NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Tiga

Langit pagi itu kelabu. Matahari seakan enggan menampakkan dirinya di balik awan tebal yang menggantung rendah. Udara lembab dan dingin menyergap kulit, menyisakan embun yang menggantung di ujung daun dan jendela kaca.

Suara hujan rintik-rintik terdengar menenangkan, namun tidak bisa menenangkan hati seorang ibu yang tengah dilanda kekhawatiran dengan kondisi anaknya yang semakin parah.

  Demam Arjun bertambah, bahkan tubuhnya sedikit menggigil, karena semalam ia mengalami muntah berulang-ulang.

  "Nak, sembuh ya, setelah ini Bunda janji akan menuruti keinginan mu," ucap Anika dengan sambil mengelus pipi anaknya yang terasa seperti gumpalan api.

  "Bunda, Abang kenapa?" tanya Aruna.

  "Abang masih sakit, kamu jangan dekat-dekat ya Nak, oh ya Bunda mau bawa Abang, ke rumah sakit, kamu di sini jagain adikmu ya, ini uang buat jajan kalian, ingat kalau gak ada Bunda jangan main ke luar apalagi ke pantai," pesan Anika yang diangguki oleh anak perempuannya itu.

  Setelah memberi nasihat kepada anaknya Anika mulai menggendong tubuh Arjun dari belakang, wanita itu mulai membawa tubuh anaknya ke rumah bidan untuk meminta surat rujukan.

   Di tengah perjalanan menuju rumah bidan suasana sunyi dingin menyeruak, tetesan gerimis pun masih terasa di permukaan kulit Anika, sementara Arjun masih di gendong belakang, sambil menggendong Anika sambil memastikan anaknya itu masih menyahuti suaranya meskipun hanya satu kata.

  "Sayang, kamu masih kuat kan?"

  "Heeeeemb," sahutnya pelan.

  Anak kecil itu hanya menyatu singkat, karena ia tidak bisa melawan virus yang ada di dalam tubuhnya, pikirannya kacau hingga menggerogoti tubuhnya seperti ini.

  "Sayang, ngomong saja apa yang kamu mau, Insyaallah Bunda akan mengusahakan apa yang sedang kau pinta Nak," ucapnya kembali.

  "Ayah," sahutnya pelan.

  "Baiklah akan Bunda usahakan," ucap Anika dengan hati yang berat.

  Setelah menyusuri jalanan yang cukup membuat nafasnya ngos-ngosan, akhirnya Anika sudah sampai di depan rumah bidan Siska, di depan rumah prakteknya, terlihat sudah banyak ibu-ibu hamil yang mengantri, dan juga balita yang sepertinya mulai di landa deman.

  Anika langsung masuk, karena ia tidak ingin periksa, dia hanya ingin meminta surat rujukan, dan bantuan alat tranportasi, karena ia tidak punya sama sekali.

  "Bu Anika, apa kondisi Arjun tambah parah?" tanya suster itu yang tahu semalam anak itu habis berobat di sini.

  "Iya Sus, sebaiknya ini gimana ya?" tanya Anika dengan nada cemas.

  "Sudah tenang dulu sebentar lagi Ibu bidan datang, biar dia yang memutuskan," ucap suster itu menyuruh Anika untuk tenang seolah merasakan kecemasan yang di rasakan oleh ibu dari tiga orang anak itu.

  Anika mulai mendudukkan tubuhnya di kursi sambil memangku tubuh Arjun yang semakin lemah, dan tidak lama kemudian Bidan Siska datang, dengan tatapan yang teduh.

  "Bu Bidan, aku kesini lagi," ucap Anika.

  Bidan Siska mulai mengulurkan tangannya untuk menepuk pundak Anika, agar tenang dalam menghadapi situasi seperti ini.

   "Tenang ya, ayo kita masuk ke ruang periksa dulu.

Di dalam ruang periksa, tubuh kecil itu mulai di rentangkan, tangan bidan yang terlatih, mulai memeriksa suhu panas dan juga detak jantung Arjun yang mulai tidak beraturan.

  Sejenak bidan Siska mulai menghempaskan nafas sejenak, dan mulai menatap wajah cemas Anika.

  "Bu, maaf ya ini pertanyaan agak intim, sebenarnya apa yang terjadi dengan Arjun?" tanya Bidan Siska yang merasa ada sesuatu yang di sembunyikan dari anak ini.

  Anika sejenak mulai menatap nanar wajah Bidan Siska. "Dia ingin bertemu seseorang Bu," sahut Anika dengan nada yang bergetar.

"Siapa?" tanya Bidan Siska.

"Ayahnya," bisik Anika.

Bidan Siska hanya menatap sendu wajah Anika lalu mulai berkata.

"Sabar ya, aku tahu ini bentuk dari ujian hidup, terkadang seorang ibu tidak hanya di uji mengenai perjuangannya saja akan tetapi di situ ada yang namanya pengorbanan," ucap Bidan Siska seolah tahu dengan isi hati Anika.

Anika hanya tersenyum getir, sementara Bidan Siska mulai memberi tahu kondisi Arjun. "Saat ini Arjun harus di bawa ke RS terdekat ya Bu, panasnya semakin tinggi, sebentar aku buatkan surat rujukannya dulu," imbuh Bidan Siska.

"Baik, Bu. Apapun akan aku lakukan demi kesembuhan anakku," ucap Anika.

"Ya sudah kalau begitu biar Arjun di bawa langsung menggunakan mobil kami," ucap Siska.

"Bu, berapa biayanya?" tanya Anika.

"Maksudnya," sahut Bidan Siska.

"Biaya transportasinya," ucap Anika.

"Nggak usah Bu, ini sudah menjadi kewajiban saya untuk membantu seluruh masyarakat yang membutuhkan," sahut Bidan Siska yang membuat hati Anika tersentuh.

"Makasih banyak Bu," ucap Anika yang diangguki senyuman hangat Bidan Siska.

Setelah pembuatan surat rujukan selesai, mobil yang akan membawa Arjun ke RS sudah menunggu tepat di depan rumah Bidan Siska, segera Anika membawa anaknya itu dengan menggendong.

"Sayang, Setelah ini kamu pasti sembuh," harapan Anika sambil membawa anaknya masuk ke dalam mobil.

*********

Mobil sudah berhenti di depan gedung yang mendominasi warna putih Langkah kaki Anika terdengar pelan namun berat ketika memasuki gedung rumah sakit. Bau khas antiseptik langsung menyergap hidungnya, bercampur dengan udara dingin dari pendingin ruangan yang menyelimuti setiap sudut lorong. Di pelukannya, seorang anak kecil tampak lemas, bersandar pada bahunya dengan wajah pucat dan tubuh yang terasa panas seperti bara.

Suara sepatu perawat dan bunyi alat infus terdengar lirih, semantara anak kecil itu bersandar di dada ibunya, menggeliat kecil merasakan hawa panas yang keluar dari tubuhnya.

"Anak saya sakit tifus, Bu. Sudah dua hari tidak mau makan..." ucap sang ibu, suaranya bergetar saat berbicara dengan petugas di meja pendaftaran.

Perawat pun segera datang dengan kursi roda kecil, membantu membawa sang anak menuju ruang pemeriksaan. Mata sang ibu tak pernah lepas dari wajah anaknya, memandangi setiap helaan napasnya yang berat. Di hatinya hanya ada satu harapan: semoga sakit itu segera pergi dan senyum sang buah hati bisa kembali mekar seperti biasa.

******

Sementara di luar kota sana, Aslan mendapatkan kabar dari anak buahnya yang ada di desa Suko Mulyo, mengenai kondisi Arjun yang sedang sakit, tanpa basa-basi pria itu langsung terbang ke provinsi Jawa tengah itu.

"Anakku, apa yang membuatmu sakit seperti ini.

Pesawat yang membawa Aslan sudah mendarat di bandara, segera pria itu keluar dengan sorot mata yang penuh dengan penyesalan dan kebencian terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa tegas di saat kondisi seperti ini.

Aslan mulai berjalan diantara kerumunan manusia yang ada di bandara, setelah itu mobil yang menjemputnya berhenti tepat di pintu utama.

Aslan segera masuk, ke dalam mobil itu, perjalanan panjang membuatnya tubuhnya sedikit lelah, akan tetapi rasa lelah itu tidak di rasa karena saat ini ada tubuh kecil di singgah sana yang membutuhkan kehadirannya.

"Aku memang bodoh, dan bodoh, andai saja dulu aku tidak kejam terhadap mereka, pasti hidup kalian tidak akan tersiksa seperti ini," geram Aslan terhadap dirinya sendiri.

Mobil yang membawanya sudah sampai di depan rumah Anika, kali ini Aslan memberanikan diri untuk menemui anak-anaknya, di rumah Anika.

"Maafkan aku Nik, aku sudah melanggar janjiku sendiri, dan sekarang aku tahu, setelah mengenal mereka rasanya aku tidak mau lepas dengan mereka bertiga," ucap Aslan lalu mengetuk pintu rumah Anika.

"Tok ... Tok ... Tok ..."

Pintu di ketuk kedua anak kecil itu mulai membukakan pintu untuk pria di luar sana.

"Krieeet," pintu di buka anak kecil itu seperti mengingat wajah pria itu.

"Om Aslan," ucap Aruna.

"Iya Sayang, ini Om, Bunda kamu ada?" tanyanya dengan sopan.

"Bunda sedang membawa Abang berobat ke RS," sahut Aruna yang membuat hati Aslan tertegun.

Sementara itu di saat yang bersamaan, sebuah mobil juga berhenti di depan rumah Anika, dan ternyata wanita di dalam mobil itu merupakan Nivea.

Wanita itu mulai turun dari mobilnya, dan begitu terkejut ketika melihat pria yang bersama dengan kedua anak kecil itu.

"Papa ...," gumamnya lirih, sedangkan Aslan menoleh sejenak, ia pun sama terkejutnya dengan Nivea.

"Vea ... Kau datang juga," ucap Aslan tercekat.

"Iya, Pa," sahut Vea sambil menghampiri Aruna dan juga Arash.

"Sayang, kalian berdua di sini sendiri?" tanya Vea yang diangguki mereka.

"Iya Tante," sahut keduanya.

Sementara itu Aslan mulai mencoba mencari solusi untuk mengatasi semua masalah ini dengan keponakan sekaligus menantunya itu.

"Nak, Papa harus bagaimana?" tanya Aslan tiba-tiba.

Nivea hanya terdiam karena sebenarnya dia takut salah bicara. "Heeeemb, begini saja Pa ... Ikuti saja kata hati Papa, perkara hasilnya bagaimana belakangan saja, yang penting Papa ikuti dulu hati nurani Papa," ucap Nivea, yang membuat Aslan langsung mengambil langkah.

Bersambung ....

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: iya kakak makasih ya.🥰🥰🥰
total 1 replies
Ayesha Almira
Anika mencoba melawan rasa ragunya..smga STLH ni Aslan memang menunjukan rasa bersalahnya dgn meratukan Anika dan membahagiakan c kembar
Ayumarhumah: iya kakak🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Anika sdh lupakan kisah kelam masa lalu dan mantapkan hatimu demi kebahagiaan dan demi masa depan anak2 mu , mungkin memang siapa yg tdk sakit hati sdh dilecehkan lalu sampai hamil dan melahirkan anak kembar tiga lagi dan mungkin Anika pelan2 bisa menghilangkan rasa traumanya.
Ayumarhumah: benar bgt kakak.
total 1 replies
ros
ceritanya menarik 👍
Ayumarhumah: Makasih kakak🙏🙏🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Adinda
bukan gak tahu tapi ibumu diperkosa dan disuruh gugurin karena dia masih ada istri
Ayumarhumah: iya kakak ...
total 1 replies
Adinda
jijik aku lihat kau Aslan setelah istrimu meninggal kau baru mau menebus kesalahanmu dengan anika,kalau bisa anika dengan pria lain aja kalau urusan anak bisa diasuh bersama tanpa Ada ikatan anaknya juga gak diakui oleh Aslan yang ada disuruh gugurin
Adinda
Anika terlalu lemah ingat perbuatan Aslan memperkosa,merendahkanmu dan menyuruhmu megugurkan kandunganmu,coba kalau istrinya hidup mana mau dia mengakui kesalahannya dan mencari anaknya
Adinda
diperkosa,disuruh gugurin direndahkan dan dihina memang mau balik sama pria bejat seperti Aslan walau karena anak,anakmu Saja gak diakui dan diterlantarkan
Ayesha Almira
datang LG ujian...nih Tante sekate2 anak haram...cuma pengganti ibu BKN ibumu Aslan,smga Aslan bersikap tegas dgn tantenya
Ayumarhumah: bener bgt kakak.
total 1 replies
Bunda HB
hallo nyonya tea Thailand.......!!!! tdk ada ank haram yg trlahir. yg ada laki2 bejat merkosa ank org....
Ayumarhumah: iya kakak mang sedih nasib di Anika😭😭😭
total 1 replies
Ma Em
Ada saja cobaan untuk Anika saat akan menikah dgn Aslan papa dari anak2 nya yg menentang pernikahan Aslan dgn Anika, semoga Aslan tdk goyah dan lanjut untuk nikah dgn Anika semoga dilancarkan sampai hari H TDK ada gangguan lagi.
Ayumarhumah: Amiiin🤲🤲🤲
total 1 replies
Piyah
jangan goyah aslan
Ayumarhumah: iya kakak🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Rani R.i
jgn atas kejadian itu ada udang di balik bakwan🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
Ayumarhumah: good👍👍👍👍
total 1 replies
Rani R.i
waduhh cobaan apaa lg ini,,,semoga ashlan tetap dan mantap pada pendirian nya,,,itu tantenya ashlan bkn nya mendukung malah menjadi penentang,,,jika ashlan tidak bisa menikahi Anika sebagai ibu kandung dari anak anak nya,,,karna di bilang anak kandung ashlan anak haram,,lantas apa kbr dgn malvin yg hanya anak angkat...

hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
Ayumarhumah: bener sekali kakak ....👍👍👍👍
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: iya kak makasih banyak♥️♥️♥️🙏🙏🙏
total 1 replies
Mundri Astuti
tantenya tau kejadiannya kah ?
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
Ayumarhumah: iya kak nanti di bab selanjutnya di bahas ya tantenya tahu dari mana. dan tetap stay membaca ya🙏🙏🙏♥️♥️♥️
total 1 replies
Rani R.i
lawan keraguan mu Anika,,,jgn biar kan bayang bayang masalalu menghantui mu,,mantap kan hati mu...

semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪
Ayesha Almira
iya Anika lawan keraguan itu....kshn Anak2 bth pigur ayah.lgn Aslan mo berubah,bertanggung jawab..
Yasmin Natasya
terimakasih thor 🥰🙏
Yasmin Natasya
doubel up dong thor 🥰🥰
Ayumarhumah: iya kak nanti ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!