Takdir Cinta Almayra

Hari ini suasana kantor Royal Entertainment terlihat begitu sibuk. Banyak proyek baru yang harus segera digarap. Hal ini membuat Agam lebih sibuk dari biasanya karena harus mengadakan meeting dengan beberapa team produksi.

Agam membiarkan Mayra bekerja dibalik meja dan laptop nya karena dia tahu wanita itu masih sangat kelelahan akibat kesibukan nya beberapa hari ke belakang. Dia memilih Denis untuk mendampingi setiap kegiatannya.

Sebenarnya Agam ingin menghindari Mayra karena kejadian semalam, dimana gadis itu telah menolak dengan halus segala perasaan nya.

Dia akan merasakan kembali kekecewaan dan sakit hatinya kalau Mayra terus berada di dekatnya.

Mayra sedang fokus dengan pekerjaannya ketika Denis menghampirinya.

"May.. Bos menyuruhmu mengantarkan dokumen pengesahan ini pada perusahaan Moolay."

Ucap Denis sambil menyimpan setumpuk berkas dalam map coklat diatas meja kerja Mayra.

"Kenapa harus aku mas.? Kenapa tidak mas Denis saja.?"

Sanggah Mayra karena dia malas kalau harus pergi ke kantor perusahaan suaminya itu.

"Banyak meeting yang harus aku handle, Pak Agam juga sangat sibuk, kamu tahu sendiri lah..!"

"Tapi mas..apa tidak bisa menyuruh orang lain saja?"

Kembali kilah Mayra mencoba bernegosiasi.

Denis menggeleng.

"Bos menyuruhmu langsung May..karena kau kan terlibat langsung di dalam nya. Sudah jangan banyak alasan, supir kantor akan mengantarmu."

Ucap Denis dengan gemas. Akhirnya Mayra mengangguk setuju, terpaksa.!

******

Mayra sampai di loby utama gedung perusahaan Moolay Group. Gedung berlantai 40 itu sangat megah dan menakjubkan. Dia sedikit bergetar saat mulai menapakkan kaki di loby mewah itu.

Kemudian langsung menghampiri barisan resepsionis yang terlihat begitu cantik-cantik dan anggun.

Senyum ramah tersungging dari salah satu resepsionis yang sudah menyambut kedatangan Mayra.

"Permisi nona..Apa saya bisa bertemu dengan tuan Moolay..?"

Ucap Mayra lembut dan ramah, tak lupa menyematkan senyum manisnya.

"Apa anda sudah membuat janji bertemu sebelumnya nona.?"

Balik tanya resepsionis itu tak kalah ramah.

"Saya dari Royal Entertainment nona..sudah ada janji sebelumnya dengan direktur utama, tapi kebetulan dia berhalangan datang, jadi saya yang menggantikannya."

Ucap Mayra. Resepsionis itu melihat catatan kecil di buku tamu. Dia tersenyum kembali.

"Silahkan anda langsung saja naik ke lantai 40, nanti di sana akan disambut langsung oleh sekretaris Lee."

Ucapnya sambil membungkuk sopan.

"Terimakasih.." Sambut Mayra.

Kemudian dia berjalan menuju lift yang tidak jauh dari meja resepsionis berada.

... ..

Pintu lift di lantai 40 akhirnya terbuka. Mayra keluar dengan ragu seraya memperhatikan suasana.

Sepi, tidak ada siapapun di lantai ini. Dia terus menelusuri lorong panjang yang dinding bangunan nya bernuansa gelap dan abu.

Setelah cukup jauh berjalan akhirnya dia sampai ke ruangan yang berpintu tinggi berukiran emas.

Seperti nya pintu ini merupakan pintu penghubung menuju ruang kantor CEO Moolay Group.

Mayra membuka pintu itu kemudian melangkah masuk kedalam sebuah ruangan yang cukup besar.

Ada meja besar di sudut ruangan dimana disitu tertulis Asisten CEO. Sepertinya itu adalah meja kerja sekretaris Lee. Namun sosok Lee tak tampak di ruangan itu. Mayra bingung sendiri.

Dia memperhatikan sekelilingnya dan terlihat di ujung ruangan ada pintu besar bertuliskan kantor CEO .

Dengan ragu Mayra menuju ke dekat pintu itu.

Mencoba menarik napas dalam-dalam, kemudian membuangnya pelan. Ada perasaan aneh yang berkecamuk di dalam dadanya membuat dia sedikit tegang.

Sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan suaminya itu setelah kejadian mengerikan kemarin.

Mayra mengetuk pintu pelan, namun tidak ada sahutan dari dalam. Kemudian dia mengetuknya kembali sedikit keras. Tetap tidak ada jawaban.

Akhirnya Mayra memberanikan diri membuka handel pintu yang ternyata tidak di kunci..

Dia melongokkan kepalanya ke dalam memperhatikan keadaan. Hanya terlihat ruang depan sebuah kantor dengan sofa dan beberapa perabotan mewah lainnya.

Mayra mencoba melangkah masuk dengan perasaan yang semakin tegang. Tubuhnya seakan panas dingin.

Dia terus melangkah lebih ke dalam, sayup-sayup terdengar suara yang tidak begitu jelas.

Penasaran, Mayra mencoba melangkah lagi dan suara itu kini semakin jelas. Itu adalah suara rintihan kecil dan desahan tertahan dari mulut seorang wanita.

Mayra terdiam sesaat, namun kakinya malah membawanya melangkah menuju asal suara, entah kenapa ada dorongan perasan aneh yang seakan membakar aliran darahnya.

Ketika sampai ke sumber suara, tubuh Mayra membeku, mulutnya memekik kecil tanpa sadar, namun segera ditutup oleh kedua telapak tangannya.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Dirga sedang bercumbu mesra dengan Eveliyn.

Bibirnya bermain panas diatas gunung kembar Eveliyn yang terlihat besar dan menantang.

Tubuh bagian atas Evelyin sudah seluruhnya terbuka tanpa sisa. Dan Evelyin terlihat tengah menikmati permainan lidah suaminya itu penuh gairah.

Desahan dan erangan nikmat keluar dari mulutnya, kedua matanya nampak terpejam.

Tangan kanan Dirga nampak sedang bermain asik di bagian bawah tubuh Evelyin .

Mayra terdiam kikuk mematung, namun juga ada rasa tak nyaman yang dirasakan hatinya saat ini.

Ada hawa panas yang langsung menyeruak menghimpit dadanya.

Mendengar pekikan Mayra, kedua orang yang sedang asik bercumbu mesra itu tampak kaget. Mereka menghentikan aktifitas nya dan menoleh ke arah suara. kedua pasang mata mereka membelalak sempurna melihat Mayra tiba2 sudah berdiri di tempat itu. Dirga tampak tegang sedikit kikuk. Dia segera membenahi pakaiannya.

Sementara Evelyin..dia lain lagi, matanya tampak melotot marah ke arah Mayra.

Wanita ini benar-benar kurang ajar pikirnya, sudah berani mengganggu kesenangannya.

Dia segera membenahi pakaiannya dan berjalan cepat kearah Mayra.

Plak..!

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Mayra.

"Apa kau tidak punya sopan santun hahh..!!

Masuk ke ruangan orang tanpa permisi.!! Ciihh..

dasar wanita murahan..!!"

Bentak Eveliyn murka. Dirga yang melihat hal itu langsung terkesiap ,wajahnya langsung mengeras.

Dengan cepat dia melangkah mendekati mereka berdua. Tapi Evelyin sudah bergerak cepat menyerang Mayra dengan menarik hijab nya dan mendorong keras tubuh Mayra hingga terjatuh ke lantai.

"Dasar murahan..!! kenapa kamu datang kesini hahh..!!

Mau mencoba merayu suamiku hehh.?"

Evelyin terus berteriak seperti kesetanan. Dirga dengan cepat menangkap tubuh Evelyin, menahannya agar tidak lagi menyerang Mayra.

Dalam keadaan itu sekretaris Lee masuk dengan tergesa-gesa, sesaat dia bengong melihat mereka bertiga. Dia mau membantu Mayra berdiri, tapi tidak berani melihat tatapan membunuh Dirga yang menatapnya horor !

"Ev..sudah, sudah..! sebaiknya kau tenangkan dirimu dulu..! Lee bawa Ev keluar dari sini..!"

Ucap Dirga. Mayra terlihat masih terduduk di lantai, menunduk, mencoba menahan desakan air mata yang ingin keluar. Dia hanya bisa memejamkan mata, menguatkan hatinya menahan rasa sakit atas hinaan Evelyin.

"No honey..! aku tidak akan meninggalkan dirimu dengan wanita ini.! Dia ini berbahaya.! "

Teriak Evelyin masih mencoba berontak ingin kembali menyerang Mayra.

"Ev..dia punya urusan pekerjaan denganku.! sudah sebaiknya kau pergi dulu.Tunggu aku di rumah !"

Suara Dirga sedikit meninggi, hal ini menyebabkan Evelyin terdiam, menatap Dirga dengan wajah cemberut campur kesal.

"Mari nyonya saya akan mengantar anda ke mobil." .

Ucap Lee sambil bergerak membimbing Evelyin.

Mata Evelyin kembali tertuju pada Mayra yang sudah berusaha bangkit.

"Awas kamu ya, urusan kita belum selesai.!"

Sentak nya sambil kemudian meraih tasnya diatas meja kerja Dirga. Sebelum keluar dia merangkul tubuh Dirga, berjinjit dan mencium bibirnya dengan sengaja mengeluarkan suara keras .

Akhirnya dengan angkuh dan gaya super modelnya dia berjalan melengos menabrak bahu Mayra kencang.

Kemudian berjalan keluar di ikuti sekretaris Lee.

Tubuh Mayra yang ditabrak Evelyin,kembali hampir saja terjatuh kalau Dirga tidak cepat2 menahannya.

Dengan cepat Mayra menepis keras pegangan tangan Dirga di bahunya. Dia berusaha kembali berdiri tegak.

Dirga mengernyitkan alisnya melihat reaksi Mayra.

"Ayo duduk..!" Titah Dirga sambil kembali berusaha menarik tangan Mayra, namun lagi-lagi di tepis oleh Mayra. Raut muka Mayra juga terlihat seakan jijik tangannya di pegang oleh Dirga.

Dirga menatap tajam wajah Mayra, rasa kesal seketika memenuhi dadanya menerima perlakuan dari Mayra yang seolah jijik pada dirinya.

"Ada apa denganmu..! Ayo cepat duduk.!"

Sentak Dirga tidak tahan. Dia kembali mencoba meraih tangan Mayra.

"Lepas..! Jangan menyentuhku..!"

Ucap Mayra dengan suara sedikit keras.

Dirga makin kesal, ada apa dengan wanita ini.?

Dia membuang napas nya kasar. Mayra terlihat menyimpan berkas dokumen pengesahan diatas meja kerja Dirga. Kemudian dia berbalik melangkah mau keluar dari dalam ruangan..

*******

TBC.....

Jangan lupa dukung author terus yaa gaiiss...!!

Like , koment and vote..! Tq..,😘🙏