NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 28: TIDAK SENGAJA BERTEMU

“Pangeran, rumor yang menyebar saat masa pemberontakan terjadi dimulai dari sebuah desa kecil di pinggiran ibu kota. Ketika saya pergi ke sana untuk memeriksa orang yang menyebarkannya pertama kali, saya mendapati kalau orang itu adalah mantan pengurus kediaman Marquis Yongning.”

Zifang kali ini sudah lebih tenang. Tidak disangka keputusannya meminta Nona Lin kemari adalah keputusan yang tepat.

Pangeran Kesembilan sudah tidak merenung lagi. Raut wajahnya sudah mulai enak dipandang meski masih terkesan masam. Yah, itu pemandangan yang biasa.

“Mantan pengurus kediaman Marquis Yongning?”

“Ya. Orang itu sering dipanggil Pengurus Xu. Dia keluar dari kediaman Marquis Yongning sebulan sebelum pemberontakan terjadi.”

Murong Changfeng memkirkan alasan mengapa mantan pengurus itu menyebarkan rumor yang memaksa Kaisar mengeksekusi Marquis Yongning dan menutup kasus dengan cepat. Jika dilandasi dengan dendam karena diusir dari kediaman, itu masuk akal. Tapi, dia selalu merasa ada motif lain di baliknya.

“Anehnya Pengurus Xu tidak pernah tersandung kasus apapun. Selama menjadi pengurus rumah tangga di kediaman marquis, dia sangat dikenal baik dan disiplin. Bisa dibilang hubungannya sangat baik dengan keluarga marquis.”

Ada yang mencurigakan di sini. Keluarga Marquis tidak mungkin mengusir orang tanpa alasan.

Murong Changfeng memiliki sebuah dugaan, namun dia perlu meyakinkan dirinya agar dugaan itu layak dipikirkannya. Tapi untuk mencapai keyakinan itu, dia mungkin harus menempuh jalan berisiko.

“Bersiaplah. Pergi ke kediaman lama Marquis Yongning.”

Murong Changfeng keluar dari istana kediaman Pangeran Kesembilan lewat jalan rahasia di kamarnya. Pintu itu membawanya ke luar tanpa diketahui.

Pergi ke kediaman lama seorang pengkhianat berisiko tinggi. Dia harus ekstra berhati-hati untuk menghindari kecurigaan.

Pintu gerbang depan kediaman lama Marquis Yongning dirantai dan ditempeli segel dari Mahkamah Agung. Rumput setinggi pinggang orang dewasa tumbuh di segala sisi. Dedaunan kering dari pohon yang jatuh dan berterbangan ada di mana-mana.

Gelap. Bagian dalamnya sangat gelap. Bagian ini lebih parah. Bekas kolam ikan mengering dan dipenuhi rumput liar.

Tiang-tiang lampu di taman sudah roboh. Pepohonan lebat tumbuh menjulang menantang langit malam. Bangunan utama kediaman Marquis Yongning terlihat seperti rumah hantu.

Tiga tahun sudah kediaman ini terbengkalai. Pemerintah menyegelnya dan belum memutuskan akan memindahkannya ke tangan siapa.

Sisa bekas kehidupan yang masih terlihat di sini adalah bekas lelehan lilin yang sudah mengering serta beberapa benda tertinggal yang tidak disita petugas.

Murong Changfeng menyunggingkan sebelah bibirnya. Dulu kediaman ini begitu agung. Kehidupan di sini ramai dan setiap hari selalu sibuk. Tapi sekarang, tidak lebih dari bangunan yang ditinggalkan.

Rerumputan liar yang tumbuh tinggi itu menjadi saksi bahwa dunia mudah sekali berputar. Baik tempat ini maupun Istana Cai’an, keduanya punya akhir yang sama.

“Pergi ke ruang baca Marquis Yongning.”

Murong Changfeng menyusuri halaman yang gelap itu bersama Zifang. Langkah mereka dibuat seringan mungkin agar tidak menimbulkan suara yang terdengar hingga ke luar. Satu-satunya cahaya yang membimbing jalan mereka adalah sebuah buluh pemantik berukuran kecil yang menyalakan api.

Mereka tiba di depan sebuah ruangan bobrok yang sudah hancur. Pintunya rusak, rumput liar dan dedaunan kering berserakan.

Tulisan di papan bangunan itu masih terlihat jelas. Tempat inilah yang menjadi ruang baca Lin Yunshi ketika hidup, yang kini hanya menyisakan setumpuk sunyi.

Ruangan itu sudah kosong. Semua barang berharga sudah disita. Yang tersisa di sana hanya meja tulis dan kursi yang bobrok, rak buku yang patah, dinding yang kosong, dan lantai berdebu. Tiang-tiang dipenuhi sarang laba-laba. Ruangan itu berantakan sekali.

“Marquis Yongning tidak mungkin memberontak tanpa persiapan matang. Pangeran, apakah yang akan kita cari adalah sisa surat yang berhubungan dengan persiapan itu dan mungkin masih tertinggal di sini?” tanya Zifang.

“Lin Yunshi tidak akan mengusir pengurus kediamannya tanpa alasan. Kala itu kasusnya diputuskan dengan cepat. Para petugas mungkin melewatkan sesuatu karena terburu-buru.”

Tapi tidak peduli bagaimana mereka mencari, petunjuk yang diinginkan tidak juga ditemukan. Tempat ini tidak luas, seharusnya tidak sulit menemukan sebuah mekanisme yang membuka kotak rahasia. Lantai dan dinding terlihat normal. Meja dan kursi jelas benda biasa.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Ada orang yang datang. Kakinya menginjak dedaunan kering hingga menimbulkan suara.

Murong Changfeng dan Zifang menjadi waspada. Selain mereka, apakah ada orang lain yang datang kemari juga?

Mereka segera bersembunyi di kegelapan setelah memadamkan cahaya. Suara langkah kaki itu semakin lama semakin mendekat. Zifang memegang pedangnya, bersiap menyerang jika orang itu mengetahui keberadaan mereka.

“Aku tidak percaya seseorang dapat menghancurkan negara dan mengkhianati atasannya tanpa memikirkan keluarga. Ada yang aneh dengan kasus tahun itu.”

Murong Changfeng mengernyit. Suara itu… Lin Muwan? Apa yang dia lakukan di sini semalam ini?

Lin Muwan melangkah dengan hati-hati. Dia tidak bisa tidur nyenyak memikirkan hidupnya di sini. Jika ingin memastikan dirinya aman, maka harus ada kejelasan dari semua sebab akibat di dunia ini.

Entah mengapa dia merasa kalau ada yang aneh dengan pemberontakan ayahnya tiga tahun lalu. Jika memang karena motif keserakahan, Kaisar tidak akan mengampuninya. Tapi, Kaisar justru malah membiarkannya hidup dan memberinya perlindungan.

Dipikirkan seperti apapun tetap saja aneh. Dari awal sampai akhir, semuanya aneh. Marquis Yongning ingin memberontak, persiapan yang dilakukan tidak mungkin cepat dan pasti butuh waktu lama.

Seingatnya, ayahnya tidak punya banyak teman dan selalu menuruti perintah Kaisar. Kalau mau menerobos istana, pasti diperlukan kerja sama luar dalam.

Mata-mata Kaisar ada di mana-mana. Bagaimana mungkin tidak menyadari ada pergerakan aneh di kediaman Marquis Yongning.

Jika ada yang berniat tidak setia, Kaisar tidak akan membiarkannya. Kaisar pasti menyelidikinya sampai tuntas baru mengambil keputusan.

Tapi seingatnya, pemberontakan hari itu terjadi tiba-tiba. Sejumlah besar pasukan tiba-tiba menerobos pertahanan ibu kota dan masuk ke istana kekaisaran.

Pasukan Penjaga Kekaisaran melawan pasukan ayahnya di malam hari. Mungkin saat itulah Selir Kekaisaran Chen meninggal.

Lalu Kaisar langsung menangkap ayahnya dan memasukannya ke penjara. Berdasarkan hukum, harus diselidiki dulu jika ada kecurigaan.

Kaisar seolah ingin menunda waktu, namun ada rumor buruk beredar di ibu kota. Para menteri mendesak Kaisar mengeksekusi ayahnya hari itu juga.

“Lin Muwan, beri tahu aku di mana ayahmu menyimpan sisa surat-suratnya yang sangat penting itu. Biarkan aku menentukan apakah ayahmu bersalah atau tidak,” gumam Lin Muwan.

Lin Muwan berdiri di tengah ruangan dengan sebatang lilin kecil di tangannya. Cahayanya redup. Dia memejamkan matanya, mencoba mengingat sesuatu.

Keningnya mengernyit dan tubuhnya bergetar. Cahaya lilin meliuk-liuk.

Bayangan Murong Changfeng dan Zifang hampir terlihat. Mereka dengan sigap bersembunyi menghindari cahaya.

Lin Muwan juga mencari surat-surat lama ayahnya? Apakah mungkin Lin Muwan menyadari sesuatu juga?

Tidak, Murong Changfeng merasa Lin Muwan tahu lebih banyak dari yang dia kira.

Lin Muwan pasti mengetahui sesuatu dari kasus pemberontakan ayahnya, namun karena situasi yang mendesak, dia tidak bisa memberi tahu siapapun dan merahasiakannya.

Lin Muwan membuka matanya. Ah, di sana rupanya. Lin Muwan mendekati salah satu tiang penyangga. Lilin didekatkan, matanya memicing mencari sesuatu.

Jepit rambut di kepalanya dia ambil. Lin Muwan kemudian menusukkan ujung runcing nan tipis jepit rambut tersebut ke tiang kayu.

Ada celah kecil di sana. Ujung jepit rambut membuka sebuah ruang kecil di dalam tiang. Lin Muwan tersenyum melihat tumpukan kertas kecil tersimpan di sana.

Ada aroma khusus yang menguar begitu ‘pintu’ kecil di tiang itu terbuka. Ternyata benar, surat-suratnya masih ada di sini.

Murong Changfeng menatap tajam Zifang hingga Zifang merasa bersalah. Canggung sekali. Ia akui dalam hal menemukan mekanisme, dia kalah dari Nona Lin.

Tapi bukankah ini adalah kediamannya tiga tahun lalu? Wajar saja kalau Nona Lin lebih tahu soal kediaman ini.

Insting Lin Muwan memberi tahu bukan hanya dia sendiri di ruangan itu. Lin Muwan diam-diam mengambil belati dan menempatkannya di tangan.

Ia berjalan mundur, lalu dalam sekali gerakan meletakkan belati tersebut di leher Murong Changfeng. Tapi di saat yang sama, ujung pedang Zifang juga mengarah pada leher Lin Muwan.

Murong Changfeng menatapnya dengan tenang. Di bawah keremangan cahaya, matanya berkilat jernih. Seperti mata kucing yang menatap tajam mangsanya di malam hari. Lin Muwan mengernyit, merasa sorot mata tersebut tidak asing.

“Kau mau membunuh suamimu sendiri?”

“Murong Changfeng?”

Begitu tahu orang itu adalah Murong Changfeng, Lin Muwan semakin menempelkan belatinya. Sedikit gerakan salah dapat merobek kain penutup wajah dan menggores kulit leher Murong Changfeng. Sorot mata Lin Muwan berubah tajam, seperti mata elang yang ingin memangsa makanannya.

“Mengapa kau di sini?”

“Harusnya aku yang bertanya. Lin Muwan, sedang apa kau di sini? Kau bukan sedang bernostalgia, kan?”

“Kau tidak buta, kan? Kau melihat jelas apa yang kucari di sini. Aku menebak kau mencarinya juga.”

Ujung pedang di leher Lin Muwan kemudian diturunkan. Karena datang untuk tujuan yang sama, maka tidak perlu saling membunuh.

Lin Muwan tidak menyangka kalau Murong Changfeng akan mencari benda yang sedang dicari olehnya juga. Dengan sifatnya itu, mudah dikatakan kalau dia juga menyadari ada yang mencurigakan dari pemberontakan Marquis Yongning tiga tahun lalu.

“Surat-surat lama ayahku aku yang menemukannya. Jika Pangeran menginginkannya, temui aku di kediaman.”

Lin Muwan mengambil semua surat di ruang kecil tiang kayu itu, mengantonginya ke dalam celah pakaiannya. Murong Changfeng tidak akan berani mengambilnya secara paksa dari tempat itu. Karena hanya dengan begitu, Lin Muwan bisa menariknya dan menekannya.

“Pangeran, apakah tidak akan mengejar Nona Lin? Surat-surat itu sangat penting. Bagaimana jika Nona membakarnya?” tanya Zifang sesaat setelah Lin Muwan keluar.

“Dia bisa membakarnya jika tidak ingin hidup lagi.”

Lin Muwan tidak akan membakar surat itu. Dia bukan orang yang akan melenyapkan petunjuk yang berkaitan dengan kasus ayahnya.

Murong Changfeng membiarkannya pergi karena wanita itu memang lebih berhak tahu. Lagi pula suratnya ditemukan olehnya dulu.

“Tinggalkan tempat ini. Kembali ke kediaman!”

1
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!