NovelToon NovelToon
Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Suami amnesia
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author: Athena_Shou

Bianca Mith. Doktor muda arogan yang selalu saja mencari masalah setiap hari saat sedang bekerja. Ayahnya yang seorang pebisnis terkenal tidak tahan dengan kelakukan anaknya itu. Maka dari itu perjodohan itu diadakan.

Bianca menikah dengan Aether Beatrice. Dosen muda dari Universitas Mith. Sesuai kesepakatan awal, beberapa tahun setelah menikah, salah satu dari mereka harus mengorbankan cita-cita mereka untuk memimpin perusahaan keluarga.

Namun tepat setelah satu hari setelah pernikahan, Aether baru mengetahui bahwa ia memiliki penyakit serius pada bagian otaknya. Membuat Aether akan kehilangan sedikit demi sedikit ingatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_Shou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Ke Desa

Bianca dan Aether sampai di Desa NorthWest. Saat mereka keluar dari mobil, mereka sudah disambut seorang perempuan tua di depan rumah.

Perempuan itu adalah Irene Beatrice. Ibu dari Aether. Dan mertua Bianca.

Aether berjalan menuju Irene menarik sebuah koper. Itu bukan kopernya. Koper milik Bianca. Dan barang-barang di dalamnya pun milik Bianca. Aether tidak membawa apapun. Karena di dalam kamarnya masih ada pakaiannya yang sengaja ditinggal.

"Selamat pagi," sapa Bianca tersenyum saat sudah berada di hadapan Irene.

"Selamat pagi. Kalian datang lebih pagi dari perkiraanku," ujar Irene menepuk pundak Bianca lembut.

"Apakah kalian sudah makan?" tanya Irene menatap Bianca dan Aether secara bergantian.

"Kami belum makan. Kami sengaja tidak makan untuk bisa mencicipi makanan Ibu," jawab Aether dengan wajah bahagia karena setelah sekian lama bisa mencicipi kembali masakan buatan Irene.

"Eh, tapi Ibu belum memasak," ujar Irene terkejut.

"Yaa, tadi Ibu berpikir kalian akan makan sebelum datang ke sini. Jadi Ibu hanya membersihkan kamar kalian saja," lanjut Irene tersenyum kecil.

"Tidak masalah. Kami bisa makan nanti di luar," jawab Bianca.

"Tidak. Biarkan Ibuku memasak saja," sahut Aether.

"Aku sudah lama tidak memakan masakan Ibuku. Aku merindukannya. Dan kamu harus mencobanya. Saat Ibuku sudah memasak, semua chef di dunia ini tidak bisa mengalahkan rasa masakannya. Tangan Ibuku itu istimewa. Semua masakan yang dia masak akan terasa seperti hidangan restoran bintang lima," ujar Aether menyombongkan masakan Irene.

"Maaf, 'ya. Kamu pasti kesusahan mengurusnya. Dia memang sedikit banyak bicara," ujar Irene menatap sinis Aether.

"Tidak masalah. Saya sudah terbiasa," balas Bianca juga melirik ke arah Aether.

"Masuklah," ujar Irene menyingkirkan dari depan pintu.

Aether, Bianca, dan Irene masuk ke dalam rumah. Rumah yang sangat sederhana. Tidak lebih besar dari kediaman Mith. Bahkan barang-barang di dalamnya tidak mewah. Benar-benar tidak ada barang berharga di dalam rumah itu.

"Aku akan memasukkan kopermu ke dalam kamar. Kamu bisa bersantai di depan televisi atau istirahat sejenak di sofa," ujar Aether menunjuk ke salah satu pintu berwarna hitam.

"Iya," jawab Bianca singkat.

Aether meninggalkan Bianca. Membawa koper. Masuk ke dalam kamar. Membiarkan Bianca bersama Irene.

"Mau ikut denganku ke dapur? Kamu bisa mengambil minum di sana," tanya Irene tersenyum ke arah Bianca.

"Tentu saja," ujar Bianca membalas senyuman Irene.

Bianca mengikuti langkah Irene. Berbelok tempat pada sebelah kamar yang tadi dimasukin oleh Aether. Dan sesampainya di dapur, Bianca melihat ada yang aneh.

Dapur yang seharusnya dipenuhi oleh alat-alat dapur atau bahan-bahan makanan, kali ini tidak. Ada sekitar lima rak akrilik dengan tiga tingkat yang isinya adalah piala, piagam, dan mendali. Kelima rak itu benar-benar dipenuhi oleh ketiga hal itu.

"Apakah ini milik Aether?" tanya Bianca mendekat ke salah satu rak akrilik.

"Ha? Iya. Itu milik Aether. Semua yang ada di dalam rak miliknya," jawab Irene menatap ke arah rak sebentar sebelum pada akhirnya Irene mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas.

"Kenapa ditaruh di dapur? Bukankah biasanya ditaruh di ruang tamu?"

"Aether merasa malu jika ada banyak orang yang melihat pialanya. Jadi menurutnya lebih baik ditaruh di dapur saja. Biar cuma orang rumah dan saudara-saudaranya saja yang bisa melihatnya."

"Kenapa harus malu? Bukankah piala-piala ini seharusnya memang dipamerkan?"

"Ibupun tidak tau. Kamu harus menanyakannya sendiri."

Bianca tidak heran. Sejak awal Bianca sudah mengetahui bahwa Aether adalah orang aneh. Setiap keputusan yang diambil oleh laki-laki itu sama sekali tidak sesuai dengan akal logika Bianca. Termasuk yang kali ini.

"Apa ada yang tidak bisa kamu makan? Alergi ikan atau alergi kacang-kacangan mungkin?" tanya Irene kembali menatap ke Bianca.

"Tidak ada. Aku bisa memakan semuanya. Namun aku kurang suka rasa pedas," jawab Bianca mendekat ke arah Irene.

"Kamu berbanding terbalik dengan Aether, 'ya? Aether sangat suka dengan rasa pedas. Semua yang dia makan harus ada sambal. Bahkan ketika makan makanan yang berkuah, dia selalu menambahkan cabai di dalam makanannya."

"Benarkah? Selama dia bersamaku, dia tidak pernah makan makanan yang ada cabainya."

"Mungkin dia mencoba untuk membuatmu nyaman. Saat tau teman dia makan tidak suka dengan cabai, dia juga akan menghindari cabai."

Bianca diam. Mungkin itu alasan yang tepat mengapa selama ini di rumah, Bianca tidak pernah melihat Aether memakan makanan pedas.

"Kamu tidak ingin mengganti pakaianmu dulu?" tanya Aether muncul dari arah belakang.

"Benar juga, aku akan mengganti pakaianku dulu," jawab Bianca berjalan meninggalkan Irene.

Aether mendekat ke arah Irene. Menggantikan posisi Bianca. Menatap ke arah tangan Irene yang sedang memotong sayuran.

"Kenapa tiba-tiba saja pulang ke rumah?" tanya Irene fokus menatap tangannya yang menahan sayuran dan mengayunkan pisau.

"Kenapa? Apakah tidak boleh anakmu ini pulang ke rumah?" tanya Aether balik.

"Tidak boleh. Kamu selalu datang saat kamu sedang sedih. Kamu selalu menangis saat pulang ke rumah. Ibu senang saat melihatmu datang. Tapi Ibu tidak suka melihatmu sedih. Begitu juga dengan sekarang," jawab Irene.

"Apakah ada masalah?" tanya Irene menghentikan kedua tangannya dan menatap Aether.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menyicipi makanan Ibu," jawab Aether tersenyum.

Irene mengangguk pelan. Irene tau bahwa anaknya sedang berbohong. Namun Irene akan membiarkannya begitu saja. Karena mau bagaimanapun juga kondisi anaknya itu sudah berbeda. Anaknya itu sudah menikah. Sudah memiliki pasangan. Kalaupun anaknya itu sedang menghadapi masalah besar, maka anaknya itu akan berlari ke Bianca. Bukan ke arahnya lagi.

"Akan ada pertemuan di balai desa. Berkunjunglah ke sana. Ada beberapa warga yang ingin berterima kasih padamu," ujar Irene kembali memotong sayuran.

"Berterima kasih padaku?" tanya Aether kebingungan.

"Apakah kamu tidak ingat? Kamu membeli lima hektar sawah dan meminta beberapa warga di sini bekerja untukmu. Mereka mau berterima kasih padamu, berkatmu mereka mendapatkan pekerjaan."

"Oh, begitu. Baguslah."

"Kamu ini kenapa? Kamu masih muda. Tapi hal seperti itu saja tidak bisa ingat. Kamu sepertinya harus memeriksakan otakmu."

Aether diam. Hanya menyisakan senyuman tipis di bibirnya. Aether tidak sanggup mengatakannya. Aether tidak mau Irene tau tentang kondisinya sesungguhnya. Aether tidak mau Irene cemas. Yang Aether inginkan adalah kebahagiaan Irene.

Irene akan menjalani kehidupannya dengan kesedihan dan kekhawatiran jika seandainya tau apa yang sebenarnya terjadi pada Aether. Irene akan memaksakan diri untuk selalu berada di sisi Aether untuk memastikan keadaan anaknya itu baik-baik saja. Dan Aether tidak ingin itu.

"Badanmu lebih kurus dari sebelumnya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Irene menatap ke perut Aether.

"Sekarang aku sangat sibuk. Mengurus perusahaan Mith, masih harus menjadi dosen, dan aku memiliki banyak teman sekarang. Aku kurang pintar membagi waktuku. Jadi aku beberapa kali tidak sempat makan," ujar Aether.

"Jangan terlalu sering menahan rasa lapar. Ibu tidak mau kamu sakit."

1
Cinta Kirana
ditungguu kelanjutannyaa
Cinta Kirana
kerenn lanjuttt thorr
Jing Mingzhu5290
Mengharukan
Athena: Sebisa mungkin jam 8 malam
Cinta Kirana: lanjut kak mau tanya biasanya update jamberapa ka?
total 2 replies
SimplyTheBest
Bagus banget deh, bikin nagih!
Naomi Leon
Ngakak banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!