Gadis Tengil Milik Si Tampan

Saat ini gina memilih untuk pulang ke rumah,bukan dia tidak percaya akan kata-kata Faris,tapi dia tidak ingin meninggalkan bibinya sendiri dalam kondisi hamil besar seperti sekarang.

Dia pulang diantar oleh Faris,dan saat dia keluar dari mobil Ita sang bibi menghampiri gina dan juga Faris yang masih berada di teras rumah mereka

"gina,kau dari mana saja?Edo tadi kemari nanyain kamu,bibi jawab bibi tidak tahu karna kamu belum pulang sejak tadi.kamu dari mana gina,kenapa ponselmu tidak aktif?"

Gina yang melihat sang bibi langsung memeluk erat sang bibi

"bibi Ita....hiks hiks hiks!"dengan tertatih menghampiri sang bibi,menangis tersedu sedu,gina sudah tidak sabar ingin cerita

Faris yang merasa bertanggung jawab atas keadaan gina memilih untuk melanjutkan di dalam

Faris telah sepakat dengan gina untuk memberi tahukan apa yang sudah terjadi,gina butuh dukungan saat ini

Gina telah mengambil resiko yang sangat berat untuknya.tapi Faris meyakinkan jika dirinya tidak lah sendiri.faris akan selalu menemaninya kapan pun ia membutuhkan dirinya

Mereka bertiga telah berada di dalam rumah,bibi Ita berada di samping gina dan gina berada di pelukan sang bibi dia tidak ingin melepas pelukannya

Gina merasa sangat takut, kegelisahan begitu jelas terlihat di wajah gina,namun Ita mencoba menyikapi dengan tenang

"ada apa gina,kenapa kau menangis?"bibi Ita sudah mengelus rambut panjang gina

dia menatap ke arah Faris"mas Faris bisa jelaskan kepada bibi apa yang terjadi pada gina?"

Faris berkata namun sebelum Faris berbicara gina sudah berbicara duluan

"bibi Kak Edo jahat bi,kak Edo kejam,kita tidak usah berurusan dengan nya lagi ya bi,gina akan mencari pekerjaan yang lain saja bi,gina tidak ingin bekerja disana lagi bi,boleh ya bi?"kata gina

"ada apa gina coba jelaskan lebih kepada bibi,bibi masih Tidak mengerti"kata Ita

"kak Edo menjual foto-foto syur gina ke majalah dewasa bi!"

"dan pemilik majalah dewasa itu memiliki hubungan percintaan dengan kak Edo bi,tadi ponsel gina di bawa kak edo.gina tidak tahu bagaimana ponsel gina ada bersama kak Edo bi,dan gina lupa jika gina menyimpan foto-foto bugil gina di galery ponsel bi"

"terus lanjutkan!"kata sang bibi dan gina mengangguk

"gina tidak tahu bagaimana caranya kak Edo mengambil foto-foto itu,tapi setelah di selidiki sama mas Faris kak Edo ternyata telah menjual nya ke salah satu pemilik majalah dewasa,mas Faris sudah meretas nomor kak Edo dia melihat sebuah transaksi m-banking dengan tarif cukup mencengangkan yang di transfer di rekening kak Edo"

"kata mas Faris ini ada hubungannya dengan foto-foto gina itu bi,karena pada waktu gina mengambil ponsel gina,gina sempat melihat kak Edo membahas foto-foto dan transaksi itu waktu bertemu di cafe,dan gina melihat kak Edo tengah bermesraan dengan wanita itu bi"

"tunggu bagaimana Faris bisa menyimpulkan itu?"menatap ke arah Faris

"mas Faris adalah seorang peretas,kami tadi tidak sengaja bertemu di depan kampus,kata mas Faris aku sempat menelepon nya,padahal aku sudah kehilangan ponselku sejak pagi,bagaimana mungkin aku menelfon nya.lalu kemudian mas Faris mencoba melacak ponsel ku dan ketemu bi,ponselku ada bersama dengan kak Edo itu"

"ini belum mendasar gina,ini masih simpang siur,kau tidak bisa menuduh tanpa bukti,bisa saja kau berfikir begitu karena kau tengah cemburu kan?kau bilang kak Edo mu tengah bermesraan bisa saja kau berkata seperti ini dan menuduh Edo karena kau sendiri sudah tidak ingin bersamanya"

Deg gina memandang ke arah sang bibi begitupun dengan Faris

Gina agak menjauhkan dirinya,saat sang bibi punya pendapat lain

"katakan kepada bibi,apa yang kau lakukan?"Ita seperti mengintrogasi

sekarang keadaan seakan berbalik

"kau menuduh Edo telah bermesraan dengan seorang wanita?aku tidak mempermasalahkan tentang foto-foto itu karena memang belum terjadi sesuatu yang menggemparkan sejauh ini,hanya saja kau sudah menuduh Edo yang bukan-bukan dengan seorang wanita,tapi kau tidak me lihat dirimu gina kau sendiri juga sama.katakan kepada bibi apa semenjak tadi kau bersama dengan Faris?"

"bibi tanya gina,kenapa menunduk?"tambah Ita mengintrogasi

Inilah yang di takutkan oleh Faris,semua belum ada bukti,tapi gina memilih untuk menceritakan kepada sang bibi,bukan masalah tindakan Edo yang di pikirkan oleh Faris tapi tindakan mereka yang di takutkan oleh Faris saat ini,tapi dia sudah bertekad tidak akan mundur,"tidak masalah cepat atau lambat juga pasti akan tahu,jadi persiapkan saja dari sekarang"begitulah pemikiran Faris

"kenapa kau diam?Faris apa kau bisa jelas kan kepada bibi?"menatap ke arah Faris

Gina langsung menatap ke arah Faris,dan menggeleng memberi kode untuk tidak menceritakan tapi inilah Faris

"kami sudah melakukan hubungan suami istri "

Deg

Gina langsung menutup matanya air matanya terjatuh,dadanya begitu sesak bergemuruh hebat,badannya gemetar dia tidak berani menatap sang bibi sekarang

ita melihat dengan jelas keberanian dari Faris,dan menatap tajam ke arah gina

"apa kau mencintai gina?"tanya bibi Ita ke arah Faris

Gina membuka mata,dia melihat sang bibi yang menanyai Faris saat ini dengan raut muka yang seram

"aku mencintainya"jawab Faris tegas dan tenang

bibi Ita menatap ke arah gina"apa kau juga mencintai nya gina?"tanya sang bibi

gina sendiri bingung harus mengatakan apa,dia hanya diam

"gina belum ada rasa sama saya bi!"Faris

"jangan memanggilku bibi,"jawab Ita tegas dengan pandangan mata yang tajam

"baik nyonya maafkan saya,saya mengerti"balas Faris

"bibi jangan begini!"gina memprotes

"diam kau,kalian tau tindakan kalian tidak lah benar,dan kau Faris kau sudah tahu kan jika gina memiliki pacar kenapa kau bisa mencuri gina dari pacarnya"

"bibi Faris tidak mencuri ku,dia malah menolongku bi!"gina terus membela Faris

"diam kau gina,ketika bibi sedang berbicara usahakan untuk diam!"tegas Ita dia benar-benar sangat marah saat menatap leher gina yang di penuhi oleh kiss Mark pada saat itu Ita sudah sangat penasaran siapa yang melakukan ini kepada putrinya,ya gina sudah di anggap sebagai putri nya sendiri

"bibi jangan salahkan faris,gina nya juga mau kok bi"gina terus saja menjawab sang bibi

"apa yang kau lakukan gina,kau sudah memiliki kekasih,dan barusan semalam orang itu berbicara kepada bibi,lalu nanti apa yang harus bibi katakan padanya gina,kenapa kau seperti ini"ita menatap gina

"tapi gina tidak memiliki rasa sama kak Edo bibi,kak Edo nembak gina dan gina hanya menjawab akan gina coba tapi ternyata gina tetap tidak punya rasa padanya bi"

"dan sekarang apa kau juga punya rasa dengan Faris?"Ita memastikan,sedang Faris menatap ke arah gina

"ya gina merasa ada sesuatu yang gina rasakan saat dekat dengan faris"aku gina dengan menatap ke arah Faris

"kau merasakan apa?"tanya Ita

"aku nyaman dan tenang bila bersama Faris bi,dan aku merasa kesal jika sehari tidak berjumpa dengannya,memang awalnya aku benci dengan sikap arogan nya dan juga dingin nya,tapi aku merasa aku membutuhkannya setiap saat"gina menatap ke arah Faris

Faris tersenyum mendengar penuturan dari gina,ada rasa bangga dalam dirinya kala mendengar kata-kata membutuhkan setiap saat.

"jika kalian sudah saling mencintai kenapa kalian tidak jadian saja dari dulu?"Ita berbicara dengan nada kesal

"aku memang ingin menjodohkan mu gina dengan mas Faris ini,tapi kau malah memilih Edo,kau membuat bibi kesal karena sekarang kau membuat bibi dalam masalah yang besar,bibi harus bagaimana sekarang?"Ita berbicara dengan sedikit sesenggukan

gina bisa bernafas lega,dia langsung menghambur memeluk sang bibi

"bibi!!!!bibi membuat gina takut,aku fikir bibi akan marah dan akan mengusir gina!"

"jelas bibi akan mengusir mu,tapi tidak sekarang nanti kalau kau sudah menikah,kau harus ikut suami mu,mengerti?"memukul tangan gina dengan rasa sayang

"bibi yang terbaik,lihatlah Faris bibi ku baik kan,aku yakin bibi akan mempercayai aku,lihatlah dia tidak mengusirku"

"diam kau,aku masih belum merestui kalian ya,dan kau mas Faris,jangan pernah tinggalkan gina,jika kau meninggalkan nya dan tidak menikahinya akan aku cari kemana pun kau berada"sahut Ita dengan menunjuk ke arah Faris

"baik nyonya,saya akan segera menikahi gina"ucap Faris

Bersambung