng cantik yah Mas?" Dengan terkekeh geli, Mang Danang juga menatap ke ujung sana.
"Emang cantik yah Mang!" Tersenyum, Rai sudah menyelesaikan kerjaan nya lebih cepat dan berjalan kembali ke pondok untuk istirahat, ia merasa lelah juga ternyata olahraga GYM dan kerja buruh seperti ini lebih cepat berasa lelahnya.