Wanita Di Balik Pohon Pisang

"Harus nya tidak usah lah di urus dulu, lagi pula hantu itu kan tidak ada mengganggu warga." ujar Purnama saat Arka memberi tahu nya.

"Mengganggu lah, Ma! kan dia menampakan diri, terus kalau yang penakut bisa sampai demam." jelas Arka.

"Ya sudah kalau begitu kamu yang urus sampai tuntas." sahut Arya.

"Eh enggak dong, Ayah sama Mama bantu juga lah." Arka tidak mau bila sendirian.

"Ngapain Mama sama Ayah juga bantu, kan kamu yang mulai duluan." Arya berkata cuek saja.

"Aku niat nya baik loh, siapa tau saja wanita itu awal nya sangat menderita dan butuh bantuan." jelas Arka lagi agak ketar ketir di buat nya.

"Ya paling cuma bantu dikit saja, kamu yang memulai jadi kamu juga harus tanggung jawab sampai selesai!" tegas Arya ingin anak nya tau tanggung jawab.

Arka menarik nafas panjang kalau sudah begini, maka sudah pasti dua ular ini tidak akan mau membantu nya seratus persen, tau begini maka tidak akan Arka mulai duluan mengurus wanita di balik pohon pisang. kalau pun tidak di urus sekarang oleh Arka, maka suatu saat pasti akan di urus juga oleh dua ular ini.

Tapi bagai mana lagi karena sudah terjadi sehingga tidak bisa mau mundur, dia memang harus tanggung jawab sampai masalah itu selesai. lagi pula ada para member juga yang bisa membantu nya, ada Maharani dan Nilam yang selalu siap sedia membantu nya mengurus masalah hantu, asal kan Arka punya sesuatu yang untuk menyogok mereka berdua.

"Tapi aku boleh kan pakai member mana pun?" tanya Arka.

"Silahkan saja asal kan mereka mau, yang penting minta tolong nya sopan dan tidak merendahkan mereka." jawab Purnama.

"Aigooo padahal dia kalau minta tolong suka membentak bentak!" batin Arka melirik Mama nya.

"Apa yang kau pikirkan bocah!" Purnama menjewer telinga nya Arka.

"Aaaahhh ampun, ampun!" Arka menjerit karena terasa sangat sakit.

"Maka nya kalau di kasih tau jangan membatin, dasar bocah nakal." Arya pun tidak membela anak nya.

"Ampun, maaf ya, Mama cantik!" Arka berusaha membujuk agar di lepaskan.

Purnama pun melepaskan jeweran nya di telinga Arka, dia berdehem sebentar dan kembali fokus lagi membaca buku buku soal hal ghaib yang sudah pernah dia lalui. itu lah kesibukan nya Purnama, beda dengan Arya yang masih sibuk juga mengurus laundry nya yang sangat ramai dan juga mengurus keperluan anak anak juga.

"Jadi apa yang Maharani laporkan?" tanya Purnama.

"Belum ada, baru malam ini mereka bergerak dan hujan pula." sahut Arka.

"Hujan pun bukan masalah bagi mereka, toh mereka itu iblis." jawab Arya pula.

"Iblis pun punya perasaan loh, apa lagi mereka yang agak lebay begitu." sahut Arka lagi.

"Ku adukan maka kapok lah kau, tidak akan mau lagi dia membantu mu." ancam Purnama tersenyum pelan.

"Jangan dong, aku susah payah mencari sepatu gaharu untuk mereka berdua!" teriak Arya takut duluan bila di adukan.

Tertawa Purnama dan Arya karena Arka sudah sangat takut sekali mau di adukan dengan Maharani dan Nilam, itu paling parah kalau sudah merajuk sehingga pasti Arka sangat takut kalau mereka sampai ngambek dan tidak mau lagi di suruh mencari tau. memang masih ada member lain juga, namun rasa nya Arka sangat pas kalau dengan mereka saja.

"Baik baik kau dengan mereka kalau tidak mau kena amuk." Arya tertawa pelan.

"Bila perlu kau sogok terus dengan yang kelap kelip." Purnama juga tertawa.

"Mau cari apa lagi aku yang kelap kelip, itu saja masih bagus kok." sahut Arka.

"Eh tapi kok hantu itu ada di sana ya." Arya lama lama tertarik juga.

"Ayah tau aneh nya di mana?" Arka menatap Ayah nya.

"Apa?"

"Hantu itu tidak mau bicara sedikit pun, dia tidak menangis atau pun tertawa! namun aku tau dia sangat menderita, sorot mata nya saja penuh kesedihan." jelas Arka.

"Kenapa dia tidak mengeluarkan suara, atau ada seseorang yang membungkam nya?" heran Purnama.

"Oleh sebab itu ku suruh dua kuntilanak gaul itu mencari tau, kenapa dia tidak mau bersuara sedikit pun." Arka semangat karena dua ular ini sudah mulai tertarik mendengarkan.

Arya dan Purnama juga mulai berpikir kenapa hantu itu memang sama sekali tidak menimbulkan suara, tidak mau tertawa atau menangis, memang sungguh aneh karena biasa nya mereka akan menangis bila sudah menderita saat menjelang kematian nya. namun yang ini sama sekali tidak, menangis atau pun tertawa sama sekali tidak dia lakukan.

...****************...

"Gimana, Mas?" Juwita mendekati suami nya yang baru pulang.

"Apa nya?" Radja bingung dengan pertanyaan sang istri.

"Soal rumah dan kebun kamu itu loh, mau di urus enggak sih warisan nya." Juwita sudah tidak sabar lagi.

"Nanti saja lah karena aku belum ada waktu, uang ku juga masih ada sehingga tidak usah repot mengurus warisan yang itu!" sergah Radja melepaskan dasi nya.

Juwita menggeram tertahan karena saat ini dia butuh uang, jatah pemberian dari Radja sudah habis sehingga tidak bisa mau meminta lagi. nanti yang ada Radja malah curiga, saat Juwita sedang memikirkan cara tapi dia malah melihat wallpaper ponsel nya Radja.

"Kamu punya ponsel lain, apa apa kamu?!" Juwita berteriak keras.

"Kembalikan padaku!" Radja meminta ponsel di tangan Juwita.

"Jawab aku, Mas! siapa wanita ini?" teriak Juwita langsung naik darah.

"Berhenti membuat perkara, kau dan aku sama jadi tidak usah banyak tingkah!" Radja membentak keras sambil merampas ponsel nya.

"Apa maksud kamu? kenapa kamu bisa menikahi wanita lain!" teriak Juwita sangat tidak terima.

Radja menuangkan wine di gelas dan menenggak habis karena sebenarnya dia sangat muak dengan masalah ini, andai saja dia tidak bersumpah kala itu di depan orang tua Juwita yang sudah meninggal maka wanita ini pasti sudah di ceraikan oleh dia.

"Ini alasan kamu tidak mau menyentuh ku, karena kamu punya istri lain!" teriak Juwita mencengkeram leher Radja.

"Karena kau pelacur! kau yang duluan selingkuh dari ku, kau pikir aku tidak tau." Radja mendorong Juwita hingga terjengkang.

"Ka...kamu?!"

"Kau membawa pria itu kerumah ini, kau berzinah di rumah ku!" geram Radja.

Juwita menelan ludah nya dengan susah payah karena dia sudah ketahuan pula oleh suami nya, dia sama sekali tidak menduga bahwa suami nya tau bahwa dia punya hubungan dengan Mateo. bahkan uang banyak habis karena di berikan pada Mateo, berondong nya sangat gila uang.

Jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih.