Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Fitnah Bardi
Lastri rasa nya kaget dan juga takut karena sudah ketahuan masuk rumah nya Darma bahkan tanpa izin, gaya awal saja Bardi nampak cuek dan seakan tidak peduli dengan Lastri yang ada di sana. namun dia merasa pasti ada yang salah dengan RT nya itu, kenapa pula mereka bertiga kesana dan mau cari apa.
Sekitar sepuluh meter Lastri pergi dari rumah nya Darma, malah datang pula bau sangit asap menusuk hidung nya, Lastri tersentak kaget karena bersamaan dengan itu pula api nampak dari rumah Darma dan sangat membara. ini jelas adalah sebuah kebakaran, firasat Lastri benar kalau kedatangan nya Bardi pasti ada yang salah.
"Kebakaran? apa Bardi yang sudah membakar rumah Darma!" kaget Lastri agak tidak percaya.
Namun dia juga tidak bisa mau asal menuduh karena tidak ada bukti apa apa di tangan, yang ia lihat hanya Bardi tadi ada di sana datang, belum tentu juga Bardi datang untuk membuat masalah. yang ada malah akan di katai fitnah apa bila sampai dia mengatakan Bardi yang sudah membakar nya, mana bisa mau main main dengan RT nya itu.
Sebab Bardi banyak antek yang membela sehingga kalau satu atau dua suara tidak akan di dengar olah yang lain, lagi pula kan selama ini Lastri ada di kubu nya Bardi, jadi mana bisa mau main main dengan RT satu itu. apa bila memang sudah tidak suka lebih baik diam saja, dari pada harus cari masalah.
"Dari mana kau, Las?" Mitra yang lewat menegur nya.
"Ah tidak dari mana mana, cuma melihat rumah Darma kok seperti nya kebakaran ya." ujar Lastri.
"Mana?!" Mitra pun kepo sekali mau melihat nya.
"Ayo kita lihat kesana, kok itu berasap dan ada api nya." ajak Lastri pula.
"Ayo cepat lah, itu memang besar api yang di rumah Darma!" Mitra sudah tak sabar ingin melihat kebakaran besar di rumah kosong tersebut.
"Astaga habis lah rumah nya Darma, mana terbuat dari kayu semua kan rumah nya." Lastri bergumam saat mereka di depan rumah.
"Kosong kan rumah dia, benar apa ya kalau dia minggat sama suami mu?" tanya Mitra pula lah.
"Ya pasti benar lah, orang dari dulu mereka memang suka main api." jawab Lastri sewot.
Mitra mengangguk angguk karena mungkin saja memang begitu, secara kan mereka hilang nya barengan dari desa ini, jadi mungkin saja mereka minggat di kota untuk tinggal bersama sama. Wanto lebih tertarik dengan janda dari pada istri sendiri, lagi pula istri nya gemuk dan tidak terawat sehingga membuat dia tidak selera
Maka nya Lastri amat marah dan dendam dengan Darma karena merasa suami nya tertarik dengan wanita itu, oleh sebab itu juga dia akan kena masalah besar karena sudah punya perasaan dendam dengan Darma. tidak tau kalau masalah yang besar siap mengintai diri nya, akibat salah satu mulut orang yang amat berbisa.
"Habis lah sudah rumah Darma, mana bisa api di padam kan hanya dengan ember saja." ujar Agus kelelahan.
"Mana cuma kita yang berusaha menyiram, entah apa orang ini cuma menonton saja." Mustofa pun jadi geram.
"Lalu memang nya kita harus apa? buang buang tenaga seperti mu itu!" sengit Jaelani.
"Ini kan rumah juga sudah tidak di tunggu, aku kata lebih baik di bongkar tapi kalian semua tidak ada yang setuju dan sekarang malah kebakaran. Bardi membuka suara.
"Untung tidak merambat kerumah warga, coba kalau sampai yang lain juga kena maka siapa yang akan tanggung jawab!" Jajak mulai jadi kompor.
Semua nya terdiam karena apa yang di katakan ada benar nya juga, bila sampai kebakaran maka milik tetangga juga akan terbakar apa bila sampai memercik. bila itu sampai terjadi maka siapa yang akan ganti rugi, karena pemilik rumah saja tidak ada di tempat akibat di duga kabur.
Yang ada mereka akan menderita kerugian besar karena rumah nya kebakaran dari rumah Darma, sekarang Bardi yang tersenyum puas melihat orang orang hanya bisa terdiam mendengarkan ucapan nya. kalau sudah diam begitu maka dapat di pastikan kalau mereka sudah kena pengaruh, jadi ini harus di beri suntikan sedikit lagi saja..
"Tapi aku tadi sempat merekam dan melihat bahwa Lastri keluar dari rumah nya Darma." Ucok membuka suara.
"Lastri?!"
Semua warga mengulang nama itu dan langsung menatap nya bingung, apa memang memang wanita ini sudah membuat masalah. Lastri sendiri langsung panik karena nama nya di sebut oleh Ucok secara langsung. memang tadi dia ketemu dan sekarang malah langsung di tuduh oleh mereka sebagai pelaku, tentu nya Lastri ketakutan.
"Aku tidak mungkin melakukan nya!" elak Lastri langsung.
"Apa yang menjamin kau tidak melakukan nya, kau sendiri yang keluar dari rumah itu dan kau sakit hati kan dengan Darma karena dia lari bersama suami mu!" tuding Ucok tajam.
"Kapan kau melihat nya, kan bukan berarti dia pelaku nya juga." Agus membuka suara.
"Tadi aku melihat dia lari dari rumah itu, kebetulan aku lagi ambil lamtoro ini untuk buat urap." ujar Ucok menunjukan barang yang ia ambil.
"Demi Allah aku tidak melakukan nya, mana mungkin aku membakar rumah Darma!" elak Lastri amat ketakutan.
Tapi jelas ini susah sekali mau mengelak karena ada saksi mata yang mengatakan dia keluar dari rumah ini barusan sebelum rumah kebakaran, dan Mitra memang bertemu dengan Lastri tidak jauh dari rumah nya Darma. Mitra segera merogoh saku Lastri untuk mencari sesuatu, sampai dia menemukan mancis.
"K..kau membawa mancis!" seru Mitra melihat mancis di kantong Lastri.
"Mau mengelak bagai mana lagi kau? semua sudah jelas dan kau memang pelaku yang membakar rumah Darma!" Ucok sangat menggebu.
"Aku membawa mancis karena aku merokok, bukan karena aku mau membakar rumah Darma!" elak Lastri lagi.
Namun semua tatapan orang memang semua nya sudah termakan dengan omongan nya Bardi dan Ucok tentang perbuatan nya Lastri, sebab di sini bukti banyak mengarah kesana. Lastri jelas ada dendam pribadi pada Darma karena suami nya dia di ambil oleh Darma, dan juga ada mancis di dalam saku nya.
"Sekarang kita bawa di ke kantor lurah agar segera di adili." Ucok semangat.
"Bukan kah lebih baik lapor polisi saja, kan nanti bisa di usut?" usul Agus.
"Aku tidak percaya polisi." bentak Bardi langsung.
Terdiam semua nya tidak bisa mau berkata kata lagi karena memang ini semua bisa di bilang salah Lastri, Lastri sendiri sangat syok alias tidak terima di tuduh begini, sungguh kejam Bardi karena sudah lempar batu sembunyi tangan.
Up malam dan hari hujan guys di kota othor jangan lupa like nya ya.