NovelToon NovelToon
Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:38.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reni Juli

Setelah dua tahun menikah, Laras tidak juga dicintai Erik. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan cinta suaminya tapi semua sia-sia. Laras mulai lelah, cinta Erik hanya untuk Diana. Hatinya semakin sakit, saat melihat suaminya bermesraan dengan Dewi, sahabat yang telah dia tolong.
Pengkhianatan itu membuat hatinya hancur, ditambah hinaan ibu mertuanya yang menuduhnya mandul. Laras tidak lagi bersikap manja, dia mulai merencanakan pembalasan. Semua berjalan dengan baik, sikap dinginnya mulai menarik perhatian Erik tapi ketika Diana kembali, Erik kembali menghancurkan hatinya.

Saat itu juga, dia mulai merencanakan perceraian yang Elegan, dibantu oleh Briant, pria yang diam-diam mencintainya. Akankah rencananya berhasil sedangkan Erik tidak mau menceraikannya karena sudah ada perasaan dihatinya untuk Laras?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Laras duduk sendirian. Matanya memandang keluar jendela, melihat orang yang berlalu lalang di sekitar restoran. Siang ini dia dan Briant telah membuat janji temu untuk membahas proposal mereka yang belum selesai.

Terlihat ada sebuah beban yang sedang dia pikirkan. Dia menghela nafas berkali-kali. Kopi yang dia pesan bahkan sudah dingin.

Briant yang baru datang menghentikan langkah. Dia jadi ragu untuk menghampiri Laras dan mengganggu dirinya. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh wanita itu, tapi dia terlihat rapuh walaupun Laras bersikap tegar.

Dia tidak ingin menebak tapi dia sudah mendengar desas-desus rumah tangga Laras. Wanita secantik dan sepintar dirinya, kenapa harus menikah dengan baji*ngan seperti Erik Wijaya?

Sayangnya, pria seperti Erik tidak bisa melihat berlian yang ada di depan mata. Seandainya Laras adalah istrinya, maka dia tidak akan memperlakukannya seperti itu tapi sayangnya mereka berdua hanyalah rekan bisnis.

Briant kembali melangkah, menghampiri Laras. Dia sudah berdiri di hadapannya tapi Laras masih saja termenung. Pikirannya yang kacau membuat Laras tidak menyadari keberadaannya.

"Hm!" Briant berdehem. Laras terperanjat. Dia menatap pria itu beberapa detik sampai akhirnya dia menyadari jika rekan bisnis yang dia tunggu sudah datang.

"Oh, tidak!" Laras buru-buru berdiri dan terlihat tidak enak hati.

"Aku tidak menyadari kedatanganmu, Pak Nugraha."

"Tidak apa-apa, Bu Laras. Sepertinya Anda sedang ada masalah dan aku bisa melihat itu."

"Tidak. Aku tidak berada dalam masalah apapun. Aku hanya memikirkan bisnis yang akan kita bahas" Laras berusaha tersenyum, agar pria itu tidak semakin curiga.

Salahnya, tidak seharusnya dia bersikap seperti itu padahal dia harus bertemu dengan klien pentingnya.

Briant menatapnya. Meski Laras berusaha menyembunyikan kegelisahannya tapi dia dapat melihatnya.

"Bu Laras, seperti yang aku ucapkan waktu itu," Brian menarik kursi lalu melanjutkan perkataannya, "Aku sangat tidak keberatan menjadi tempatmu untuk berbagi. Tidak baik menahan segala kesedihan. Itu bisa membuatmu jatuh sakit. Lebih baik kau berbagi denganku, aku akan menjadi pendengar yang baik seperti sahabatmu."

"Seorang sahabat yang kita percaya, tidak selalu bersikap baik, Pak Nugraha. Sebaiknya Anda berhati-hati agar Anda tidak tertipu oleh sahabat sendiri."

"Kau berbicara seperti ini, apakah kau sudah pernah mengalaminya?" Rasa ingin tahu menyelinap. Mungkin saja Laras mau sedikit membicarakan pernikahannya dengan Erik Wijaya.

Sungguh, dia jadi ingin merebutnya dari laki-laki bodoh seperti Erik.

"Tentu saja. Tidak saja menghianatiku, tapi dia juga menikam aku dari belakang. Aku harap Anda berhati-hati agar tidak mengalami seperti apa yang aku alami!"

"Wah, Aku ingin mendengarnya," Briant meletakkan kedua tangan di atas meja, dia terlihat serius, "Apakah aku boleh mendengarnya lebih jauh? Mungkin aku bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi denganmu."

Kedua mata ada menyipit, ada kecurigaan dari sorot mata Laras. Briant tersenyum tipis. Dadanya berdebar, semakin dilihat wanita itu, semakin membuatmu tertarik. Tak saja cantik dan pintar, tapi Laras selalu menjaga sikap elegannya agar dia terlihat baik-baik saja.

"Apa kau tidak ingin berbagi denganku?" Tanyanya lagi.

Laras menghela nafas. Kopi dinginnya pun diteguk. Apa yang sedang dia lakukan? Tidak seharusnya dia berbagi masalah hidup apalagi dengan seorang laki-laki. Dia tidak mau ada yang salah paham dengan hubungan mereka berdua.

"Maaf Pak Nugraha, aku jadi membicarakan masalah pribadi. Padahal kau datang untuk membahas proposal. Aku telah membuang waktumu yang berharga, maafkan aku."

"Laras, Sdesungguhnya aku tidak keberatan jika kau memang ingin berbagi denganku. Aku akan meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkannya jadi tidak perlu merasa tidak enak hati."

"Terima kasih," potong Laras dengan cepat, "Tapi aku lebih suka kita membahas bisnis sekarang," Laras tersenyum, tetap bersikap sopan supaya pria itu tidak tersinggung sama sekali.

Briant menghela nafas. Sangat disayangkan, padahal Laras sudah mau sedikit terbuka. Memang tidak mudah. Tapi selama mereka masih terlibat dalam urusan bisnis, dia bisa mendekatinya pelan-pelan sampai Laras nyaman dan mau berbagi dengannya.

Laras memanggil pelayan, memesan minuman untuk mereka berdua lagi. Sekarang mereka serius untuk membahas proposal.

Meski dia butuh teman untuk berbagi, tapi menjadikan Briant Nugraha sebagai teman curhat bukanlah pilihan baik.

***

Sementara itu. Erik dan Dewi tengah menikmati waktu mereka berdua.

Pulau yang mereka datangi seindah yang dijanjikan agen perjalanan. Laut biru terbentang sejauh mata memandang, pasir putih menghampar lembut, dan vila mewah menjadi tempat mereka menghabiskan waktu. Namun, keindahan itu sama sekali tidak mampu mengusir gundah di benak Erik.

Dewi mengenakan bikini tipis, tubuhnya berkilauan oleh sinar matahari. Ia berjalan mendekat dengan langkah menggoda, menyentuh bahu Erik yang duduk termenung di kursi pantai.

“Sayang,” bisiknya dengan suara serak, “kita di surga dunia, hanya ada aku dan kamu. Kenapa kau malah melamun?”

Erik menoleh sekilas, tersenyum hambar. “Aku hanya lelah, Dewi.”

“Lelah?” Dewi mendengus, lalu duduk di pangkuannya. Tangannya melingkari leher Erik, bibirnya nyaris menyentuh bibirnya. “Bukankah kau yang mengajakku ke sini? Apa kau lupa tujuan kita datang?”

Namun Erik hanya diam. Matanya kosong, seolah menembus tubuh Dewi dan melihat bayangan Laras yang muncul tanpa henti di kepalanya. Senyum istrinya, tangisan diam-diamnya, bahkan tatapan dinginnya, semua menghantui.

Dewi semakin tidak sabar. Ia menempelkan tubuhnya erat, namun Erik menoleh, menghindar.

“Cukup, Dewi. Aku tidak ingin sekarang.”

Kekecewaan tergambar jelas di wajah wanita itu. Ia bangkit, menepis tangan Erik dengan kasar. “Kau bercanda, kan? Kita jauh-jauh datang ke sini hanya untuk bercinta. Tapi kau justru duduk termenung. Ala kau sedang memikirkan istrimu itu?”

Erik terdiam. Itu memang benar. Sesakit apapun pernikahannya dengan Laras, bayangan istrinya tidak mau pergi.

“Dasar laki-laki bodoh!” Dewi melangkah pergi, menghentakkan kaki di atas pasir. “Kalau kau terus memikirkan perempuan dingin itu, kenapa kau mengajak aku datang ke tempat ini?”

Erik hanya menunduk. Dadanya sesak, kepalanya berdenyut hebat. Kenapa dia jadi memikirkan Laras? Bukankah seharusnya dia menikmati waktunya dengan Dewi?

Belum sempat ia mengejar Dewi, ponselnya berdering. Nama ibunya muncul di layar. Dengan berat hati, ia mengangkatnya.

“Erik! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau membawa wanita lain dan meninggalkan istrimu?!” suara ibunya melengking tajam. “Kau mempermalukan keluarga kita, Erik!”

“Tolong jangan ikut campur, Ma!”

“Jangan membantahku! Sebaiknya kau pulang. Jika kau tidak mau mempertahankan Laras, ceraikan dia. Biar aku yang carikan perempuan lain untukmu!"

"Aku tidak bisa menceraikannya, bukankah kita sudah membahas hal ini?"

"Kalau begitu, kenapa kau tidak memperbaiki hubunganmu dengan Laras. Kenapa kau justru bermain wanita?"

“Ma, aku tidak bisa.”

“Tidak bisa atau tidak mau? Erik! Kau sudah dewasa, berhenti mempermainkan rumah tangga! Pulang atau cerai, pilih salah satu!”

Telepon terputus dengan nada tajam. Erik memejamkan mata, mengusap wajahnya dengan frustrasi. Kata-kata ibunya menggema di kepala, membuatnya semakin goyah.

Ia berdiri, menatap laut yang berkilau, namun pikirannya kalut. Dengan langkah tergesa ia mencari Dewi yang masih merajuk di teras vila.

“Kita pulang,” ucap Erik datar.

Dewi terbelalak, wajahnya merah padam. “Apa?! Baru juga sampai, Erik! Kau pikir aku ini apa? Boneka yang bisa kau bawa seenaknya?!”

“Aku pusing, Dewi. Aku harus pulang. Jangan membantah.”

“Dasar pengecut!” Dewi menjerit, lalu membanting gelas anggur yang ada di meja hingga pecah berantakan. “Kau tidak pernah benar-benar menginginkan aku. Selalu saja Laras yang ada di pikiranmu!”

Erik menatapnya tanpa kata. Sesungguhnya, apa yang dia inginkan? Apakah dia sudah bosan bermain-main? Ataukah sikap dingin Laras mulai membuatnya goyah?

1
Ikoh Jenggung
maju terus laras
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
mana bisa Ratna menuntut Laras apalagi saat itu menjadi suami Laras. Ratna kau boleh sombong tp jgn botol, bodoh n tolol 🤣🤣🤣
jd pengen Ratna jd gembel 🤣🤣
Dewi Ariyanti
ayo Laras jangan takut pada ibu mertuamu 💪💪💪💪
Ma Em
Semoga Laras segera tau siapa yg menabrak Laras .
Dewi Ariyanti
Erick kau mendekati Laras hanya ingin memberikan ibumu cucu nanti setelah itu kau pasti kau berselingkuh lagi ck ck itu tidak akan mungkin terjadi karena laras akan pergi meninggalkan mu sebelum usahamu tercapai
Ikoh Jenggung
Erik mungkin penasaran aja karna belum mencicipi laras makanya mau melakukan apapun
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Erik pede sekali bisa bobo n menghasilkan cucu buat emaknya 🤣
hayuu Erik n Ratna cemuuuunguut utk tujuan kalian yg bersebrangan 🤣🤣
Sunaryati
Segera Laras jangan sekedar rencana
Sunaryati
Mintalah pada Laras pasti dikasih
mery harwati
Ayo Ratna berusahalah lebih keras lagi untuk mengambil buku nikah Erik & Laras agar rencanamu semakin mulus untuk mengesahkan perceraian Erik & Laras 💪😛
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Laras seakan memberikan Erik sayap utk terbang tinggi ternyata sayapnya rapuh, Erik jatuh lagi gubrak 🤣🤣
semangat utk mendapat luka Erik 🤣
Lianty Itha Olivia
kasihan juga lihat perjuangan Erik KLO SDH begini
Ikoh Jenggung
ssekarang biarin Erick terbang nanti hempaskan sampai titik paling dalam
Dewi Ariyanti
💪💪💪Laras biarkan Erick merasa terbang tinggi dan berbunga bunga dan setelah itu kau hempaskan seperti angin biar dia merasakan apa yang kau rasakan dulu
🌈Yulianti🌈
nanti pas s Diana datang mana janji mu mana sumpah mu yg pernah kau ucapkan dahulu pokoknya mpreet lah kau erik
Ma Em
Laras emang kamu yg terbaik biarkan si Erik berusaha sendiri untuk berubah dan perbaiki dirinya paling nanti lama2 selingkuh lagi .
Susan Susanti
semangat briant 💪
mery harwati
Istri orang lebih menantang Briant 😄
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Go go pebinor🤣🤣👍👍
lyani
istri org lebih menggoda y bre
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!