NovelToon NovelToon
Bukan Sistem Biasa

Bukan Sistem Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Dikelilingi wanita cantik / Sistem
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: Sarif Hidayat

Beberapa bulan setelah ditinggalkan kedua orang tuanya, Rama harus menopang hidup di atas gubuk reot warisan, sambil terus dihantui utang yang ditinggalkan. Ia seorang yatim piatu yang bekerja keras, tetapi itu tidak berarti apa-apa bagi dunia yang kejam.
​Puncaknya datang saat Kohar, rentenir paling bengis di kampung, menagih utang dengan bunga mencekik. Dalam satu malam yang brutal, Rama kehilangan segalanya: rumahnya dibakar, tanah peninggalan orang tuanya direbut, dan pengkhianatan dingin Pamannya sendiri menjadi pukulan terakhir.
​Rama bukan hanya dipukuli hingga berdarah. Ia dihancurkan hingga ke titik terendah. Kehampaan dan dendam membakar jiwanya. Ia memutuskan untuk menyerah pada hidup.
​Namun, tepat di ambang keputusasaan, sebuah suara asing muncul di kepalanya.
​[PEMBERITAHUAN BUKAN SISTEM BIASA AKTIF UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA TUAN YANG SEDANG PUTUS ASA!
APAKAH ANDA INGIN MENERIMANYA? YA, ATAU TIDAK.
​Suara mekanis itu menawarkan kesepakatan mutlak: kekuatan, uang,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarif Hidayat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Prihal sistemnya

Setelah makan malam sederhana yang hangat, Rama dan Bela duduk di teras kayu rumah, menikmati ketenangan malam. Lampu kuning remang-remang dari dalam rumah menerangi mereka. Ponsel baru Bela, model X-Series berkilauan, tergeletak di sampingnya, menjadi pengingat bisu akan segala hal yang telah berubah.

​Mereka terdiam lama, hanya suara jangkrik dan daun bergoyang yang mengisi kekosongan. Bela menyandarkan kepalanya pada tiang kayu, menatap Rama yang duduk di tangga teras, memandang ke kegelapan di luar.

​"Kak Rama," Bela memecah keheningan, suaranya pelan, sedikit bergetar.

​"Ya, Bela?" jawab Rama tanpa menoleh, nadanya lembut.

​"Aku... aku senang sekali dengan ponsel dan semua pakaian ini," kata Bela. "Aku berjanji akan menjaganya baik-baik."

​Rama tersenyum tipis. "Syukurlah. Itu hadiah perpisahan."

​Kata-kata itu menghantam Bela. Perpisahan. Walaupun ia sudah tahu rencana ini, tetap saja terasa menyakitkan.

​"Kenapa harus buru-buru, Kak?" Bela bangkit dan duduk di dekat Rama. "Kenapa Kakak harus pergi dalam tiga hari?"

​Rama akhirnya menoleh. Matanya menatap Bela dengan tatapan serius, penuh tekad, namun juga ada sedikit kesedihan.

​"Kakak sudah menunda ini terlalu lama, Bela," jelas Rama. "Sejak orang tua Kakak meninggal, kehidupan Kakak berubah. Kakak harus mencari cara untuk berdiri sendiri. Kakak sudah berutang banyak pada bapak dan ibu mu. Kakak tidak bisa terus-terusan menjadi beban mereka."

​"Kakak bukan beban!" sergah Bela cepat. "Mereka sayang sama Kakak! Kami semua sayang sama Kakak! Lagipula, sekarang Kakak punya uang. Kenapa tidak tunggu sampai liburan sekolah?"

​Rama menggeleng. "Uang ini adalah modal awal, Bela. Uang ini harus Kakak putar di tempat yang tepat. Di desa ini... tidak ada kesempatan yang bisa mengubah nasib Kakak. Kakak harus ke kota. Harus berani mengambil risiko."

​Bela menunduk, memainkan ujung baju barunya. "Tapi... siapa yang akan menemaniku ke sekolah? Siapa yang akan menjaga dan melindungiku nanti?" lagipula kak Rama tidak mungkin benar-benar berhenti sekolah bukan,"

​Keheningan kembali menyelimuti mereka. Kali ini, keheningan itu terasa berat, dipenuhi kecemasan Bela dan tekad Rama.

​"Bela," Rama menghela napas. "Kamu sudah besar. Kamu kuat. Kamu bisa menjaga dirimu sendiri." Ia meraih tangan Bela, mengusap punggung tangannya dengan ibu jari. "Dan Kakak tidak akan hilang. Kita punya ponsel baru. Kita bisa video call setiap hari. Kakak akan pastikan kamu baik-baik saja."

​"Tetap saja berbeda, Kak," bisik Bela, matanya mulai berkaca-kaca. "Kakak sudah seperti kakak kandungku. Kenapa Kakak tidak coba lanjutkan sekolah di sini saja sampai setelah hari pelulusan barukan kakak pergi ke kota mencari pekerjaan? Tinggal satu semester lagi, Kak. Setelah ini, kita bisa lulus bersama."

​Rama melepaskan tangannya, kembali menatap ke luar. Ada penyesalan di matanya. "Itu sudah tidak mungkin, Bela. Kakak sudah berhenti sekolah sejak beberapa bulan lalu. dan mungkin satu-satunya arah juga keputusan yang sudah kakak ambil, paling tidak kakak akan pergi ke sekolah untuk meminta ijin surat kepindahan kakak jika saat tiba di kota nanti kakak ingin meneruskan sekolah kakak."

​"Ja-jadi kapan Kakak akan mengurus surat pindah sekolah,?" tanya Bela, mencoba mencari celah harapan.

​"Besok,," Rama mengangguk. "Tiga hari lagi, Kakak akan berangkat. Tapi sebelum itu, Kakak harus datang ke sekolah kita untuk yang terakhir kali. Mengurus surat-surat itu, setidaknya agar status Kakak jelas. Setelah itu, Kakak akan langsung ke kota."

​Bela menghela napas panjang, kekalahan menyelimutinya. Ia tahu, ketika Rama sudah mengambil keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya. Ketegasan yang sama saat Rama memutuskan membeli dua ponsel mahal itu, kini Rama tunjukkan untuk masa depannya.

​"Janji, ya, Kak. Nanti kalau Kakak sudah sukses, Kakak harus sering pulang," kata Bela, mencoba terdengar kuat.

​Rama tersenyum, kali ini senyum tulus yang membuat wajahnya terlihat lebih muda. "Tentu. Dan Kakak janji, Kakak akan melakukan yang terbaik dan selalu menghubungimu."

​Mereka kembali terdiam. sampai mereka akhirnya kembali ke kamar masing-masing.

ke esok anda paginya

[DING! Selamat pagi tuan!]

Selamat tuan mendapatkan hadiah login harian berupa pil ketampanan tingkat rendah.]

Rama yang baru saja membuka matanya langsung terpaku mendengar notif hadiah dari sistemnya itu,"Apa kamu bilang? pil ketampanan.. ada juga pil semacam itu,"? Jelas mendengarnya namanya saja membuat Rama agak sedikit penasaran,

Namun suara sistem di kepalanya tidak terdengar setelah Rama menunggunya beberapa saat sampai ia memutuskan untuk langsung bertanya saja prihal pil tersebut,

"Baiklah.. coba kamu jelaskan tentang pil yang baru saja kamu sebutkan itu,"?

[DING! Pil ketampanan terbagi menjadi tiga tingkatan, rendah menengah dan atas.!]

[Pil Ketampanan tingkat rendah akan meningkatkan ketampanan seseorang yang memakannya hingga 30%.]

[Pil ketampanan tingkat menengah akan meningkatkan ketampanan hingga 70% dan membuat lawan jenis ingin selalu berdekatan dengan tuan]

[Pil ketampanan tingkat tinggi bisa meningkatkan ketampanan hingga 100% juga bisa membuat lawan jenis siap untuk melahirkan keturunan untuk tuan rumah.]

Rama tidak bisa untuk tidak terkejut mendengarnya,"Ap-apaan..? pil ketampanan yang kamu sebutkan itu. bukakan pil itu akan menentang hukum alam, bahkan akan mengakibatkan perang antar pria jika mereka mengetahui tentang pil itu," Seru Rama tetapi hanya salam benaknya saja,

[DING! Pil itu hanya sistem yang menyediakannya khusus untuk tuan rumah, dan pil itu bukan berasal dari planet atau alam tempat tuan berasa saat ini]

"Eh,? apa maksudmu,"? ucap Rama seketika merasa ada rahasia besar di balik perkataannya sistemnya itu,

[Ding! Untuk mengetahuinya, tuan rumah harus mengupgrade sistem ke versi terbaru terlebih dahulu, tuan.]

"Ap-apa.. mengupgrade,?" Ulang Rama, jelas hal baru tentang sistemnya ini kembali is dengar,

[DING! Ya, Tuan. Saat ini Tuan berada di Versi Awal (Rendah). Versi ini berfokus pada pemberian hadiah harian sederhana dan pembukaan fungsi dasar, seperti hadiah login harian dan beberapa tugas dadakan.]

​[Versi Menengah akan membuka fitur Toko Sistem lebih lengkap, Misi Harian yang lebih kompleks, dan Papan Peringkat yang bisa meningkatkan pendapatan poin Tuan. Di versi ini, Tuan bisa mulai melihat potensi nyata dari Sistem.]

​[Dan Versi Tertinggi, yang Tuan butuhkan untuk misi rahasia Sistem, akan membuka Fungsi Teleportasi, Pembuatan Item Khusus, dan Keterampilan Tertinggi. Kelebihan utamanya adalah... ia bisa meningkatkan peluang Tuan untuk berevolusi menjadi Makhluk Surgawi dan membuka tabir rahasia asal-usul Sistem.]

​Rama menyipitkan mata, otaknya berputar cepat mencerna informasi baru itu. "Berevolusi... makhluk surgawi? Tunggu. Lupakan itu dulu. Berapa banyak poin yang dibutuhkan untuk upgrade ke versi-versi tersebut?"

​[DING! Untuk mencapai Versi Menengah, Tuan membutuhkan 1.000.000 Poin Tukar.]

[Untuk mencapai Versi Tertinggi, Tuan membutuhkan total 100.000.000 Poin Tukar, Tuan.]

​Rama terbatuk, kaget. Matanya membelalak, ia merasa dicekik oleh angka fantastis itu. "Seratus juta?! Aku bahkan hanya memiliki ratusan poin sekarang,! Itu angka yang sangat besar.. bagai mana cara aku mengumpulkan poin sebanyak itu"?

​[DING! Itulah tugas utama tuan untuk saat ini. mengumpulkan poin sebanyak yang tuan bisa dari misi-misi yang akan sistem berikan semakin tinggi versi sistem.]

Rama terdiam cukup lama duduk di tepi ranjang sembari mengusap peluh keningnya, ia merasa semakin ke sini semakin banyak misteri yang harus ia ungkap prihal sistemnya ini.

1
Was pray
amat pendek
Cihuk Abatasa (Santrigabut)
lanjut
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
Was pray
ceritanya lumayan menarik tapi up nya gak pasti
Memyr 67
𝗇𝖺𝗆𝖺 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗋𝖺𝗆𝖺 𝗌𝗎𝗉𝗋𝗂𝖺𝖽𝗂 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗌𝗎𝗁𝖺𝗋𝖽𝗂? 𝗄𝗈𝗄 𝗀𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗀𝖺𝗇𝗍𝗂?
Akamcad949: ah terimkasih udah di kasih tau, maaf mungkin ada sedikit typo di sana🙏
total 1 replies
kenzo
crazy up Thor
TUAN AMIR
mantap Thor. sambung lagi. ceritanya menarik 👍👍
Fatkhur Kevin
deni sampah
Saepul Laut
mantap bos ku
Rhagiel
saya sih oke....hihihiiiiii 🫣
Abdul Khoidir Hatala
keren
Abdul Khoidir Hatala
lanjutkan Thor
Durma Imamudin
cukup menghibur
Andira Rahmawati
buah naganya buat bela aja ..q juga suka☺️..
lanjut thorrrr💪💪💪
Andira Rahmawati
cerita yg menarik...👍👍👍
Cihuk Abatasa (Santrigabut)
Nice Thor
Santoso
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
shookiebu👽
Keren abis! 😎
Odalis Pérez
Gokil banget thor, bikin ngakak sampe pagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!