"Menikahlah lagi mas! Aku ikhlas!"
Kalimat yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi pernikahan Sekar Indraswari
Keluarga besar Adrian Baskara sang suami, menuntut hadirnya penerus bagi keluarga, membuat Sekar mengambil keputusan yang begitu menyakitinya
hadirnya wanita lain sebagai madu perlahan memaksa Sekar meninggalkan indahnya mahligai cinta bersama Adrian
Kemana takdir akan membawanya? akankah pertemuan dengan seorang duda beranak satu bernama Alvaro menjadi awal kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hotel
Kendaraan roda empat itu meninggalkan are panti, Adrian mengemudi dengan Sekar yang duduk disampingnya. Keduanya diam, Sekar sibuk dengan pikirannya dan memilih untuk menatap kearah jendela
"Kamu baik-baik aja sayang?"
"Huh?" Wanita cantik itu membawa pandangannya pada sang suami "Aku baik, ada apa kok mas nanya gitu?"
"Nggak pa-pa, cuma khawatir aja"
"Aku gak pa-pa kok mas" Sekar mengulas senyumnya "Oh iya mas, soal ucapan bunda tadi, tolong jangan diambil hati ya mas"
"Mas ngerti kok, sebagai seorang ibu, bunda berhak mengatakan itu. Dia sangat mencintai putrinya"
"Makasih ya mas"
"Sama-sama sayang!" Sekar memeluk lengan suaminya, menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Adrian yang tengah menyetir
"Loh kok?"
"Kita malam ini nginep di hotel dulu!"
Sekar bingung kenapa suaminya malah menghentikan kendaraan mereka didepan disebuah hotel berbintang
"Tapi kenapa? Kita juga masih sempet kok pulang kerumah, paling nyampenya jam delapan malam"
"Tapi mas lagi males nyetir, rasanya pengen rebahan" ujar Adrian, pria itu lalu merentangkan tangannya seolah tengah meregangkan otot-ototnya
"Oalah, kenapa gak bilang, kita bisa gantian kan! Udah ayo kita lanjutin lagi perjalanannya! Gak perlu buang-buang uang dengan nginep dihotel segala
Adrian mulai memutar otak, mencari alasan agar sang istri bersedia. Rasanya Adrian sudah tidak bisa menahan diri lagi, dua Minggu penuh tak menyentuh sang istri membuat pria tampan itu frustasi
Selama dua Minggu bersama Widia, ia pernah lupa diri sekali dan menyentuh wanita itu, namun setelah itu Adrian kembali menyesalinya
"Ayo mas! Ngapain bengong sih? Aku masih bisa nyetir loh" Sekar menyadarkan sang suami dari lamunannya
"Emm.. nggak, kamu gak boleh nyetir malam-malam! Bisa bahaya sayang, udahlah kita nginep aja disini, mas udah gak tahan nih"
Sekar mengerutkan keningnya mendengar ucapan sang suami "Gak tahan mau ngapain?"
"Mau, mau rebahan" ucap Adrian cepat, berusaha agar sang istri percaya dan bersedia menginap
"Ya udah lah, mungkin kita memang butuh istirahat. Lagian aktivitas kita hari ini memang melelahkan"
Dalam hati Adrian bersorak, akhirnya penantian selama dua Minggu akan terlaksana dengan baik malam ini
Rasanya Adrian ingin langsung membopong tubuh sang istri dan membawanya kekamar mereka
Setelah melakukan check-in, keduanya segera menuju kamar yang telah dipesan. Sepanjang perjalanan Adrian terus saja menggenggam tangan sang istri tanpa sekalipun melepaskannya
Pintu dibuka, suasana tenang menyelimuti kamar hotel yang akan mereka tempati malam ini. Dengan tidak sabaran Adrian mendekap sang istri lalu menciumi bibir ranum wanitanya membuat Sekar terkejut
"Mas" napasnya tersengal, serangan tiba-tiba yang diberikan suaminya membuatnya terkejut "Katanya kamu mau rebahan?"
"Tiba-tiba jadi gak pengen lagi, sekarang mas maunya kamu" Adrian mendekat lagi namun sang istri menahannya
"Aku mau mandi dulu! Badan aku rasanya lengket dan bau"
"Nanti aja mandinya! Mas udah gak kuat ini loh"
Sekar terkekeh, suaminya memang sangat aneh jika sudah menyangkut kegiatan suami istri
"Aku gak mau kalau gak mandi dulu!"
"Ya udah, kalau gitu mandinya bareng aja!"
Sekar kembali menggeleng "Enggak ah, nanti mandinya jadi lama terus kedinginan! Kamu tunggu disini aja! Kita mandinya gantian!"
Adrian pasrah, sang istri telah masuk lebih dulu sementara dirinya menunggu dengan duduk diatas kasur sembari memainkan ponselnya
Malam ini adalah miliknya dan Sekar, Adrian kemudian mematikan ponsel miliknya serta milik sang istri agar tak ada gangguan
Setelah beberapa menit, pintu kamar mandi dibuka. Sekar keluar dengan tubuh berbalut bathrobe, rambutnya basah dan dililit oleh handuk kecil berwarna putih
Adrian meneguk salivanya berat, dua Minggu sudah ia mencoba menahan diri dan malam ini adalah saatnya
Pria itu tersenyum nakal, langkahnya pelan mendekati sang istri yang sudah terlihat lebih segar
"Sekarang mas mandi!"
Bukannya menurut, pria tampan itu malah memeluk tubuh mungil istrinya dengan erat. Wajahnya mendekat menghirup aroma sabun yang lembut
"Mas"
"Hmmm"
"Ayo sana mandi! Mas gak gerah ya?"
Tak menjawab, Adrian malah melepas handuk yang melilit rambut panjang wanitanya hingga Surai indah itu tergerai
"I love you Sekar Indraswari!"
Sekar tak menjawab, tubuhnya mulai menunjukkan rasa nyaman atas perlakuan suaminya. Empat belas hari tak saling menyentuh membuat Sekar pun merasakan kerinduan yang sama
Sembari menikmati manisnya bibir ranum itu, tangan Adrian bergerak nakal melepas ikatan bathrobe hingga membuatnya terlepas membuat tubuh indah itu terpampang jelas
Malam berlalu begitu indah, kamar hotel yang luas serta cahaya yang temaram membuat suasana kian syahdu
Keduanya seolah hanyut dalam rasa cinta dan keinginan untuk selalu bersama. Adrian benar-benar mempersiapkan malam istimewa ini dengan sangat baik, hingga tak ada gangguan dalam bentuk apapun
Adrian menatap sang istri penuh cinta, tangannya terulur menyematkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya
Sekar terlelap setelah malam panjang yang begitu melelahkan. Tubuhnya penuh keringat namun rasanya tak sanggup untuk sekedar membersihkan diri
"Maafkan aku sayang, maaf karena aku masih tidak bisa bersikap adil padamu! Mas begitu mencintai kamu namun rasanya mas tidak memiliki daya untuk melawan semuanya!"
Adrian membawa sang istri dalam dekapannya, keduanya terlelap dibawah selimut yang sama
***
Adrian bangun lebih dulu, Sekar mungkin sangat lelah hingga wanita cantik itu bangun lambat
Pria tampan itu mengulas senyum, wajah cantik istrinya menjadi pemandangan pertama saat ia membuka mata
"Selamat pagi!"
Sekar tersenyum, ada rasa hangat saat mendengar suara lembut Adrian dipagi hari "Selamat pagi mas"
"Sudah lebih baik?"
"Entahlah, badan aku rasanya remuk"
Adrian terkekeh, terlebih wajah cemberut sang istri yang terlihat begitu menggemaskan
"Maaf yaa"
"Kok minta maaf?"
"Ya karena mas udah bikin kamu kayak gini" ucap Adrian "Mau kemana?"
"Mandi" Sekar beringsut bangun, tubuhnya terasa lengket dan ia perlu mandi
"Sebentar lagi, satu ronde lagi gimana?"
"Enggak.. aku capek mas, lagian kita pasti udah ditungguin dirumah" Sekar hendak turun namun tangannya ditarik hingga tubuhnya kembali terbaring
"Mas gak peduli sama orang-orang, mas cuma mau sama kamu"
Matahari mulai menembus tirai, namun tak lebih hangat dari apa yang tengah terjadi didalam kamar luas itu. Kerinduan selama dua Minggu membuat Adrian seolah lupa diri
***
"Kamu masih marah?" Tanya Adrian, kini keduanya tengah dalam perjalanan pulang saat hari sudah sore
Seharian penuh Adrian melepas rindu, bahkan Sekar tak diizinkan untuk melakukan apapun, makan pun mereka lakukan didalam kamar
"Aku capek, badan aku rasanya mau patah. Kamu udah kayak orang kesetanan tau gak" omel Sekar namun suaminya malah terkekeh
"Mas kangen banget sama kamu"
"Ya nggak gitu juga mas"
"Iya maaf"