NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 20: BAGAIMANA RASANYA MENELAN AIR KOLAM?

Zhou Ying mengajak beberapa orang memainkan sebuah permainan yang menantang. Untuk mengisi waktu sambil menunggu perjamuan usai, dia menyuruh orang mengambil anak panah dan busur lengkap dengan papan sasaran. Dia bertaruh bersama beberapa pemuda yang turut hadir malam itu.

Para gadis berkerumun untuk menyaksikan pertunjukkan. Zhou Ying dari kediaman Guru Agung Kekaisaran punya bakat alami dalam seni bela diri. Kemampuan panahannya bagus dan dia bisa berkuda dengan cepat.

Kecantikan nomor dua di ibu kota itu disegani. Hanya saja sikapnya kasar dan angkuh, selalu menanggap remeh orang yang dianggap tidak setara dengannya.

“Kau tidak berniat mengajakku memainkan permainan sebagus ini?”

Zhou Ying menoleh dan melihat Murong Zhiyang datang. Dalam pertemuan semacam ini, dia tidak akan menunjukkan ketidakpuasan secara terang-terangan. Insiden di perburuan memang harus diperhitungkan, tapi harus melalui cara yang bagus agar orang ini mengerti posisinya.

“Pangeran ingin bergabung?”

“Tentu saja. Tapi, bermain dengan benda mati tidak seru. Aku rasa ada objek lain yang lebih menarik dijadikan sasaran.”

Matanya mengarah pada keberadaan Lin Muwan yang berjalan sambil melihat-lihat. Senyum liciknya tersungging.

Zhou Ying tiba-tiba merasa ide Murong Zhiyang sangat bagus. Objek sasaran hidup lebih seru dan menantang. Kebetulan pula dia bisa memuaskan keinginan berburunya yang terpaksa ditunda.

“Selera Pangeran Keempat sungguh bagus. Matamu jeli sekali. Objek yang kau tunjuk lebih menarik dari apapun.”

Zhou Ying mengangkat busurnya. Anak panah kemudian melesat membelah udara. Anak panah itu kemudian tertancap tepat di depan kaki Lin Muwan. Seandainya Lin Muwan melangkah beberapa sentimeter lebih jauh, maka yang akan menjadi tempat pendaratan anak panah itu adalah kakinya sendiri.

Dia mendongak, menatap arah datangnya anak panah ini. Zhou Ying dan Murong Zhiyang juga memandangnya remeh, seakan perbuatannya barusan bukan masalah besar. Sebaliknya, mereka semakin tertantang.

“Bajingan itu rupanya belum puas memburuku,” gumam Lin Muwan.

“Nona, sebaiknya kita pergi saja. Meladeni Nona Zhou dan Pangeran Keempat tidak akan memberi akhir yang bagus,” ucap Biyi.

“Jika aku pergi, mereka tetap akan memburuku.”

Lin Muwan mengambil anak panah itu, kemudian melemparkannya kembali. Arah anak panah melesat adalah tempat Zhou Ying dan Murong Zhiyang berada.

Dia berpikir, kelas menembaknya mengajarinya cara menembak tepat sasaran. Anak panah maupun peluru, prinsipnya sama saja. Kebetulan juga dia ingin menguji apakah kekuatan tangannya sudah pulih atau tidak.

Orang-orang panik, menyingkir menghindari lesatan anak panah. Anak panah tersebut kemudian jatuh tepat di depan kaki Murong Zhiyang dan Zhou Ying.

“Lin Muwan, kau berani!”

Tapi dibandingkan seruan Zhou Ying yang tidak terima, orang-orang lebih tertarik pada cara Lin Muwan melempar kembali anak panah itu dan mengembalikannya pada pemilik asalnya. Zhou Ying membutuhkan busur untuk melesatkannya, sementara Lin Muwan hanya perlu menggunakan tangannya, melemparnya dengan tangan kosong.

Kesenjangan ini cukup besar. Walau tidak menutup kemungkinan Lin Muwan memiliki kemampuan itu karena dia keturunan marquis, namun peristiwa di keluarganya bisa menjadi alasan ketidakmampuannya. Mungkinkah Nona Lin ini sebenarnya adalah seorang ahli?

“Anak panahmu jatuh di tempat yang salah. Aku hanya mengembalikannya padamu.”

“Memangnya kenapa kalau aku menjatuhkan anak panah di depanmu? Statusmu tidak sebanding denganku. Bahkan meski kau mati pun, tidak ada yang akan peduli padamu. Jadi orang harus tahu sadar diri.”

“Nyawaku memang tidak berharga, tapi apakah kau sanggup merenggutnya? Kau tidak berniat menanyakan pendapat Kaisar dan minta izinnya? Beranikah kau meminta izin Pangeran Kesembilan untuk membunuhku?”

Perkataan Lin Muwan adalah penegasan yang membuat orang-orang berpikir ulang kalau ingin menyakitinya. Kaisar saja bisa mengampuninya, lalu apa hak Zhou Ying ingin merenggut nyawanya?

Apakah kediaman Guru Agung Kekaisaran sudah tidak mau nyawanya lagi dan berniat melawan?

“Lidahmu tajam sekali. Berlindung di bawah nama Kaisar, sungguh tidak tahu malu.”

“Tentunya tidak sebanding dengan Nona Zhou yang memanah manusia di bawah pengawasan Kaisar.”

Zhou Ying tersulut emosi. Wanita sialan pembawa bencana ini sungguh berlidah tajam. Ia rasa keberanian itu semakin besar karena Kaisar memberinya perlakuan khusus.

“A Ying, jangan diteruskan. Kau tidak akan menang melawannya dengan kata-kata,” ucap Murong Zhiyang. Jika tidak dilerai, maka perdebatan itu akan semakin panas.

“Nona Lin begitu percaya diri. Kalau begitu, apakah kau mau bergabung dengan permainan?”

Murong Zhiyang masih belum melampiaskan emosinya pada wanita ini. Mempermalukannya di sini adalah belas kasihan terbaik untuknya. Dengan kekuasaannya, orang-orang di sini bisa dibungkam jika terjadi sesuatu kepada Lin Muwan.

Zhou Ying terlihat marah. Dia mengambil busurnya dan mengangkatnya lagi, kemudian membentangkan talinya.

Anak panah melesat membelah angin dan menancap di tengah papan panahan. Setelah itu, dia melempar busurnya dengan emosi dan beranjak pergi.

Lin Muwan mengambil busur. Lumayan berat, tapi daya lesatnya sangat hebat. Busur yang ia gunakan di markas adalah busur modern, berbeda dengan yang ia pegang saat ini.

Ada sensasi luar biasa ketika dia menyentuhnya. Kalau busur ini ditemukan kelak di masa depan, bukankah akan terlihat sangat luar biasa?

Dia mengambil sebuah anak panah dan merentangkan tali busurnya. Orang-orang menarik napas, penasaran apakah selir Pangeran Kesembilan ini bisa panahan atau tidak. Pandangan mata Lin Muwan tertuju pada lingkaran merah di tengah papan panahan.

Tenaganya dipusatkan di tangan. Tali merentang tegang. Namun tiba-tiba dia membelokkan arah, mengarahkan anak panah itu pada tempat Zhou Ying berada. Matanya sedingin es.

“Wanita bajingan, biar aku menambahkan kesenangan untukmu.”

Murong Zhiyang menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi. Lin Muwan ingin memanah Zhou Ying! Sebelum Murong Zhiyang dapat mencegahnya, anak panah itu sudah lebih dulu melesat dengan cepat.

Zhou Ying menyadari bahaya. Dia menoleh dan membelalak. Sebuah anak panah sedang melesat ingin menusuknya.

Dengan gerakan secepat kilat dia menghindari anak panah tersebut. Tapi, ujung anak panah menyabet pipinya, menciptakan sebuah garis luka sepanjang dua sentimeter.

Bukan hanya itu, Zhou Ying juga kehilangan keseimbangan. Dia jatuh ke dalam kolam ikan setelah tidak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri.

Suara air terdengar dan semua mata memandang ke arahnya. Kolamnya tidak dalam, tapi rasa malu yang ia dapatkan jauh lebih besar dari apapun.

“Ups, tanganku tergelincir. Nona Zhou, apakah kau tidak terluka?”

Lin Muwan buru-buru menyimpan busurnya. Seharusnya hadiah yang ia berikan cukup untuk membuat Zhou Ying malu setengah mati.

Kalau menembaknya dengan tepat di bagian vital, mungkin Zhou Ying bisa mati. Lin Muwan tidak akan bisa melarikan diri dengan posisinya saat ini.

Tak ayal, kejadian barusan sukses membuat orang-orang di Taman Fuxi terkejut setengah mati. Lin Muwan, putri dari Marquis Yongning yang memberontak itu baru saja menembak putri Guru Agung Kekaisaran dan membuatnya jatuh ke kolam!

Apakah mata mereka tidak kelilipan? Apakah mereka sedang mabuk hingga melihat sesuatu yang tidak terduga?

Mampu menembak tanpa melukai bagian vital adalah kemampuan luar biasa yang hanya bisa dimiliki oleh seseorang yang terlatih. Dalam waktu tiga tahun belakangan ini, Nona Lin tidak pernah keluar kediaman dan hanya mengurung diri di kamar. Tidak ada semangat hidup dan diam menunggu mati.

Dari mana datangnya kemampuan bagus seperti ini?

“Lin Muwan! Beraninya kau menjatuhkanku!”

“Angin membelokkan arah anak panah. Kalau kau mau menyalahkan, salahkan angin saja. Nona Zhou, bagaimana rasanya menelan air kolam?”

Taman Fuxi jadi riuh. Semua orang menantikan kelanjutan adegan menegangkan dengan dada berdebar.

1
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!