Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Mulai Perhatian
Cinta dan Lucy bingung harus melakukan apa, sedangkan para Tentara sedang sibuk dan terlihat pintar sekali memasak. "Aku jadi malu, sebagai wanita gak bisa masak," bisik Cinta.
"Sama, aku juga," sahut Lucy.
Reynold mulai membersihkan ikan yang dibawa oleh Cinta. Setelah selesai, dia pun membawa ikan itu untuk dibumbui. "Ambil bumbu-bumbu itu," seru Kapten Reynold.
"Siap." Cinta pun segera mengambil nampan yang berisi bumbu itu.
"Kamu ulek bumbu di cobek ini, seperti jahe, bawang merah, bawang putih, kemiri, tomat, cabe rawit secukupnya, terus kasih garam," ucap Kapten Reynold.
"Kenapa gak pakai blender saja, Kapten? 'kan biar cepat," ucap Cinta.
Reynold memukul kepala Cinta dengan wortel yang ada di sana. "Mana ada di tempat seperti ini blender?" sahut Kapten Reynold dingin.
"Hai kamu, sini bantu aduk sayur ini," seru Dean.
"Ah, iya," sahut Lucy.
Reynold menyalakan api untuk membakar ikan itu. Tidak lama kemudian Tara datang dengan membawa daun pisang, karena Reynold akan membakarnya menggunakan daun pisang itu. Sedangkan Cinta tampak bingung, dia tidak tahu nama-nama bumbu yang tadi disebutkan oleh Reynold.
Reynold kembali menoleh ke arah Cinta. "Kenapa malah diam? cepat haluskan bumbu-bumbunya," sentak Kapten Reynold.
"Bumbunya yang mana saja? aku gak tahu, yang aku tahu hanya bawang putih dan bawang merah ini," sahut Cinta dengan sengirannya.
Reynold menepuk jidatnya sendiri. "Kamu tidak pernah masak sebelumnya?" tanya Kapten Reynold.
Cinta menggelengkan kepalanya. Reynold pun menghembuskan napasnya kasar, lalu mengambil bumbu-bumbu yang harus dihaluskan ke dalam cobek. "Sudah, sekarang kamu haluskan semua bumbu itu," ucap Kapten Reynold.
Cinta pun dengan semangat menggeprek bumbu-bumbu itu membuat isinya berhamburan ke bawah. Lagi-lagi Reynold hanya bisa mengelus dada melihat Cinta seperti itu. "Sini, aku kasih tahu caranya."
Reynold mengambil cobek dan mulai mengulek bumbu-bumbu itu. Cinta melihatnya dengan seksama dan merasa kagum karena Reynold pandai memasak.
"Patricia sebenarnya cari pria yang seperti apa? padahal Kapten sudah sangat sempurna, ini malah cari masalah dengan memilih pria yang sudah beristri," ucap Cinta.
Reynold seketika menghentikan gerakan tangannya. "Maksud kamu apa? jadi dokter itu sudah punya istri?" tanya Kapten Reynold tidak percaya.
"Iya, Dr.Roy sudah punya istri bahkan saat ini istrinya sedang hamil," sahut Cinta.
Reynold kaget mendengar ucapan Cinta, dia tidak menyangka jika Patricia akan melakukan hal seperti itu. Mereka pun lanjut membakar ikan, Cinta sampai terbatuk-batuk karena terkena asap. "Ya, ampun mataku perih sekali," ucap Cinta sembari berdiri dan sedikit menjauh.
Tangan Cinta kotor dari kayu bakar, tanpa sadar dia menyeka keringat di keningnya dan noda hitam itu menempel di kening Cinta membuat Reynold tersenyum dan geleng-geleng kepala. "Kapten, masih lamakah?" tanya Cinta mulai jenuh.
"Sebentar lagi matang, tunggu saja," sahut Kapten Reynold.
Cinta duduk dengan menopang kedua dagunya, perutnya sudah sangat lapar dan rasanya ingin cepat-cepat makan ikan yang tadi dia siapkan bersama Reynold. Harum ikan itu sudah tercium dan membuat perut Cinta semakin lapar. "Harum sekali ikannya, masih lama gak sih?" tanya Lucy yang menghampiri Reynold dan Cinta.
"Kata Kapten sebentar lagi," sahut Cinta.
Beberapa menit kemudian, ikan itu pun matang dan Cinta sangat bahagia. Reynold segera mengangkatnya dan meniriskan ikan itu di atas wadah yang sudah disiapkan sebelumnya. Saking laparnya, Cinta cepat-cepat membuka daun pisang itu karena ingin mencobanya.
"Ya, Allah panas sekali," ucap Cinta yang langsung menarik tanganya.
"Ceroboh sekali kamu, kaya anak kecil sudah tahu baru saja diangkat masih panas," ucap Kapten Reynold.
"Habisnya aku sudah sangat lapar ini," lirih Cinta dengan mencebikan bibirnya.
Reynold pun membuka daun pisang itu, lalu dia meniup ikan dan mengambil sedikit dagingnya berniat untuk mencicipi masakannya. "Pelan-pelan seperti ini, toh gak bakalan ada yang menghabiskan ikan kamu kok," ucap Kapten Reynold.
Namun, pada saat Reynold hendak memasukan daging ikan itu ke mulutnya, dengan cepat Cinta menarik tangan Reynold dan memasukan ikan itu ke mulutnya sendiri. Reynold sampai melongo melihat kelakuan Cinta, sedangkan Lucy dan yang lainnya hanya senyum-senyum.
"Enak sekali, apalagi jika makan dari tangan orang lain rasanya jauh lebih enak," ucap Cinta dengan senyumannya.
"Mana sini, aku juga mau coba," seru Lucy.
Akhirnya satu ikan itu mereka makan sama-sama, sedangkan ikan yang satunya lagi mau Cinta berikan kepada teman-teman yang lainnya. Dari kejauhan Patricia melihat semuanya, dia merasa sangat kesal karena tidak diperhatikan lagi oleh Reynold. Dengan langkah yang penuh emosi, dia pun menghampiri semuanya.
"Reynold, bisa-bisanya kamu malah masakan ikan buat dia padahal yang mau ikan itu aku!" sentak Patricia.
"Yaelah, ini masih ada ikan satunya lagi nanti kamu juga bisa makan dengan yang lainnya," sahut Lucy dengan santainya.
Patricia semakin kesal kala melihat Cinta dan Lucy masih makan ikan dengan santainya. Tanpa diduga, Patricia pun menendang ikan yang sedang dimakan itu sehingga ikannya jatuh ke tanah dan kotor. Cinta mengepalkan kedua tangannya, kali ini Patricia sudah keterlaluan.
"Kamu sudah keterlaluan, Patricia!" teriak Cinta penuh amarah.
Dia bangkit hendak menyerang Patricia tapi Reynold dengan cepat menangkap tubuh Cinta. "Lepaskan aku, Kapten!" bentak Cinta.
"Kamu sungguh keterlaluan Patricia, dari dulu kamu memang tidak pernah menghargai orang yang ada di otak kamu hanya ingin dipuja oleh orang sedangkan kamu sendiri tidak pernah menghargai perasaan orang lain. Sekarang aku sadar, ternyata selama ini aku memang sudah salah mencintai kamu, wanita seperti kamu memang pantas dilepaskan!" bentak Kapten Reynold.
Reynold pun menarik tangan Cinta dan membawa Cinta pergi dari sana. "Dasar, wanita tidak tahu malu," sindir Lucy.
Lucy pun ikut pergi dari sana, begitu pun dengan Dean dan Tara yang ikut menyusul pergi. Patricia semakin marah dan kesal, dia memang seorang wanita manja yang selalu ingin diperhatikan oleh orang lain. Reynold membawa Cinta ke sebuah bukit yang tidak jauh, Cinta duduk di bawah pohon yang rindang sembari menetralkan amarahnya.
"Wanita itu selalu saja membuat gara-gara," kesal Cinta.
"Sebenarnya dulu Kapten lihat apa dari diri si Patricia? sampai-sampai jatuh cinta kepadanya?" hanya Cinta dengan emosi yang masih belum stabil.
Reynold terdiam, dia pun duduk di samping Cinta. Tatapannya lurus ke depan, mengingat setiap kenangan yang dulu pernah dia lalui bersama Patricia. Dia bingung harus dimulai dari mana, sebenarnya tidak ada yang tahu apa alasan dia sampai bisa menjalin hubungan dengan Patricia.