Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti
Langkah Laras gontai, saat menyusuri lorong menuju ruang kerja suaminya.
Map berisi dokumen penting dipeluk erat di dada, seakan ingin melindungi hatinya yang sejak lama rapuh dan luka.
Ada senyum di wajahnya, senyum tipis yang menyembunyikan kehampaan.
Saat sampai di depan pintu yang sedikit terbuka, tangannya sempat terangkat untuk mendorongnya. Namun, suara dari dalam membuatnya membeku.
"Erik... apa ini tidak masalah? Bagaimana kalau istrimu tahu?"
"Tidak perlu khawatir. Laras tidak akan pernah tahu apa yang kita lakukan."
"Tapi... ahhh..."
Desahan yang terdengar jelas menusuk ulu hatinya.
Jari-jarinya mencengkeram gagang pintu dengan kuat, matanya menatap kosong ke celah sempit di depannya. Ia mengenali suara itu.
Dewi.
Sahabatnya sendiri. Perempuan yang ia tolong saat tak punya apa-apa. Da membujuk Erik agar menolong Dewi dan memberinya pekerjaan.
Tapi kini, Dewi tengah mencumbu suaminya di ruangan itu.
Laras, wanita berusia 28 tahun.
Sudah dua tahun menikah dengan Erik, pria yang tak pernah mencintainya. Ia tahu betul, cinta Erik bukan untuknya tapi untuk Diana, mantan kekasihnya yang telah menjadi istri orang.
Laras hanya pelarian. Dia adalah tempat pelampiasan bagi Erik karena kekecewaannya ditinggalkan oleh Diana.
Pernikahan mereka jauh dari kata bahagia, pernikahan yang dipaksakan karena sebuah perjodohan. Sejak awal dia sudah tahu, tapi dia menerima perjodohan itu karena cintanya pada Erik.
Dia tidak pernah dicintai, tidak pernah dipedulikan dan kini, Dewi, yang katanya sahabat, ikut menikamnya dari belakang.
"Ah... Erik, jangan di sana!"
Suara Dewi menggema lagi, penuh desahan palsu yang menjijikkan.
Dengan pelan, Laras mendorong pintu sedikit lagi. Dari celah kecil itu, ia melihat segalanya—Dewi dan Erik, di atas meja kerja, saling melekat dalam gairah yang hina.
Ini bukan pertama kali.
Sudah berkali-kali ia memergoki Erik berselingkuh, bahkan dengan wanita berbeda. Tapi tak satu pun yang menyakitkan seperti kali ini. Karena kali ini, pengkhianatannya datang dari orang yang ia percaya sepenuh hati.
Ia bahkan pernah memberitahu ibu mertuanya, tapi tak dipercaya. kebencian ibu mertuanya terhadap dirinya, lebih besar dibandingkan dengan kebencian Erik.
Mereka menganggapnya memanfaatkan situasi untuk mendapatkan uang padahal dia tidak pernah memeras mereka. Dia bekerja sepenuh hati di perusahaan itu walaupun pernikahan mereka dirahasiakan karena Erik tidak mau ada yang tahu akan hubungan mereka berdua.
Laras berusaha tegar, dan menahan air mata. Tangannya gemetar saat merogoh saku dan mengeluarkan ponsel.
Ia mulai merekam. Tidak ada emosi di wajahnya, hanya kekosongan. Beberapa detik cukup. Bukti telah ia dapatkan meski dia tidak tahu apakah bukti itu berguna atau tidak.
Ponsel ia masukkan kembali ke dalam saku. Ia menegakkan tubuhnya, memeluk map dokumen lebih erat, dan menarik napas panjang. Waktunya bersikap anggun... seolah tak terjadi apa pun. Walaupun hatinya sudah hancur berkeping-keping.
Tok... Tok... Tok...
Kehadiran itu mengejutkan mereka.
Erik dan Dewi seketika panik, tubuh mereka berpisah dalam kekacauan kecil. Dewi buru-buru merapikan blus yang terbuka, menyisir rambutnya dengan jemari. Erik pun membenahi bajunya dan berdiri kaku.
"Masuk," suara Erik terdengar serak tapi tegas.
Laras melangkah masuk dengan wajah datar dan langkah ringan seolah tidak melihat sesuatu yang salah.
Pandangan matanya tak menunjukkan amarah, hanya ketenangan yang menyimpan badai.
"Maaf mengganggu," ucapnya pelan, lalu meletakkan map di atas meja.
"Aku hanya ingin menyerahkan dokumen ini. Sudah ditandatangani oleh tim legal, kau bisa memeriksanya."
Erik hanya meliriknya, seolah ingin melihat reaksinya. Sedangkan Dewi tersenyum, manis tapi palsu.
Ia bersandar di sisi meja, masih memainkan ujung rambutnya dengan jari, seolah ingin menarik perhatian Erik kembali. Tatapannya menyapu Laras dari kepala hingga kaki, sinis namun terbungkus senyuman manis dan penuh ejekan.
"Oh, Laras... kau datang terlalu cepat. Aku pikir kau sudah pulang untuk menyiapkan makan malam. Jangan sampai ibu mertuamu memarahi dirimu," katanya ringan.
Nada bicaranya seolah ingin menyampaikan: Kami tak terganggu oleh kehadiranmu.
Laras menoleh ke arah Dewi, menatap wanita itu tanpa ekspresi. Namun, senyumannya terbit dengan perlahan.
"Aku harus melakukan tugasku sebagai sekretaris direksi. Dan tentu saja... sebagai istri direktur utama. Urusan makan malam, dapat dilakukan oleh pelayanan." Senyumannya tipis, tapi matanya menusuk.
Erik tak banyak bicara. Ia hanya menunduk sedikit, mengambil map, membukanya, lalu menandatangani satu berkas tanpa membaca.
Dingin. Canggung. Tapi Laras tetap anggun.
"Kalau tidak ada yang perlu aku lakukan lagi, aku permisi."
"Eh, Laras..." Dewi memanggil, suaranya dibuat manja, "Kau tidak keberatan kan kalau aku bekerja agak lembur dengan Erik malam ini? Banyak laporan yang harus dibahas."
Laras menoleh, memandangi Erik. Pria itu pun menatapnya, dengan ekspresi rumit. Dia yakin, Laras pasti tahu apa yang dia lakukan dengan Dewi. Selama ini, Laras selalu marah, berteriak tidak karuan sehingga membuatnya malu tapi kali ini dia lebih tenang. Tidak menunjukkan ekspresi marah.
Sikapnya tidak seperti biasanya. Apakah Laras memang tidak tahu apa yang dia lakukan dengan Dewi, ataukah Laras pura-pura tidak tahu dan tidak mau mencegahnya?
Laras tersenyum. Sekarang hatinya terasa hampa dan dingin. Dia tidak mau marah lagi seperti yang biasanya dia lakukan. Dia sadar, selama ini dia mempermalukan dirinya sendiri.
Mulai sekarang, dia tidak mau peduli lagi dengan apa yang mereka lakukan karena sudah cukup rasa sakit yang dia dapatkan selama ini. Terserah Erik mau dengan siapa, toh cintanya tidak akan pernah dia dapatkan karena semua itu untuk Diana dan para wanita yang menghabiskan waktu dengannya, hanyalah pelarian seperti dirinya.
"Tentu saja tidak, Dewi," jawabannya membuat wajah Erik berubah menjadi dingin dan kelam. Mana sikap manjanya? Mana rengekan yang selalu memintanya untuk pulang?
"Wah, Jadi kau tidak keberatan?" Dewi pun tersenyum. Laras benar-benar wanita bodoh yang mudah ditipu.
"Tidak!" Senyumannya semakin lebar tapi dingin, "Aku percaya kau tahu batasannya. Sebagai pegawai dan sahabat baikku, bukan yang lain."
Sekilas tatapan mereka saling bertemu. Dingin. Menyimpan perang yang belum dimulai.
Laras lalu melangkah pintu, dia akan memberikan waktu bagi mereka untuk kembali bercumbu. Silakan saja, Dewi akan merasakan rasa sakit yang dia rasakan karena dipermainkan oleh Erik.
"Diam di sana, Laras!" Erik akhirnya angkat bicara. Laras berbalik, menatapnya dengan dingin. Erik terkejut dengan ekspresi yang dia tunjukkan.
Entah apa yang terjadi, Laras tidak seperti biasanya. Bahkan ekspresinya itu baru pertama kali dia lihat setelah 2 tahun pernikahan mereka.
"Apa ada yang lainnya, Erik?" Suaranya tak kalah dingin dengan tatapan matanya.
"Tinggal bersama denganku di sini, aku membutuhkanmu!"
"Aku rasa bukan aku yang kau butuhkan!" Kini tatapannya tertuju pada Dewi, "Dia lebih pandai membantumu dibandingkan aku!" Dia kembali melangkah, keluar dari ruangan dan menutup pintu dengan tenang. Tapi di balik ketenangan itu, air mata mulai jatuh.
Dia menghapusnya dengan terburu-buru. Kenapa Erik tidak pernah mencintainya padahal sudah 2 tahun mereka bersama?
Kenapa selalu orang lain yang lebih menarik dibandingkan dirinya?
Erik kembali duduk, tangan mengepal di atas meja. Ada apa dengan wanita itu?
Dewi tersenyum licik, dia akan mengambil apa yang dimiliki oleh Laras dan dia yang akan menjadi nyonya Wijaya setelah ini.
"Erik, ayo kita...,"
"Keluar!" Bentak Erik.
"Hei, apakah kita tidak mau melanjutkannya?" tanyanya dengan tidak tahu malu. Namun, dia mendapatkan tatapan tajam yang tidak menyenangkan dari Erik.
Dewi mengumpat, akhirnya dia memilih keluar tapi itu belum selesai karena dia akan mendapatkan Erik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
lyani
ini kak Reni juli apa Leni juli si? satu org kan? penulis di cover beda jd agak bingung deh
2025-08-15
0
lyani
benar Laras bermainlah cantik.....
emang y mulut manis kawan bs jd bumerang. tg aja dew
2025-08-19
1
🌈Yulianti🌈
akhirnya bisa balik ntooon karena dirimu KK reniii 😄😄☝️
2025-08-18
1