NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:51k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Ampuuun... Ampun Bang." Abdullah meringis ketika telinganya dijewer Barra. Abdullah menarik kepalanya menjauh, tapi justru tambah sakit.

Barra merasa kasihan, dan pada akhirnya melepas tangannya.

"Abang ini main jewer, memangnya aku anak SD apa" Abdullah tidak mengerti apa salahnya, bermaksud baik mengantar Faiz tapi justru kena jewer.

"Kenapa Faiz lama, seharusnya kan kamu bisa menyuruh Dia cepat pulang. Atau justru kamu yang mengajak makan di luar" pikir Barra, karena Faiz sekarang tidak mau makan.

"Makan macam mana sih Bang... tadi kan Abang lihat sendiri, aku makan di rumah sampai nambah" bantah Abdullah.

"Terus..." Barra penasaran.

Abdullah menceritakan jika atm di minimarket antri, lagi pula tidak lama-lama banget. Hanya terlambat sedikit dalam perjalanan itu biasa. "Atau jangan-jangan Abang cemburu nih, hayo ngaku," Abdullah cengengesan.

"Dih, cemburu sama kamu, wajah pas-pasan gitu"

"Nah, kan? Berarti Abang mengira Faiz pergi sama pria lain, terus Abang cemburu." Abdullah terus saja menggoda tapi Barra tidak lagi menjawab.

Abdullah semakin yakin jika Barra diam-diam menyukai Faiz. "Bang, Faiz itu janda ya?" Abdullah menanyakan ini karena Faiz kerja menginap.

"Nggak tahu, tanya terus kamu" ketus Barra.

"Pasti janda kan Bang, kalau tidak, masa... Abang aku mau jadi pebinor." Abdullah kembali tertawa.

"Cengengesan terus kamu. Tanya saja sendiri" Barra melengos.

"Nggak sopan lah Bang, masa aku tanya. Engkau masih gadis atau sudah janda, walaupun kau janda tetap ku cinta. Hahaha..." Abdullah tertawa setelah menyanyikan lagu dangdut jaman dulu.

"Berisik" Barra pun beranjak ke ruang kerja, tapi Abdullah mengekori.

.

Jam sembilan malam, Faiz cepat-cepat bangun ketika mendengar kembar menangis, walaupun tidak kencang. Ia mendekati box nampak Dilla sedang mengganti popok.

"Pipis ya, La?" Tanya Faiz serak khas bangun tidur.

"Iya Kak, tapi sudah aku ganti kok" Dilla sudah selesai mengganti popok Rohman, gantian Rohim.

Faiz pun mengangkat Rohman lalu menyusui hingga kenyang, lalu gantian Rohim yang sudah selesai ganti popok.

"Kok aku bisa ketiduran gini, La" Faiz ternyata sudah tidur selama tiga jam.

"Kakak itu kecapean" Dilla menjawab. Ia sadar, waktu Faiz tujuh puluh lima persen dihabiskan untuk anak-anak. Sementara Dilla hanya bantu-bantu saja.

"Mungkin juga La" Faiz menidurkan Arrohim, setelahnya ke kamar mandi hendak shalat isya.

"Kakak belum makan loh" Dilla mengingatkan, ketika Faiz sudah menjalankan kewajiban shalat.

"Benar juga La, kamu sudah makan..." Faiz sampai lupa, padahal biasanya tidak kuat menahan lapar setelah menyusui.

"Sudah Kak."

Faiz mengecek handphone terlebih dahulu, sebelum ke luar kamar, membaca chat Barra yang tiada lain hanya mengingatkan untuk makan. Faiz abaikan saja, karena chat sudah dua jam yang lalu.

"Aku makan dulu ya, La"

"Silakan Kak"

Faiz ke luar kamar hendak mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Ia buka penutup saji di meja makan, bibi belum memasukkan ke dalam kulkas. Mungkin bibi tahu, jika ia belum makan.

Dia balik piring yang masih posisi tengkurap, kemudian menyendok nasi beserta lauk. Sayur katuk dalam mangkuk tidak ketinggalan. Setelah menarik kursi untuk duduk, Faiz makan seorang diri.

Selesai makan dan mencuci piring bekas sendiri, Faiz kembali duduk di meja makan. Minum air putih sembari menunggu nasi turun.

"Kamu tidak makan?" Barra tiba-tiba sudah berdiri di tempat itu.

"Sudah selesai Tuan..." Faiz menatap Barra yang ikut duduk.

"Kamu ambil uang ke atm untuk membeli apa?" Barra melanjutkan pertanyaan sore tadi, tapi saat ini bertanya halus.

"Untuk membeli laptop Tuan" jujur Faiz.

"Laptop?" Barra pikir untuk apa Faiz membeli Laptop segala. "Kamu membeli laptop untuk mantan suami kamu yang kejam itu?" Imbuh Barra.

"Tidak Tuan..." jawab Faiz, untuk apa pula dia memberi sesuatu untuk mantan suaminya. Mengingat pun Faiz sudah tidak mau.

"Lalu untuk apa?" Cecar Barra.

"Untuk saya sendiri Tuan, memang tidak boleh ya, seorang ibu belajar" Faiz menyeruput air yang kedua kali.

"Saya pikir untuk Ahsan." Barra kesal jika Faiz kerja capek-capek tapi diperas mantan suaminya.

"Tapi saya rasa bukan hanya Ahsan saja pria yang kejam di dunia ini Tuan..." sindir Faiz, bukan maksudnya membela Ahsan, hanya untuk menyadarkan Barra. Bahwa kejam itu bukan hanya tindakan fisik, melukai tubuh atau apapun, tapi lidah pun jika tidak dijaga bisa berucap kejam hingga melukai hati orang lain.

"Apa maksudmu?" Barra memicingkan mata. "Kamu membela mantan suami kamu, berarti kamu masih menyayanginya?"

"Tidak sama sekali Tuan, kalau gitu saya permisi" Faiz akan kembali ke kamar tidak mau debat lagi pada akhirnya membuat Barra emosi.

"Tunggu Faiz" Barra menahan Faiz yang sudah bangkit dari kursi.

Faiz pun duduk kembali menunggu perintah tuanya.

"Laptop nya sudah kamu pesan?" Barra rupanya masih memikirkan itu.

"Kemarin sudah pesan Tuan, tapi tadi saya batalkan." Faiz menceritakan jika ternyata produk yang di pasang di iklan kosong, dan akan diganti merk lain, tentu saja Faiz menolak.

"Simpan saja uang kamu, besok saya belikan" tegas Barra.

Faiz tentu kaget, niat Barra akan membelikan laptop itu karena sebagai permintaan maaf, atau memang tulus, ia tidak mau berburuk sangka. Toh, selama ini Barra sudah banyak mengeluarkan uang untuknya. "Tapi laptop yang akan saya beli lumayan mahal Tuan" Faiz tidak mau merepotkan lagi, karena laptop pilihannya seharga lima juta.

"Laptop merk apa yang akan kamu beli?"

"Yang ini, Tuan..." Faiz membuka hape lalu menunjukkan laptop pilihannya.

"Besok saya belikan" pungkas Barra lalu menyuruh Faiz agar melanjutkan istirahat.

"Sekali lagi saya terima kasih Tuan..." Faiz pun ke kamar dengan perasaan senang.

Barra juga beranjak hendak ke kamar sendiri, karena ingin istirahat.

"Barra" Chana gantian menyetop langkah kaki Barra. Barra tidak menjawab, tapi menunggu apa yang akan Chana katakan.

"Kamu tidak seharusnya memanjakan pekerja di rumah ini Barra, mereka jadi ngelunjak sama kamu" Chana tidak suka itu.

"Jika saya ingin menolong orang susah apanya yang salah?" Barra mendelik, ibu tirinya itu selalu ikut campur.

"Kamu benar-benar ingin menolong, atau karena menyukai pembantumu, Barra?" Chana marah karena sudah sering mengingatkan ini kepada Barra, tapi semakin hari, Barra justru menunjukkan perhatian lebih kepada Faiz.

"Itu bukan urusanmu, sudah cukup Anda mengatur hidup saya." Barra membuang wajahnya. Entah ada dendam apa antara Barra dengan ibu tirinya, hingga tidak lagi menunjukkan kesopanan sebagai seorang anak walaupun hanya ibu tiri.

"Kamu sudah keterlaluan Barra!" Tandas Chana, tidak terima Barra menyebut kamu, dan Anda.

"Anda yang mulai, jika Anda masih betah tinggal di rumah ini, sebaiknya jangan ikut campur"

"BARRA...!"

...~Bersambung~...

1
Amy
siapakaah itu??
anda penasaraaaan???

samaaa aku jugaaa 🤣
Hana Roichati: 😀😀🤣🤣
ditunggu lanjutannya kak
total 1 replies
Maizuki Bintang
bgs
Sunaryati
Kok lupa Faiz nenek saja nggak lupa, Lho
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
tenyta di lamar tohhh ...
ayooo trima faiz, jngan lama lama kalau mikir....


lanjut...
semangat...
🌷💚SITI.R💚🌷
udh faiz terima aja krn yakin hati jecil kamu jg ada rasa sm barra,selain kamu sayang s si kembar,masalah chane biarin aja toh barra ada di pihak kamu dan benar kt barra dia bln siapa² cuma sebatas ibu tiri
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Dewi kunti
pura2 amnesia🤭🤭🤭🤭
zh4insu
Kan, akhirnya di ajak nikah, meski gak romantis,,, 😁😁
Rina
Jawab yess aja Faiz 🫢🫢🫢
Amy
ayo faizz jangan ragu2

terima ajaaa
LISA: Ya Faiz terima donk..
total 1 replies
Abil Dafiza
dilamar ky ny haha
Dinda Putri
mungkin kah barra mau ngakak nikah faiz😁😁
Dewi kunti
kontrak kerja pa kontrak hidup nich
Dwi ratna
asyik mau langsung dilamar inih
Dartihuti
Di ajak nikah Faiz
Rina
Apakah Bara mau melamar Faiz 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
asyiiiik mau di lamar terima ya faiz
meita
kontraknya d perpanjang seumur hidup
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
dag dig dug...
mau dkasih hadiah kah.?? atau perpnjang kontrak... 🤭
lanjut kak
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🅉🅄🄽🄸🄰👻ᴸᴷ: Iya bener tuh biar nyadar diri dia🤣🤣
LISA: Hahaaa..mau dilamar nih 🤭😁
total 6 replies
zh4insu
Mau dilamar kah? Atau,,,?? Aku pinisirin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!