Vika gadis ceria dan sedikit tomboy jatuh cinta pada Ihsan yang merupakan teman kecilnya.
Vika terpaksa harus memendam rasa sukanya pada Ihsan karena ada begitu banyak hal yang membuat mereka tak bisa bersama.
Penasaran ....
yuk simak kisah lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Ajj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
SELAMAT MEMBACA
Setelah berhasil dengan uji coba pertama nya Vika dan Ujang pun mulai memasarkan telur asin buatan mereka.
Awalnya mereka hanya menjual kepada teman-teman dan juga tentangga saja namun karena telur asin buatan mereka enak dan ada beberapa rasa usaha mereka pun maju pesat.
Vika pun meminta beberapa tambahan ekor bebek petelur pada papanya.
Ada rasa bangga pada Vika saat Vika menunjukkan hasil usahanya bersama Ujang kepada Papanya.
ia juga sempat mengirimkan beberapa buah telur asin buatannya untuk keluarganya.
Mama Iren begitu terharu saat melihat foto Vika yang sedang mengantarkan pesanan dari rumah kerumah atau warung yang telah memesannya.
Ikhsan yang mendapat kabar keberhasilan Vika dan Ujang semakin kesal.
Vika juga memberikan semua penghasilannya untuk sang nenek.
Nenek Dilla begitu terharu saat menerima uang dari Vika.
"Simpan saja uang ini untuk kamu Vik, nenek masih punya uang banyak kok"
"Gak nek, ini buat nenek aja, Vika sudah punya kok,ini untuk nenek dan buat mama juga sudah Vika pisahkan" ucap Vika sambil menunjukkan amplop yang akan dia berikan kepada Mamanya nanti.
Sementara itu di rumahnya Ikhsan begitu kesal saat mamanya memperlihatkan foto Vika dan Ujang yang tersenyum dengan beberapa rak telur asin yang akan mereka antar.
"Mama dapat dari mana sih foto itu" tanya Iksan kesal.
"Dari mamanya Vika, kebetulan kemarin mama lagi main disana pas Vika kirim foto itu, mama juga punya kok telur asin buatan Vika" mamanya Ikhsan menunjukkan beberapa telur asin hasil pemberian mamanya Vika.
"Dimana-mana telur asin itu ya rasanya asin mah" Iksan yang kesal langsung pergi meninggalkan mamanya yang tidak mau mendukungnya dengan Vika.
Vika yang semakin sibuk akhirnya lupa dengan keinginannya untuk kembali tinggal bersama Mamanya.
"Neng lumayan ya ternyata penghasilan kita, uang ini kamu pegang aja semua"Ujang menyodorkan semua penghasilannya kepada Vika.
"Gak lah Jang, kamu juga harus pegang uang, ini kan jatah kamu setelah dipotong modal dan transportasi" Vika menolak saat Ujang meyerahkan semua uang miliknya.
"Kalau semua uang kamu aku pegang nanti kalau aku minta jajan gimana" ucap Vika.
Ujang hanya tersenyum mendengar ucapan Vika.
"Tentang aja neng, uang aa masih ada"jawab Ujang santai.
Sore itu mereka punya waktu sedikit luang dan mereka habiskan untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya.
"Bos telur asin tumben ikut main Voly" ucap salah satu teman mereka
Vika dan Ujang hanya tersenyum saja.
"Neng nanti malem kita jalan-jalan yuk,udah lama kita gak keluar" ajak Ujang.
Vika pun langsung mengiyakan.
Setelah sholat Isya mereka pun keluar setelah terlebih dahulu Ujang meminta ijin kepada nenek Dilla
"Ujang Kalau aku tinggal lagi sama mama dan papa aku gimana?" tanya Vika
"Ya gak apa-apa neng, kan kita bisa LDR an"jawab Ujang sambil memakan cilor yang mereka beli.
"Maaf ya neng kalau jalan sama aa cuma bisa jajan yang dipinggir jalan aja" ucap Ujang.
"Justru aku lebih suka yang pinggir jalan aa lebih enak" jawab Vika.
"Kamu kan orang kaya neng pasti dulu nya gak pernah jajan yang begini kan" ucap Ujang lagi.
"Kok tumben kamu bilang kaya gitu Jang" Vika menatap Ujang dengan tatapan heran.
Karena Ujang tidak biasanya berbicara seperti itu.
"Gak apa-apa neng, cuma aa ngerasa bersalah aja belum bisa buat kamu seneng"
"Jang kamu udah bisa terima aku apa adanya aja aku udah bahagia,dulu waktu kita baru kenal kan aku masih gendut dan gak ada yang mau temenan sama aku kecuali kamu" tutur Vika sambil mengingat saat pertama kali ia datang ke kota Bandung dan mengenal Ujang.
"Alhamdulillah aku sudah bahagia Jang bersama kamu" lanjut Vika sambil menatap Ujang sambil tersenyum manis.
"Tapi aku cuma orang kampung Neng,gak punya mobil kemana-mana juga cuma naik motor butut "ucap Ujang lagi.
"Aku gak suka Jang kalau kamu ngomong kaya begitu,aku bukan cewe matre" ucap Vika sedikit kesal.
"Maaf neng,bukan maksud aa"ucap Ujang dengan rasa menyesal.
Malam itu setelah mengantar Vika pulang ia langsung pamit pulang dan tidak biasanya.
Didalam kamar Vika nampak termenung mengingat sikap Ujang hari ini.
"Apa aku salah ya karena tadi nanya kalau aku kembali ke Jakarta" pikir Vika.
Saat pagi tiba Ujang pun tidak datang untuk mengantar Vika ke kampus.
Tadi pagi sebelumnya Ujang mengirimkan pesan kepada Vika jika hari ini ia tidak dapat mengantarnya.
"Lah kok tumben si Ujang gak belum datang jam segini Vik?" tanya nenek Dilla
"Oh hari ini dia gak bisa anter Vika nek, lagi ada perlu katanya"jawab Vika sedikit berbohong.
Ujang yang berubah beberapa hari ini membuat Vika menjadi heran.
Dari pertama mereka kenal baru kali ini Ujang tidak menemui nya selama beberapa hari.
Vika pun tidak mengeluarkan bebek-bebeknya ia hanya memberi makan dedak dicampur dengan nasi sisa.
"Vik si Ujang kemana sih kok tumben gak ada kabarnya" tanya nenek Dilla
"Vika juga gak tau nek, kemarin sih dia bilang lagi ada perlu"
"Kamu lagi gak berantem kan sama Ujang?"selidik nenek Dilla.
"Gak lah nek"jawab Vika sambil nyengir.
Vika terus berusaha mengirim chat kepada Ujang,namun tidak ada satupun yang dibaca oleh Ujang.
Vika pun merasa kesal sendiri.
Ia tidak tau apa salahnya hingga membuat Ujang tidak lagi menemuinya.
Ia pun mulai mempunyai pikiran negatif terhadap Ujang.
"Jang kamu kenapa?kalau emang aku ada salah aku minta maaf" sebuah chat Vika kirim namun sama seperti sebelumnya tidak dibaca oleh Ujang.
Vika pun merasa jika saat ini Ujang mulai menjauhinya.
Sejak Ujang tidak menemuinya hari-hari yang Vika lalui terasa begitu membosankan.
Akhirnya karena jenuh Vika pun memutuskan untuk kembali kerumahnya untuk beberapa hari.
Setelah mendapatkan ijin dari neneknya ia pun berangkat ke Jakarta dengan naik ojek online.
Vika yang tidak bilang jika akan pulang membuat mama Iren begitu terkejut saat melihat Vika turun dari ojek.
"Vika? ini beneran kamu nak?"tanya mama Iren masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Dih mama anaknya Dateng bukan disuruh masuk malah bengong"
"Mama lagi kaya mimpi Ka"
"Aduh sakit, kamu ngapain sih pake nyubit segala" protes mamanya sambil mengelus tangannya yang tadi Vika cubit.
Mereka pun langsung berpelukan, lalu mama Iren menggandeng putrinya untuk masuk dan beristirahat.
Dari balik jendela Ikhlas nampak tersenyum saat kedatangan Vika.