NovelToon NovelToon
KENANGAN SANG PENDAKI

KENANGAN SANG PENDAKI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Pengganti / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:19
Nilai: 5
Nama Author: Maria Anastasia

Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25. MENDAPAT RESTU

"Aku mau bertunangan dengan Bayu, pa, ma?"

Papa kaget mendengar permintaanku bahkan sampai papa menumpahkan tehnya itu.

"Ta-tapi kamu kan baru saja masuk kuliah, nak! Masa secepat itu kamu bertunangan dengan Bayu. Apalagi kamu dan Bayu itu kan baru saja memulai hubungan?" Ucap papa.

Mama tidak berbicara apa pun hanya mendengarkan perdebatan antara papa dan aku.

"Dan papa takutnya nanti kuliah kamu terganggu karena pertunangan ini." Tambah papa.

"Pa, aku janji tidak akan membuat kuliahku berantakan. Malah dengan pertunangan ini aku akan semakin semangat dalam menempuh pendidikanku dan juga supaya hubungan kami pun lebih terarah, pa!" Jelasku kepada papa.

"Memangnya kamu sudah yakin dengan hubungan kamu dan Bayu? Jangan sampai ketika sudah bertunangan dan kedepannya kalian merasa bosan atau tidak cocok lagi, pada akhirnya malah kalian memilih untuk berpisah." Tanya papa.

"Papa kok malah mendoakan yang buruk untuk aku dan Bayu?" Jawabku.

"Bukan maksud papa mendoakan kamu yang buruk, nak! Papa hanya ingin kamu meyakinkan diri bahwa kamu memang betul-betul mencintai dia, dan tidak akan ada penyesalan di kemudian hari." Jelas papa.

Aku pun mengambil tangan papa dan menggenggamnya erat,

"Aku mencintai Bayu, dan aku yakin tidak akan menyesal, pa! Dia pria yang baik dan juga sabar, aku mau mendampingi dirinya sampai akhir hidup kami." Ucapku meyakinkan papa.

Papa hanya menarik nafas dan menatap mama untuk meminta pendapat.

"Ehemm... mama rasa Bayu itu pria yang baik dan juga sangat menyayangi Dona. Mama yakin sekali kalau Bayu pasti akan menjadi calon suami yang baik untuk Dona." Ucap mama.

"Papa tidak usah ragu, dan untuk pertunangan ini mama rasa tidak masalah. Nanti acara pertunangannya juga cukup keluarga inti dari kita dan dari Bayu, tidak perlu banyak orang yang tau." Jelas mama kembali.

"Baiklah kalau memang mama setuju! Papa mau Bayu datang ke rumah ini dan melamar kamu di hadapan papa dan mama, maka dengan begitu papa akan memberikan restu." Ucap papa.

"Jadi papa setuju kah?" tanyaku meyakinkan diriku lagi.

"Iya, kalau mama setuju maka papa pun setuju. Karena biasanya feeling seorang ibu lebih bagus dari pria." Ucap papa sambil tersenyum dengan mama.

"Tapi ingat Bayu harus kesini menghadap papa dan mama." Ucap papa kembali dengan tegas.

"Baik pa, aku akan memberitahukannya kepada Bayu. Terimakasih banyak papa, mama, aku menyayangi kalian berdua." Ucapku sambil memeluk mereka berdua.

***

Selesai berbincang-bincang dengan kedua Orang tuaku, aku pun segera menuju kamar dan menelepon Bayu.

"Halo, selamat malam sayang." Sapa Bayu dari seberang sana.

"Selamat malam juga Bayu," sapaku balik.

"Ada apa kamu meneleponku, sayang? kamu kangen ya?" ucapnya dari seberang sana yang membuatku tersenyum malu.

"Apa sih kamu ini, Bay? aku menelepon kamu cuma mau bilang kalau kamu mau kita bertunangan, kamu harus ke rumah untuk menghadap kedua Orang tuaku." Jelasku kepadanya.

"Wahhh... aku kayak mau disidang aja? Hehehe. Baiklah sayang, besok malam aku akan datang ke rumah bersama kedua Orang tuaku." Jawab Bayu.

"Oke Bayu, terimakasih ya? Aku tunggu kedatangan kamu besok malam."

"Oke calon istriku sayang, i love you." Ucap Bayu yang membuatku tersipu malu.

Untung saja lewat telepon, kalau berhadapan langsung, dia pasti akan melihat pipiku yang sudah seperti kepiting rebus.

"I love you too, Bayu." Balasku.

Dan setelah itu aku pun segera memutuskan sambungan telepon, dan memilih untuk segera beristirahat karena memang sudah malam.

***

Pagi-pagi aku sudah bangun dan bersiap ke kampus, karena hari ini aku ada kuliah.

Hari ini aku tidak dijemput oleh Bayu, karena Bayu ada sedikit urusan penting, jadi  aku memilih berangkat dengan motor.

Aku juga sudah memberitahukan kepada papa dan mama bahwa nanti malam Bayu akan datang bersama kedua Orang tuanya.

Aku sedikit terlambat sampai di kampus, karena ada kemacetan. Sampai di kelas pun aku tidak melihat Bayu, entah kemana dia? Aku sudah menghubungi dia berkali-kali pun tetap tidak diangkat, aku kirimi pesan juga, dia tetap tidak membalasnya. Aku merasa bingung, kemana sebenarnya anak ini? Apa yang dia persiapkan sampai untuk menghubunginya pun susah sekali.

Aku sedikit tidak konsen dengan mata kuliahku hari ini karena memang kepikiran dengan acara pertunangan ku nanti malam dengan Bayu.

Akhirnya setelah satu jam lebih, mata kuliah jam terakhir pun selesai. Riri dan Lidya pun datang menghampiriku, "Dona, aku lihat kamu kayaknya kurang konsen sama mata kuliah jam terakhir. Apa ada yang sedang kamu pikirkan?" tanya Lidya padaku.

Aku sedikit bingung harus menjawab apa? apakah aku harus mengatakan kepada mereka bahwa malam ini aku akan bertunangan dengan Bayu.

"Aku hanya sedikit cemas memikirkan Bayu, karena sejak tadi aku menghubunginya, tidak ada respon darinya sama sekali." Jawabku.

"Ciee...ciee... Pasangan baru yang lagi hangat-hangatnya, baru gak ketemu satu hari aja udah cemas banget...!!" Riri pun tertawa menggodaku.

"Bukan begitu juga sih Ri, Lidya. Ada sesuatu yang mau aku sampaikan kepada kalian berdua, tapi kalian berdua bisa kan menjaga rahasia ini." Ucapku kepada mereka berdua.

"Memangnya rahasia apa? kami berdua janji tidak akan memberitahukan kepada siapapun." Jawab Riri.

"Dona, kamu kan sudah kami anggap sahabat, mana mungkin rahasiamu kami sebarkan kembali. Kalau kamu percaya kepada kami, kamu bisa cerita tapi kalau kamu meragukan kami, biar tidak usah saja." Ucap Lidya.

"Bukan begitu, aku percaya kok sama kalian berdua. Jadi begini sebentar malam ada acara di rumahku, dan karena kalian adalah sahabatku, maka aku mengundang kalian berdua untuk datang ke rumahku."

"Iya, tapi acara apa Dona?" tanya Riri yang penasaran.

"Sebentar malam aku dan Bayu akan bertunangan." Jawabku.

"Apa bertunangan...?" teriak Lidya dan Riri yang mengundang pandangan mata dari banyak orang yang lewat. Karena memang saat ini kami bertiga sedang duduk di bawah pohon mangga dekat parkiran.

"Ihhh... Kalian berdua jangan teriak gitu dong!" ucapku sambil menutup mulut mereka berdua.

"Sorry, sorry Don! tapi kamu beneran mau tunangan sama Bayu? Apakah kamu benar-benar sudah yakin sama dia?" tanya Lidya.

"Aku yakin, aku sudah mulai merasakan cinta kepada pria itu. Lagi pula setelah bertunangan kita kan bisa saling mengenal lebih dalam lagi satu sama lain." Jawabku.

"Ya sudahlah say, kalau kamu sudah yakin dengan pilihanmu. Aku dan Riri hanya bisa mendukungmu dan mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap Lidya sambil tersenyum.

"Terimakasih ya?" ucapku sambil memeluk mereka berdua.

"Pantesan aja Dona gak konsen sama kuliahnya, dia khawatir sama calon suaminya." Ucap Riri dan Lidya sambil tertawa menggodaku.

"Sekarang lebih baik kamu pulang ya? Bayu pasti lagi sibuk menyiapkan untuk pertunangan kalian nanti malam. Kamu tidak usah khawatir, Bayu pasti baik-baik saja." Ucap Riri menenangkanku.

"Oke, kalau begitu aku duluan ya. Jangan lupa sebentar malam ke rumah ya?" pamitku kepada mereka berdua.

Aku pun segera mengambil motorku dan segera mengendarainya untuk pulang menuju rumah.

Tapi ketika aku melewati jalan yang sepi, aku dihadang oleh empat orang pria yang memegang senjata tajam dan membuatku sangat takut.

"Si- siapa kalian...??" 

***BERSAMBUNG***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!