Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah kepergian Daffa, Arvin mendekat kearah Vania dia melihat memar di wajah dan b1b1r Vania yang berd4r4h.
"Astaga Van kamu terluka? Daffa keterlaluan." ucap Arvin.
Daffa membantu Vania agar berdiri. Saat Arvin ingin membawa Vania pergi, Vania menarik jas Arvin agar mendekat kearah diri nya, Arvin menelan ludah nya saat melihat dari dekat wajah Vania.
"Vin saya gak tahan p4n4ss banget. Saya gak tahan." ucap Vania.
Saat Vania ingin m3nc1vm b1b1r Arvin, Arvin langsung menjauhkan tvbvh nya dari Vania.
"Maaf Van kita belum nikah! Apa yang di berikan Daffa hingga membuat kamu seperti ini?" Tanya Arvin.
Vania yang terasa panas di bagaian tvbvh nya ingin membuka baju nya di hadapan Arvin Dan di hadapan orang yang akan menikah kan Daffa tadi. Mereka bersiap untuk pergi saat melihat Vania yang seperti orang kehilangan kendali.
"Vania berhenti Van, jangan seperti ini saya memang menyukai kamu tapi saya tidak akan menyentuh kamu jika kita belum sah." ucap Arvin.
Dia melepas dasi nya dan mengikat tangan Vania di kursi agar Vania tak bisa melakukan apa pun. Arvin yang melihat penghulu dan beberapa orang akan pergi langsung mencegah nya.
"Pak tunggu, nikah kan saya dan Vania, Dia dalam pengaruh 0b4t." pinta Daffa.
Penghulu tersebut menatap Arvin dengan lekat dia bingung dua pria ingin menikahi satu gadis.
"Dengar nak pernikahan ini bukan mainan yang bisa sesuka hati, apa setelah menikah kamu akan memenuhi tugas mu sebagai suami?"
"Saya akan penuhi tugas saya sebagai suami pak. Memenuhi nafkah lahir, soal nafkah batin jika dia mengizin saya baru akan menyentuh nya, Saya menikahi dia bukan atas dasar n4fsv." jawab Arvin.
"Baik lah kalau begitu siapkan surat - surat anda, kami tunggu di ruangan sebelah." ucap nya sebelum pergi.
Arvin memberikan ktp nya dan menghubungi Putra asisten nya agar membawa sisa surat - surat yang di butuhkan, serta membawa kan dia mobil. Tak mungkin dia membawa Vania pulang dengan menggunakan motor. Arvin melihat Vania yang dia ikat tangan nya duduk di kursi dengan gelisah.
"Maaf saya harus menikahi kamu tanpa izin dari mu." ucap Arvin yang melihat wajah Vania sudah memerah menahan gejolak dari pengaruh 0b4t tersebut.
Vania menatap wajah Arvin dengan pandangan yang mulai buram, Karena pengaruh 0b4t. Tak lama Putra datang membawa kan apa yang di minta bos nya dan menjadi saksi pernikahan bos nya dengan gadis yang tak dia kenal.
"Bos, siapa dia?" tanya Putra.
Bukan apa dia takut bos nya menikahi gadis sembarang yang hanya ingin harta nya saja.
"Dia Vania yang pernah saya ceritakan sama kamu." jawab Arvin sambil dia menandatangani beberapa berkas untuk pernikahan.
"Mantan bos Daffa?" tanya Putra.
Arvin hanya menaikkan satu alis nya saja membenarkan ucapan Putra.
"Cantik jika di make-up, nona Clarissa kalah cantik nya. Wajar sih jika bos Daffa tergila - gila." ucap Putra.
"Sekali lagi kamu puji calon istri saya, saya pecat kamu." ancam Arvin.
"Astaga mulai keluar posesif nya."
Setelah semua berkas selesai Arvin mulia melakukan ijab kabul hanya demi bisa menggendong Vania untuk mengajak nya pulang.
"Saya terima nikah dan kawinnya Vania Clarissa binti Hermansyah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 500juta di bayar tu- nai."ucap Arvin tegas dan lantang hanya satu tarikan nafas saja dia sudah bisa mengucapkan ijab nya.
"Bagaimana saksi?" tanya nya.
"Sah pak." jawab Putra yang masih bingung dengan apa yang terjadi. Kepala berdenyut melihat pernikahan dadakan bos nya.
Setelah sah Arvin membawa Vania pulang dengan mobil milik asisten nya. Sepanjang jalan Arvin melihat Vania yang tangan nya dia ikat merasa gelisah dari gestur tubuh nya. Saat sampai Arvin langsung membawa Vania masuk kedalam kamar.
Bi minah wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di rumah itu langsung mendekat saat melihat majikan nya membawa pulang seorang gadis cantik. Ini pertama kali Arvin membawa seorang gadis pulang ke rumah.
"P4n4s." Rintih Vania dengan keringat yang sudah membasahi kening dan tv**h nya.
Arvin membuka ikatan tangan Vania dan membaringkan Vania di tempat tidur, niat nya ingin menyelimuti Vania justru Vania menarik tangan Arvin hingga Arvin menindih tv-bvh Vania.
"Astagfirullah den! Aden sedang apa?" tanya bi Minah kaget melihat posisi majikan nya
"Bibi jangan mikir yang macam - macam saya gak akan berbuat yang tak pantas, saat dia dalam keadaan gak sadar, saya gak mau membuat kedua orang tua saya menderita melihat apa yang saya lakukan. Bantu saya ambil es batu yang banyak." perintah Arvin.
Bi Minah langsung berlari keluar menyuruh tukang kebun membeli es batu beberapa kantong plastik besar untuk majikan nya.
Vania mulai berdiri dan memeluk Arvin dari belakang, Vania mencoba membuka kancing kemeja Arvin tapi di tahan oleh Arvin.
"Jangan coba - coba memancing saya Van. saya pria normal."
"Bantu saya, saya gak tahan ini membuat saya menderita." pinta Vania dengan wajah yang memerah.
Vania membuka kaos nya di hadapan Arvin dan hanya menyisahkan bagian dalam saja.
"Astaga Vania kamu jangan gila! Kita memang sudah sah tapi bukan seperti ini yang saya mau." ucap Arvin panik saat dia melihat Vania yang mulai menggila.
Vania mendorong tv**h Arvin hingga Arvin terdorong dan terduduk di Kursi. Vania duduk dipangkuan Arvin dan mulai m3nc1vm b1b1r Arvin. Arvin yang tak bisa menahan apa yang di lakukan Vania langsung membaringkan tv**h Vania di kursi panjang.
"Jangan salah kan saya Van. Kamu yang memulai." ucap Arvin di m3lvm4t b1b1r Vania dan Vania mulai mendesah dengan apa yang di lakukan Arvin.
Vania mengalungkan tangan nya di leher Arvin tv***h nya mulia bereaksi menuntut lebih dari sekedar c1vm4n. Saat Vania akan membuka kancing kemeja Arvin, bi Minah membuka pintu dan melihat Arvin sedang m3nc1vm gadis tersebut.
Arvin langsung menyudahi apa yang di minta Vania dan membawa Vania kedalam kamar mandi. Vania yang di gendong Arvin langsung meronta dan
Byur...!
Arvin menceburkan vania kedaalam bak mandi dan merendam Vania di dalam air yang berisi es batu.
"Dingin apa yang kamu lakukan?" tanya Vania.
"Diam Van saya gak mau menyentuh kamu dalam keadaan tak sadar. Saya ingin kita melakukan nya atas dasar sama - sama suka." ucap Arvin marah.
Arvin memegangi Vania hingga Vania mengigil karena dingin nya air yang berisi es batu dengan kantong besar dan pingsan karena kedinginan. Saat Vania pingsan Arvin membawa Vania masuk kedalam kamarnya lagi dan menyuruh bi Minah untuk mengganti pakaian Vania.
"Bi pakai kan kemeja saya saja, saya ke luar dulu ada yang mau saya urus. Buat kan saja dia bubur kalau saya belum pulang. oh iya Jagan biarkan dia pergi karena sekarang dia nyonya rumah ini." ucap Arvin sebelum dia pergi.
Bi Minah hanya mengangguk dan menggantikan pakaian Vania sesuai dengan permintaan majikan nya. Selesai menggantikan pakaian bi Minah menatap wajah Vania yang terlihat cantik tanpa polesan make-up
"Semoga kamu gadis baik - baik." batin bi Minah.
Bukan apa dia takut majikan nya salah pilih istri dan menghancurkan segalanya.
******
Di tempat Daffa setelah dia gagal menikahi Vania dia kembali kekantor dengan perasaan kesal, saat dia membuka pintu ruangan nya dia melihat Clarissa sudah ada di ruangan nya. Rasa kesal nya hilang seketika saat melihat Clarissa.
"Sayang dari mana?" tanya Clarissa saat melihat Daffa sudah kembali.
"Ada urusan pekerjaan sayang, sudah lama kamu di sini?" tanya Daffa dengan memeluk tv**h Clarissa.
"Baru saya sengaja datang mau minta bantuan tentang perusahaan papi. Arvin saudara kamu itu bohongi papi, dia belum mengembalikan nilai saham perusahaan papi." rengek Clarissa.
Daffa menarik nafas mendengar apa yang di katakan tunangan nya, dia yang tak ingin berusan dengan Arvin harus berhadapan kembali dengan Arvin.
Clarissa yang baru menyadari wajah tunangan nya memar merasa heran.
"Kamu terluka Daf! Apa yang terjadi?" tanya nya.
"Biasa tadi ada copet yang mau ngambil tas saya. Ya saya kejar, eh gak tau nya dia ada temen nya jadi ya gini." jawab Daffa berbohong dia tak ingin Clarissa tau apa yang sebenar terjadi.
Clarissa mencari kotak obat dan mengobati luka di wajah Daffa dengan hati - hati. Sedangkan Daffa dia membayangkan wajah Vania yang sedang mengobati nya.
"Sial sih Arvin, saudara macam apa, dia mengambil kesempatan saat Vania sedang dalam pengaruh obat." batin Daffa.
Saat selesai Daffa menarik tangan Clarissa saat dia akan berdiri dari duduk nya.
"Terima kasih." ucap Daffa memperlakukan Clarissa dengan baik.
Sedangakan di rumah Pradipta Arvin mengadukan semua yang di perbuat oleh Daffa dia tak ingin Daffa melakukan hal yang jauh lebih gila lagi.
Rayhan ayah Daffa menahan amarah atas perbuatan yang di lakukan putra nya.
"Bikin malu saja." kesal nya dengan mengepal tangan nya kuat.
Setelah mengadukan apa yang di lakukan Daffa Arvin pulang. Di perjalanan dia mendapatkan telpon dari kantor polisi atas kasus tabrak lari yang terjadi pada ayah Vania.
Semoga saat sadar nanti Vania gak marah ke Arvin ya karena menikahi dia tanpa izin,tapi harusnya Vania berterima kasih sma Arvin karena selain Arvin nyelamatin dia dr Daffa, dia juga bisa menjaga kehormatan Vania,,,
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??